Bullying Vs Kasih Sayang



Oleh : Yanti Latifa

Bullying yang berasal dari bahasa Inggris bermakna tentang kekerasan atau  intimidasi kepada orang lain dan bersifat melukai. Tindakan kekerasan ini bisa meliputi melalui ucapan berupa ancaman atau berupa fisik berupa kekerasan. Tindakan bullying masih kerap terjadi entah itu di area sekolah, lingkungan, bahkan tempat kerja.

Dan menurut data dari kompas.com, (08/02/2020) ada beberapa kasus bullying yang terjadi di Indonesia dan di dominasi terjadi di area sekolah, diantaranya :

1. Patah tulang
Siswa salah satu Sekolah Menengah  Atas (SMA) di Pekanbaru, Riau, berinisial FA mengalami patah tulang hidung.

Menurut pengakuan korban, ia di-bully oleh teman-temannya di sekolah. Bahkan paman korban, mengatakan jika FA bukan hanya di-bully, namun diancam dan diperas.

2. Depresi berat
Seorang siswa SD Negeri di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan berinisial RS mengalami depresi berat usai diduga menjadi korban perundungan oleh teman-temannya.

Menurut sang ibu, RS mulai di-bully, ketika RS bermain sepak bola. Lalu bola yang ditendang itu mengenai jam dinding hingga jatuh ke lantai.

Semenjak itu, perilaku RS berubah, suka mengurung diri dan takut untuk pergi ke sekolah. Dan demi kesembuhan sang anak kedua orangtua RS memeriksakan kondisi psikis RS dan dokter syaraf maupun psikiater mengatakan jika RS depresi.

3. Jari diamputasi
MS (13), seorang siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 16 Kota Malang, Jawa Timur, diduga menjadi korban bully oleh sejumlah temannya.

Bahkan, dua ruas jari tengah MS terpaksa diamputasi akibat tindakan teman-temannya.

Dari ketiga contoh bullying itu, setiap pelaku mengatakan alasan jika tindakan itu hanya gurauan semata. Padahal, dalam Islam di jelaskan bercanda yang akan mendorong kita melukai orang lain itu di larang bahkan  bertolak belakang dengan ajaran Islam. Salah satu ayat Al-Qur'an yang menjelaskan untuk tidak menzalimi orang lain terdapat pada surat al-Ahzab ayat 58 yang berbunyi :

"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.”

Dan rata-rata pelaku tindakan bullying bisa diakibatkan karena pelaku memiliki masalah pribadi, pernah menjadi korban bully atau rasa iri pelaku kepada korban.

Dan seperti yang di jelaskan di awal, jenis-jenis bullying bisa berupa lisan seperti mengancam, menghina atau pelecehan verbal. Selain bullying berupa lisan, bullying juga bisa berupa fisik seperti memukul, mendorong atau bahkan menendang. Itu hanya dua contoh kecil tentang jenis bullying. Namun, perlu di ketahui efek bullying itu bisa berakibat dalam jangka panjang atau pendek. Seperti bisa membuat korban bullying itu stres, depresi bahkan ingin mengakhiri hidup.

Dan menurut Vera Itabiliana yang merupakan seorang psikolog salah satu cara mengatasi anak yang sudah menjadi korban bullying "Cukup dengan tidak menanggapi, selalu pahami bahwa tidak semua orang akan suka dengan apa yang kita punya atau yang kita pilih."

Selain itu, Vera juga menambahkan, bahwa korban pembully-an ini perlu support dari orang-orang terdekat untuk membangkitkan rasa percaya dirinya kembali.

Dan sudah sepatutnya kita sadar, jika tindakan bullying itu tidak baik. Dan sikap menghargai dan saling menyayangi sesama manusia adalah sebuah kewajiban sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata'ala yang artinya berbunyi :

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu kebahagiaan akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan dunia, dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai terhadap orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. al-Qasas : 77)

Dengan anjuran untuk saling berkasih sayang yang sifatnya umum dan tidak terikat hari tertentu menganjurkan pemeluknya untuk menyayangi siapa pun, kapan pun dan di mana pun tanpa terikat ras, agama atau kekurangan yang ada pada makhluk ciptaan-Nya.

Semoga dengan tulisan ini kita sadar, jika bergurau yang berpotensi melukai itu dilarang dan belajar untuk saling menyayangi tanpa memandang perbedaan yang ada.

Wallahu a'lam bishshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak