Oleh: Endah Husna
"Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada odang-orang yang fasik." (QS. At Taubah:24)
Ibnu Katsir mengatakan, "Jika semua hal-hal tadi lebih dicintai daripada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan Allah, maka tunggulah musibah dan malapetaka yang akan menimpa kalian." (Tafsir Alquran Al 'Azhim, 4/124).
Ancaman keras inilah yang menunjukkan bahwa mencintai Allah SWT dan Rasul dari makhluk lainnya adalah wajib. Bahkan tidak boleh seseorang mencintai dirinya hingga melebihi kecintaan pada Allah SWT dan Nabinya.
Namun ditengah derasnya arus Kapitalis-Sekuler sekarang, yakni sebuah aturan yang berasal bukan dari Islam, yang diterapkan oleh Negara ini, meyakini bahwa kehidupan ini harus dipisahkan dari Agama (red:Islam). Dasar dari Kapitalis-Sekuler ini adalah kebebasan. Maka tak heran jika rasanya sulit ingin mencintai Allah SWT dan Rasul saw pada urutan nomer satu, dengan cinta yang seratus persen. Individu yang kian deras dirayu temannnya untuk jauh dari aturan Allah SWT. Lingkungan yang semakin apatis atau acuh terhadap kemaksiatan. Bahkan negara yang kian memfasilitasi kebebasan itu sendiri. Bahkan mempromosikan, mengajak kepada kemaksiatan. Bahkan memberi opini dan pernyataan yang buruk kepada kebenaran.
Cinta itu butuh bukti, cinta bukan hanya klaim semata. Lisan berkata cinta namun enggan sikapnya untuk mengikuti perintah Allah SWT dan Rasul saw. Wajib bagi siapapun dia muslim dan muslimatin untuk mengikuti semua perintah Allah SWT dan Rasul saw tanpa terkecuali. Mulai dari perkara hubungan dia dengan Allah SWT, hubungan dia dengan dirinya sendiri dan hubungan dia dengan orang lain.
Tidak bisa urusan kehidupan ini dipisah dari Agama. Karena Agama Islam bukan sekedar Agama ritual. Islam adalah Aqidah yang melahirkan aturan. Aqidah adalah meyakini adanya Allah sebagai pencipta, pengatur dan penghisab saat hari kiamat. Dari keyakinan ini maka akan muncul dari kesadaran yang cemerlang, bahwa hanya perintah dan larangan Allah SWT sajalah yang wajib di ikuti.
Cinta sejati hanya kepada Ilahi Rabbi. Inilah kalimat yang butuh perjuangan, butuh bukti nyata dan pantas untuk diperjuangkan. Pasti tidak akan rugi dan menyesal.
Yakinlah bahwa kehidupan ini hanya sementara, maka kejarlah yang kekal. Yakni ketaatan kepada Allah SWT. Jadilah pemimpin dan pelopor dalam ketaatan, meski tantangan akan terus menghadang. Karena ladang pahala bagi siapapun dia yang mampu istikomah di jalan kebenaran. Cinta kepada Allah dan Rasul, buktikan sekarang!
Allahu A'lam bishowab.