Oleh : Lilik Yani
Waktu adalah karunia Allah yang sangat berharga. Hingga Allah berkali-kali bersumpah atas nama waktu. Seperti demi waktu dhuha, demi waktu malam. Bahkan demi waktu itu sendiri, wal ashr (demi masa/waktu).
Waktu adalah ciptaan Allah yang senantiasa tunduk , patuh dan berserah diri kepada Penciptanya. Waktu akan terus berputar, siang dan malam terus bergantian hingga suatu saat, hanya Allah yang bisa menghentikannya.
Waktu yang begitu agung, tapi banyak manusia yang melalaikannya. Mereka sering membiarkan waktu berjalan sendirian tanpa diisi dengan amal yang baik.
Sebagaimana hadis Rasulullah saw : “Dua nikmat Allah yang kebanyakan manusia tertipu darinya yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR Bukhari).
Anakku, kita sering merasakan, waktu berjalan begitu cepat. Tiba-tiba sudah siang, padahal belum menjalankan sholat dhuha. Tiba-tiba sudah malam, padahal masih banyak agenda harian yang belum kita selesaikan. Tiba-tiba sudah hari Jum'at, waktunya majelis taklim dan membaca Al Kahfi. Tiba-tiba sudah akhir bulan, sementara Al Qur’an tidak beranjak dari juz 10. Padahal inginnya bisa khatam Al Qur’an setiap bulan. Tiba-tiba sudah akhir tahun, sementara agenda kerja banyak yang masih terbengkalai.
Itu semua masih urusan kerja dan ibadah. Jika Allah masih memberi tambahan waktu (umur), kita masih bisa memperbaiki diri. Bagaimana, kalau tiba-tiba mati? Jatah waktu kita menapaki dunia ini habis? Apa yang bisa kita lakukan? Semoga bisa jadi renungan diri.
Anakku, belajar dari setiap kejadian itu, mumpung kita masih diberi kesempatan oleh Allah. Masih diberi tambahan waktu, maka kesempatan ini harus kita pergunakan dengan sebaik-baiknya.
Sebagai umat muslim, kita mempunyai banyak kewajiban yang harus ditunaikan. Baik itu kewajiban kepada Allah yang berupa ibadah mahdhoh. Kewajiban pada diri sendiri, juga kewajiban kepada orang lain. Semua menuntut kita untuk bisa dilakukan dengan sebaik mungkin.
Padahal waktu yang diberikan pada kita sama, yaitu 24 jam dalam sehari. Apakah itu Presiden yang super sibuk, guru, dokter, ustadz, mahasiswa, pelajar, bahkan anak TK. Waktu yang dimiliki sama yaitu 24 jam sehari.
Ada orang yang bisa menghasilkan banyak karya dan amal sholeh, sehingga bermanfaat untuk umat. Sebaliknya ada orang yang hanya berfoya-foya membiarkan waktunya terlewat sia-sia tanpa ada manfaat dan amal sholeh. Padahal sama-sama mempunyai waktu 24 jam per hari.
Anakku sayang, itulah mengapa, begitu pentingnya manajemen waktu bagi setiap manusia terutama seorang muslim. Agar bisa menunaikan kewajiban-kewajibannya dengan optimal. Caranya bisa dengan membuat rencana harian, rencana mingguan, rencana bulanan bahkan rencana tahunan. Kita tulis dengan rapi, agenda-agenda apa yang akan kita kerjakan hari itu. Supaya setiap waktu yang kita miliki effektif.
“Maka apabila kalian telah selesai dari suatu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain “. (QS Al Insyiroh : 7)
Dengan manajemen waktu, maka waktu kita tidak terbuang percuma karena bingung mau mengerjakan apa setelah ini. Dengan adanya rencana harian yang kita buat, maka kita tinggal menjalankan program-program yang sudah kita rencanakan. Sambil berdoa kepada Allah, agar diberi kemudahan menyelesaikan semua agenda dengan maksimal.
Anakku, jika terjadi benturan agenda, misalnya dalam jam yang sama ada 2 atau 3 kegiatan yang bersamaan. Maka kita bisa malakukan berdasarkan skala prioritas, mana yang hukumnya wajib untuk dilakukan lebih dulu, baru yang sunnah kemudian yang mubah. Jika sama-sama hukumnya wajib, maka kita memilih mana yang urgen untuk didahukukan.
Yang perlu dipahami di sini, waktu itu juga berarti umur. Waktu yang sudah lewat tidak bisa diulang lagi. Maka akan rugi besar jika waktu kita terlewat tanpa diiringi dengan amal sholeh yang jadi bekal kita untuk menghadapi kehidupan akherat kelak.
Duhai anakku, waktu yang sudah lewat , berarti umur kita berkurang. Jatah hidup kita di dunia untuk bisa menambah bekal, semakin berkurang. Kalau sudah tahu begitu, masihkan hidup tanpa program? Masihkah mau hidup tanpa manajemen waktu yang benar?
Karena jika ajal telah tiba, maka sudah hilang kesempatan untuk beramal sholeh. Yang tersisa hanyalah penyesalan. Kalau sudah begitu, yang diinginkan adalah bisa kembali ke dunia untuk berbuat baik, tetapi hal itu sudah tidak mungkin lagi.
“ Ya Tuhan kami, berilah kami kesempatan untuk kembali ke dunia, walaupun hanya sebentar. Niscaya kami akan memenuhi seruan Engkau dan mengikuti Rasul. (QS Ibrahim : 44).
“Ya Tuhan kami, keluarkan kami dari neraka. Niscaya kami akan mengerjakan kebajikan yang berlainan dengan yang kami kerjakan dahulu. Kemudian dikatakan pada mereka, bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berfikir, bagi orang yang mau berfikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan”. (QS Al Fathir : 37)
Anakku sayang, tentunya kita tidak mau mengalami sebagaimana orang-orang yang menyesal seperti itu. Mengabaikan waktu, sehingga semua agenda terbengkalai, kemudian tiba-tiba jatah hidup di dunia dihentikan oleh Allah.
Makanya, Nak, sungguh sangat penting bagi kita untuk bisa memanage waktu dengan benar agar semua agenda terlaksanakan dengan baik dan semua kewajiban tertunaikan dengan optimal. Dengan tetap bersandar kepada Allah agar kita diberi kemudahan untuk menjalankan semua amanah dan kewajiban, sehingga hasil yang akan didapat berkah.
In syaa Allah.