Oleh : Lilik Yani
Anakku, tiada yang kekal di dunia ini kecuali Allah swt. Semua yang di langit dan di bumi beserta isinya, termasuk manusia, seluruhnya akan binasa dan kembali kepada Allah sang pencipta (al kholiq).
Orang-orang kapitalis, mereka berlomba- lomba untuk mengumpulkan harta dan menimbunnya dengan harapan anak cucunya bisa hidup sejahtera.
Mereka tidak mempedulikan halal haram dalam pencarian harta. Korupsi, suap, penindasan orang-orang lemah, bukan menjadi sesuatu yang penting untuk diperhatikan. Karena bagi mereka, yang penting dapat uang banyak, harta berlimpah untuk persiapan hari tua bersama keluarganya.
Mereka lupa, kalau semua aktivitas yang dilakukan itu dicatat oleh malaikat atas perintah Allah.
" Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat, tercatat dalam buku-buku catatan. Dan segala sesuatu yang kecil maupun yang besar semuanya tertulis." (TQS Al Qomar : 53-53).
Mereka tidak menghiraukan, bahwa semua yang dilakukan akan dimintai pertanggungjawaban. " Setiap orang bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukannya. " (TQS Al Muddassir : 38).
Mereka lupa, ada hari esok (akherat) yang panjang dan lama sekali. Yang satu harinya di akherat seperti 1000 tahun di dunia.
Untuk dunia yang fana saja, mereka berjuang mati-matian, bekerja sekuat tenaga untuk mempersiapkan bekal hari tua. Bagaimana dengan hari esok atau akherat, bekal apa yang sudah dipersiapkannya?
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. (TQS Al Hasyr : 18).
Anakku, begitu jelas peringatan Allah kepada kita, agar kita menyiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan akherat.
Untuk bepergian yang tidak jauh dan hanya beberapa hari saja, kita begitu heboh menyiapkan perbekalan yang akan kita bawa selama perjalanan dan setelah sampai tujuan. Apalagi ini untuk perjalanan yang jauh dan sangat lama di akherat.
Bukankah seharusnya kita menyiapkan bekal lebih banyak dan lengkap? Agar kita merasa nyaman dalam perjalanan dan selama disana.
Bekal itu berupa amal sholeh yang akan setia menemani kita. " Setelah kematian datang, maka terputus semua amal anak Adam, kecuali :
-anak sholeh yang selalu mendoakan orangtuanya
-ilmu yang bermanfaat
-amal jariyah yang terus mengalir pahalanya. "
Maka dari itu anakku, kita fokus dengan kehidupan yang sesungguhnya. Kita jadikan dunia yang fana ini sebagai ladang untuk menyemai benih-benih amal kebaikan untuk bisa kita petik saat di akherat nanti.
Anakku sayang, mumpung masih ada waktu, mari kita jadikan setiap detik yang tersisa dengan muhasabah diri. Seberapa banyak amal kebaikan yang sudah kita perbuat dan masih ada berapa banyak amal yang kita lalai mengerjakannya atau bahkan kita pernah berbuat sesuatu yang dilarang Allah. Astaghfirullahal adziim.
Anakku, mari kita bersegera untuk memohon ampunan kepada Allah atas semua dosa dan kekhilafan yang pernah kita perbuat sambil terus berbenah dan memperbaiki diri.
Jangan lupa memperhatikan keluarga dan saudara-saudara muslim lain untuk kita ajak bersama-sama menuju jalan yang diridloi Allah dengan menjalankan semua syariat-Nya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sebagai bentuk cinta kita kepada sesama muslim, untuk berlomba-lomba mempersiapkan bekal menghadapi hari esok (akherat).
In syaa Allah.
Wallahu a'lam bisshawab