Oleh : Ummu Aqeela
Allah SWT berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (Q.S. Al-Maidah: 3)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah Ta’ala telah menyempurnakan syari’at agama-Nya. Maka cukuplah bagi kita menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman dalam kehidupan. Karena Islam adalah agama yang Kaffah atau Sempurna, Islam Kaffah diartikan Islam yang syamil (meliputi segala sesuatu) dan kamil (sempurna). Sebagai agama yang syamil, Islam menjelaskan semua hal dan mengatur segala perkara: akidah, ibadah, akhlak, makanan, pakaian, muamalah, uqubat (sanksi hukum), dll. Tak ada satu perkara pun yang luput dari pengaturan Islam.
Maka dari itu tidak tepat jika Islam, agama yang diturunkan oleh Allah disandingkan dengan apapun didunia ini. Apalagi disandingkan dengan aturan yang lahir dari karya manusia. Tentu saja umat akan geram dan marah, jika agama yang sempurna ini dianggap sebagai penghalang atau bahkan sebagai musuh. Pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi, bahwa agama adalah musuh terbesar Pancasila haruslah dipertanggung jawabkan, jika tidak ini akan menjadi api pematik kemarahan umat Islam.
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengkritik Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi yang mengatakan musuh terbesar Pancasila adalah agama. Abbas pun mendesak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mencopot Yudian yang baru dilantik pekan lalu itu. Abbas menilai pemikiran dan pemahaman Yudian tentang Pancasila ini bisa mengancam eksistensi negara. Selain itu, ia khawatir pemikiran Yudian tersebut menjadi destruktif terhadap pengakuan agama dalam Pancasila. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah itu mengatakan pemahaman rakyat Indonesia tentang Pancasila akan sulit terwujud karena pimpinan BPIP memiliki cara pandang yang membahayakan. ( CNN Indonesia, 12 Februari 2020 )
Salah satu lagi bukti bahwa saat ini Indonesia sudah mengakar pemahaman sekulerisme. Pemahaman yang memisahkan agama dari kehidupan, bahkan menganggap agama adalah musuh bahkan ancaman bagi mereka. Ensiklopedi Islam mendefinisikan sekularisme sebagai suatu aliran atau sistem doktrin dan praktik yang menolak segala bentuk yang diimani dan diagungkan oleh agama atau keyakinan dan harus terpisah dari masalah kenegaraan (urusan duniawi). Pada zaman ini, agama benar-benar menjadi urusan pribadi tanpa campur tangan negara. Bahkan, negara memusuhi agama dan orang-orang beragama. Para penganut sekulerisme seakan lupa, menganggap agama Allah sebagai musuh sama saja menantang Allah sebagai musuhnya juga.
Islam adalah agama yang sempurna, kesempurnaan islam bisa kita lihat dari pengaturan islam dalam bidang politik, ekonomi dan bahkan sistem pemerintahan yang diterapkan oleh Rasulullah dan para khulafah Rasyidin dan pada masa kekhilafahan-kekhilafahan selanjutnya sampai dengan kekhilafah terakhir di turki yaitu khilafahan dinasti usmani. Adapun sumber-sumber hukum islam adalah Al- Quran, as-Sunnah, ijmak, Qiyas, yang terus digali oleh para mujtahid. Namun totalitas dan kesempurnaan islam tidak akan terlaksana apabila kum muslim tidak mengambil islam secara keseluruahan. Yaitu mengambil islam eabagi sebuah landasan atas segala kehidupan. Bukan hanya mengambil perkara syahadat,sholat, puasa, zakata dan berhaji bagi yang mampu. Kan tetapi juga sebuah keharusan mengambil hukum-hukum islam yang lain seperti, mengharamkan riba dan mengahalalkan jual beli, memberikan hukuman potong tangan bagi pencuri,hukum cambuk pagi penzina, hukum pengelolan pertanian, dll. Hal inilah yang Allah perintahkan dalam Al- Quran yang bararti:
Hai orang –oarang yang beriman, masuklah kalian kedalam islam secar keseluruhan, dan janganlahlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan adalah musuh yang nyata bagi kalian (QTS al-Baqarah {2}:208).
Namun apa yang terjadi hari ini begitu jelas adalah pengingkaran terhadap kesempurnaan islam sebagai agama. Dengan sombong sebagian manusia menerapkan kehidupan sekular ala barat yang memisahkan agama dengan kehidupan . sistem ekonomi yang dijalnkan adalah sistem ekonomi kapitalis, sistem pergaulan adalah pergulan bebas ala barat yang jauh dari nilai-nilai islam. Apalagi ditambah dengan penerapan sistem politik demokrasi yang menapikan humum selain hukum Allah. Hal ini jelas sebuah pengingkaran terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah. Sehingga sebagai seorang muslim adlah sebuah keterpurukan yang mendalam jika terus membiarkan hal ini terjadi. Terlebih ini adalah sebuah kemungkaran yang besar. Maka sudah tepat dan benar, jika memperjuangkan Syari’at Islam untuk ditegakkan kembali adalah keharusan yang hakiki.
Wallahu’alam bishowab.