Oleh:Diana Wijayanti, SP
Miris, Kasus bullying kian marak, Kamis, 13 Februari 2020 viral video bullying terhadap siswi kelas VII SMP Muhammadiyah, Desa Tamansari, Kec Butuh, Kab Purworejo, Jawa Tengah. Di video tampak 3 siswa membully siswi berkebutuhan khusus, dengan umpatan, makian dan pukulan.
Sebelumnya, MS (13) seorang siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 16 Kota Malang, Jawa Timur, mengalami luka kembang sekujur tubuhnya dan jari yang hilang rasa nyaris diamputasi, diduga akibat bullying 7 siswa lainnya.
SM (14) siswa SMP HKBP Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, ditemukan tergeletak di lantai kelas pada Rabu (5/2/2020) sekitar pukul 13.00 WIB. Siswa ini tewas saat berduel dengan seorang temennya, hingga ketendang di ulu hatinya, akhirnya tewas di sekolah.
Belum lagi, tewasnya Delis Sulistina (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan mayatnya di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya, diyakini sebagai korban kejahatan, 31 Januari 2020. Dan masih banyak kasus lainnya, menunjukkan tren peningkatan tindak bullying di sekolah yang makin marak dan mengganas, berakibat sangat fatal hingga hilangnya nyawa.
Bullying yang dulunya berupa hinaan dan makian, kini meningkat menjadi tindak kekerasan berupa pukulan, tendangan hingga hilangnya nyawa, menjadi persoalan pelik di dunia pendidikan. Mengingat kejadian perundungan tersebut berada di lingkungan sekolah. Tempat yang harusnya, menjadi wadah perbaikan sikap dan perilaku, meningkatkan kecerdasan dan keterampilan serta membentuk kepribadian Islam berubah menjadi momok yang mengerikan bahkan jadi ajang pembantaian. Nauzubillah min dzalik.
Massifnya kasus ini semestinya menyadarkan kita bahwa persoalan bullying bukan masalah kecil namun persoalan besar yang sangat fatal dampaknya yaitu hilangnya kehormatan dan nyawa manusia. Tentu wabah bullying ini pasti ada akar yang mendasarinya.
Hasil catatan KPAI dalam kurun waktu 9 tahun, dari tahun 2011-2019 ada 37.381 pengaduan. Yang artinya setiap hari ada lebih 11 orang mengadukan bullying ke KPAI itu yang tercatat, yang tak tercatat tentu lebih banyak.
Hampir setengah dari seluruh siswa di Indonesia mengaku pernah mengalami bullying/perundungan. Hasil ini didapat dari Penilaian Siswa Internasional atau OECD's Programme for Internasional Student Assessment (PISA) 2018 (CNN Indonesia.com,5/12/219)
Ini adalah bukti kongkrit kegagalan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam sistem yang diberlakukan saat ini. Mengambil pendapat Surya Paloh beberapa waktu lalu, beliau menyampaikan bahwasanya Sistem yang diberlakukan saat ini adalah Kapitalisme-Sekulerisme.
Paham Sekularisme adalah paham yang mengharuskan pemisahan agama dalam kehidupan. Paham ini mengharamkan agama dipakai dalam menjalani kehidupan. Maka perilaku makin liberal. Sekularisme telah menjadi landasan pendidikan nasional kita hingga membuahkan hasil berupa kerusakan Out put pendidikan. Anak didik tidak diajarkan taat, dan terikat "kaffah" dengan aturan agama, namun dibiarkan bermaksiat. Pergaulan bebas, tawuran, narkoba dan lain-lain menjamur.
Prestasi akademik siswa disekolah, tidak menjadi jaminan kemampuan anak mengatasi persoalan pribadi dan menghadapi lingkungan yang beragam. Emosional dan tindak kekerasan menjadi jalan praktis menyelesaikan persoalan. Maka perlu ditinjau secara serius, mendalam dan mendasar kenapa bullying terjadi. Hukuman bagi pelaku sudah dijatuhkan, program recovery mental telah dilakukan, bahkan ada kegiatan keagamaan dan Sekolah Agama pun kena imbasnya.
Sementara Pihak Kementerian Pendidikan menyatakan belum punya terobosan jitu untuk mencegah dan menghentikan bullying ini. Tentu ini bukan masalah kecil yang sifatnya teknis tapi masalah besar. Diduga kuat sumber masalahnya adalah ideologi yang dijadikan landasan mengatur urusan hidup berbangsa dan bermasyarakat. Ya Ideologi Kapitalisme-Sekulerisme yang diterapkan di negara ini punya andil besar terhadap kerusakan ini.
Maka solusi persoalan ini pun harus sistemik dan ideologis. Satu-satunya ideologi di dunia ini yang terbukti mampu membawa kepada kemaslahatan umat manusia adalah Ideologi Islam. Ideologi ini bersumber dari Allah Swt yang Maha Menciptakan manusia beserta panduan hidup manusia agar selamat dunia dan akhirat. Tentu Syariah Islam harus diterapkan secara Kaffah dalam kehidupan dalam naungan negara Islam yaitu Khilafah Islam. Sistem inilah satu-satunya solusi yang belum diterapkan saat ini.
Maka tidak tepat bila rezim ini sangat membenci Islam dan ajaran Khilafah. Karena Islam adalah solusi seluruh persoalan manusia termasuk masalah bullying yang makin menggila. Islam telah menanamkan akidah sebagai pondasi dalam menjalankan kehidupan. Menyandarkan kehidupan ini semata-mata kepada Allah Swt Dzat yang Maha Menghidupkan, Maha Mengatur dan Maha Kuasa meminta pertanggungjawaban atas perbuatan manusia sesuai dengan aturan Allah Swt ataukah tidak serta membalas amal, dengan surga dan neraka. Akidah dan Syariah inilah yang akan mengontrol secara sistematis SDM, seluruh warga negara Khilafah Islam.
Sistem Pendidikan yang dijalankan negara sangat penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian remaja. Sistem ini harus terintegrasi sejak pendidikan usia Dini hingga perguruan tinggi.
Dimasa Islam menaungi pengaturan urusan warga negara, orang tua akan menanamkan akidah dan Syariah sejak dini. Orang tua akan mengajarkan rasa berkasih sayang dalam rumah, bersama anggota keluarganya. Selain itu juga beribadah, menghafal Al-Qur'an, dengan memperdengarkan dan membacanya. Selain Al Qur'an juga hadis-hadis yang dihafalkan, karena keduanya merupakan sumber hukum Syara' yang wajib diikuti. Dengan begitu anak-anak akan paham dengan pedoman hidupnya sejak dini.
Usia masuk sekolah Dasar anak-anak akan diajarkan seluruh hukum yang wajib dipahami sehingga ketika baligh seluruh hukum sudah mampu dilaksanakan baik perintah maupun meninggalkan larangan Allah Swt. Sistem Pendidikan Islam tidak hanya mengejar materi dan menjadi pekerja, namun mencetak generasi unggul di bidang agama sekaligus menguasai sains dan teknologi, sebagai mercusuar dunia. Maka wajar bila di usia baligh kepribadian anak sudah terbentuk sempurna, tinggal disempurnakan dengan amalan Sunah. Bahkan mereka sudah mampu memberikan fatwa hukum ketika ada persoalan. Sebagai mana imam Syafi'i Rahimakumullah.
Produktivitas remaja di era Kekhilafaan Islam sangat luar biasa, banyak karya ilmiah yang mereka hasilkan diusia muda bahkan jihad, hingga menaklukkan wilayah pun mereka buktikan. Contoh Muhammad Al Fatih, pada usia yang sangat muda mampu menaklukkan Ibu Kota Romawi Timur, Konstantinopel pada usia 21 tahun.
Ini semua adalah dampak kondusivitas kehidupan masyarakat Islam. Karya anak muda begitu marak demi kemaslahatan umat, bukan sebaliknya menjadi sumber Masalah dengan banyaknya bullying, dan kasur kenakalan remaja yang sangat memprihatinkan. Peran, keluarga, Masyarakat dan negara yang begitu luar biasa dalam naungan khilafah islam terbukti telah membentuk karakter dan kepribadian yang sangat baik di tengah umat manusia. Maka wajar umat Islam saat itu diberi gelar sebagai umat terbaik "Khairu Ummah"
Kondisi SDM yang berkualitas dengan karakter mulia ini berhasil dipertahankan oleh kaum muslimin dalam kurun waktu berabad-abad lamanya, hingga akhirnya Khilafah runtuh dan digantikan dengan Sistem rusak Kapitalisme-Sekulerisme.
Kebijakan dalam mengatur media yang beredar di masyarakat pun tak luput jadi perhatian negara, karena negara adalah perisai yang wajib menjaga warganya dari kerusakan perilaku yang dicontohkan umat diluar Negara Islam. Negara akankah melarang media yang menayangkan tontonan sampah, pornoaksi, pornografi, kekerasan dan kejahatan. Media didominasi dengan perilaku positif yang dicontohkan oleh generasi sebelumnya yang sangat luar biasa, bukan tontonan film fiktif penuh khayalan.
Oleh karena itu, menghentikan bullying remaja tidak akan cukup hanya diajarkan pelajaran agama dua jam pelajaran per semester dan nasihat saja. Butuh perhatian semua pihak terutama negara dalam mendukung kreativitas dan ketaatan remaja. Hanya dengan itu kemaksiatan remaja akan berhenti, dialihkan pada ketaatan dan produktivitas mereka. Inilah urgensinya Khilafah Islam saat ini.
Wallahu a'lam bishshawab