Agama Dianggap Musuh Pancasila, Sesat Pikir!



Oleh Yanti Nurhayati, S.IP. 
(Komunitas Muslimah Peduli Umat)

Allah SWT menciptakan manusia sebagai mahluk yang mulia dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya, Allah SWT memberikan potensi kehidupan kepada diri manusia yaitu berupa Hajatul Udhowiyah (kebutuhan jasmani) beserta dengan naluri-nalurinya atau yang disebut juga dengan gharizah, naluri-naluri/gharizah tersebut terdiri dari :

Pertama, naluri atau gharizah al baqa' adalah pola reaksi kemanusiaan terhadap rangsangan untuk mempertahankan diri dari sesuatu, seperti keinginan untuk mempertahankan atas rasa aman sehingga perlu mengupayakan sebuah kepemilikan tertentu misal rumah, kendaraan melalui cara kerja untuk mendapatkan harta dan sebagainya. Kedua, naluri kasih sayang, gharizah an nau', yaitu reaksi kemanusiaan untuk mencintai dan menanggapi rangsangan jiwa lembut dalam merespon rasa kasih sayang seperti mencintai orang lain, keindahan, kepedulian dan sebagainya. Ketiga, naluri beragama, gharizah tadayyun. Yaitu reaksi kemanusiaan untuk mengagungkan sesuatu yang melampaui dari dirinya dan alam semesta, pengagungan yang mengarahkan diri seseorang untuk menquduskan (taqdis) dan penghambaan.

Agama hadir sebagai serangkaian aturan untuk memenuhi berbagai kebutuhan pemenuhan berbagai naluri itu. Agama yang benar pasti mampu memberikan jawaban yang menenangkan hati dan memuaskan pikiran.

Sungguh mengecewakan ketika ada pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi yang menyebut agama merupakan musuh Pancasila.

Kepala BPIP Yudian Wahyudi kepada tim Blak-blakan detikcom, mengatakan ada kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

"Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan," kata Yudian.

Disamping pernyataan Kepala BPIP diatas, ada terdapat juga pernyataan Wapres yang menegaskan bahwa khatib harus bersertifikat dan memiliki komitmen kebangsaan karena posisinya sebagai penceramah akan berpengaruh pada cara berpikir, bersikap, dan bertindak dari umat Islam. Para khatib di setiap ibadah shalat Jumat harus memuat nilai-nilai Pancasila dan prinsip NKRI.

Benarkah agama itu adalah musuhnya Pancasila? Pernyataan Kepala BPIP dan Wapres, jelas memperlihatkan bahwa kehidupan dinegeri ini sudah sangat jauh dari aturan agama, seolah-olah agama itu adalah sebagai musuh yang suatu saat bisa menghancurkan bangsa, sementara dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman:

وَا عْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ وَا ذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَ لَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَ صْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖۤ اِخْوَا نًا ۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّا رِ فَاَ نْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 103)

Ayat tersebut diatas memperjelas bahwa hanya dengan berpegang pada tali agama manusia akan selamat. Allah SWT menurunkan agama Islam sebagai agama penyempurna dari agama-agama sebelumnya, dan Al Qur'an serta As Sunnah dijadikan sebagai pedoman aturan dalam kehidupan. Ketika suatu negeri dengan penduduknya yang beragama dan memiliki didalamnya nilai-nilai ketaqwaan, maka akan membangun kesejahteraan negeri tersebut.

Allah SWT berfirman:

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِ سْلَا مُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ فَاِ نَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَا بِ

"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 19)

Kegemilangan negeri Islam yang telah menorehkan sejarah kemajuan dalam peradabannya, sudah sepatutnya untuk dijadikan sebagai cerminan umat manusia untuk kembali berpegang kepada ideologi Islam yang akan membawa manusia pada nilai-nilai ketaqwaan dan kesejahteraan dalam meraih kebahagiaan kehidupan dunia akhirat.
Wallohu'alam bishowab...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak