Cara Islam Mengatasi Epidemi Penyakit Menular



             Oleh:  Sri Mulyati
Mahasiswi dan Member Akademi Menulis Kreatif

Indonesia kembali dibuat cemas. Hal ini  berujung pada aksi penolakan kedatangan Warga  Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Cina yang telah positif terjangkit virus Corona yang kini telah tiba di Batam, pada Ahad (02/02/2020). WNI yang dievakuasi langsung bertolak ke Natuna menaiki pesawat TNI untuk menjalani karantina di Natuna selama dua pekan. (02/02/2020, Detiknews)
Kedatangan mereka menuai protes dari warga Natuna hingga terjadinya pembakaran ban di dekat lokasi observasi tepatnya di Lanud Raden Sadjad. Aksi ini dilakukan untuk mengecam pemerintah atas kedatangan mereka. Menurut keterangan yang di dapat, "Informasinya yang saya terima demikian (membakar ban)". Kata Kabid Humas Polda Kepulauan Riau (Kepri) Kombes Harry Goldenhardt saat diminta konfirmasi, pada hari Ahad (detikNews,02/02/2020).

Adapun, dalam aksi penolakan  ini, masyarakat Natuna bersepakat untuk membuat enam poin tuntutan kepada pemerintah pusat maupun daerah, sebagai berikut:
1. Meminta WNI dari Wuhan dipindahkan ke kapal KRI dengan tujuan agar dapat di observasi di lepas pantai agar tidak menimbulkan keresahan seperti saat ini.
2. Meminta pemerintah pusat maupun daerah kompensasi berupa Jaminan kesehatan di Natuna.
3. Meminta pemerintah mendatangkan dokter dan psikiater ke Natuna.
4. Menteri Kesehatan Wajib berkantor di Natuna.
5. Menuntut Pemerintah Pusat untuk kedepannya  dapat disosialisasikan mengenai kondisi hari ini (Wabah).
6. Masyarakat meminta Pemda menjadi penyambung lidah antara masyarakat dengan pemerintah pusat.

Jika keenam tuntunan ini tidak di kabulkan maka, masyarakat akan membuat mosi tidak percaya kepada Eksekutif maupun Legislatif.
Sesungguhnya, jika pemerintah benar-benar berada bersama rakyat sejak awal dalam menangani kasus ini dengan serius. Maka, keenam tuntutan yang disuarakan oleh masyarakat Natuna benar-benar tidak akan terjadi. Namun, pada faktanya tidak demikian. Keamanan dan kenyamanan yang seharusnya diperoleh oleh masyarakat Natuna (khususnya) adalah tanggung jawab pemerintah daerah maupun pusat. Karena, bangsa dengan jaminan kesehatan fisik maupun psikis adalah aset yang berharga. Akan tetapi, nampaknya pemerintah begitu lamban dalam menangani  Isu Corona ini. Hingga, hal ini pun mengundang reaksi  dari politikus Partai Gerindra, Fadli Zon. "Hingga hari ini (Rabu,20/01/2020)

Misalnya, belum ada satupun kebijakan yang bersifat menentukan terkait persoalan tersebut. Padahal, sudah ada enam negara tetangga kita sudah terpapar kasus Corona, yaitu Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura dan Australia". Ujar Fadli Zon. *(30/01/2020, Republika.co.id)*
Ia menilai pemerintah cenderung lamban dalan menyusun kebijakan mengantisipasi penyebaran virus Corona. Bukan hanya hal ini, pemerintah juga belum memberikan peringatan pejalan bagi WNI yang akan bepergian ke Cina. Peringatannya hanya diberikan khusus bagi mereka yang hendak mengunjungi provinsi Hubei saja terutama kota Wuhan. "Padahal, penyebaran virus Corona ini telah menyebar ke 30 Provinsi dari 31 Provinsi di Cina. Pemerintah seharusnya lebih responsif dan sensitif mengantisipasi berbagai kemungkinan". Tambah Fadli Zon. (30/01/2020).

Dalam urusan logistik pun, baru akan dicarikan solusi 4-5 hari setelahnya. Ironisnya , Menteri Kesehatan Terawan Agung Putranto hanya menghimbau WNI terutama yang di Wuhan, agar tidak stres. Dia menyebut virus Corona bersifat swasirna. Dalam arti pasien yang terjangkit virus Corona bisa sembuh dengan sendirinya bila kondisi tubuhnya cukup baik.
Hal demikian menegaskan kepada kita, bahwa pemerintah secara nyata tidak mengambil tindakan maksimal dalam menuntaskan wabah untuk membebaskan rakyat dari bahaya dan kekhawatiran terkena dampaknya. Pemerintah seharusnya mengisolasi di kapal perang di lepas bukan di daratan. Sebagaimana apa yang disampaikan tuntutan dalam aksi yang telah di sebutkan di atas. Mengulur-ngulur waktu sama dengan mengantarkan rakyat berada di tepi jurang yang sangat mematikan. Hanya tidak ada kemanfaatan yang diraih yang membuat pemerintah tidak bersungguh-sungguh mengatasi masalah dan memberikan perlindungan total kepada rakyat.

Cara Islam mengatasi Epidemi Penyakit Menular
Persoalan wabah, sesungguhnya bukan kali pertama terjadi baik di dunia modern maupun di masa lampau. Semua persolan bisa di kembalikan kepada Islam seluruhnya. Karena Islam merupakan sebuah Ideologi yang dapat menyelesaikan berbagai macam persoalan. Termasuk didalamnya menyelesaikan wabah. Dalam penyelesaiannya, ide karantina merupan ide yang telah direalisasikan pada masa Rasulullah Saw. Ketika itu terjadi wabah penyakit menular yakni kusta. Langkah pertama kali Rasulullah Saw lakukan adalah menerapkan karantina atau mengisolasi terhadap penderita. Keputusan ini dilakukan dengan cepat dan melakukan tindakan antisipatif agar daerah lain tidak terkena. Seperti sabda Rasulullah Saw:
لا تديمو النظر إلا المجذومین
"Janganlah kalian terus menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta". (HR.al-Bukhari).
Selain hal itu, langkah selanjutnya yang Rasulullah Saw lakukan adalah membuat tembok yang tinggi di daerah yang terkena wabah. Agar penyebaran wabah tidak sampai kedaerah lain. Dan memperingatkan dengan tegas jika seseorang yang terkena wabah didaerah tertentu untuk tidak meninggalkan tempat dimana ia terkena wabah. Rasulullaah Saw bersabda:
إذ سمعتم باالطاعون بأرض فلا تدخلوها
و إذ وقع بأرض و انتم بها فلا تحر جوا منها
"Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu". (HR. al-Bukhari).
Demikianlah cara Islam dalam mengatasi epidemi penyakit yang menular ini. Hal praktis yang bisa menerapkan kebijakan adalah negara. Negara sebagai pijakan tertinggi yang memiliki kewenangan dapat mengambil langkah tersebut.

Wallahu  a´lam bishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak