Oleh : Yanti Latifa
Member Akademi Menulis Kreatif
Ketika kita mempunyai ilmu, hendaklah kita membagikannya kepada yang lain. Karena kelak di akhirat ilmu yang tidak kau amalkan akan meminta pertanggungjawaban. Namun, dalam menyampaikan ilmu dan nasihat itu pun perlu adabnya.
Mungkin, kalimat 'Merangkul tanpa memukul' itu memang benar adanya, menyampaikan kebaikan itu harus dengan kelemahlembutan. Jangan sampai nasihat atau ilmu yang kita sampaikan justru melukai hati orang lain.
Adab yang baik dalam menyampaikan nasihat atau ilmu :
1. Menasihati dengan kata-kata yang baik.
Maksud menggunakan kalimat baik adalah menasihati dengan kalimat yang penuh dengan kelembutan. Jangan sampai kalimat yang kita ucapkan justru membuat dia tersakiti. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata'ala
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
"Hendaknya kalian berdua ucapkan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan ia akan ingat atau takut kepada Allah" (QS. Thaha : 44)
Harus kita ketahui kalimat cacian tidak akan Allah ridai karena kalimat cacian bukan identitas sebagai muslim. Jika kita memberikan nasihat dengan cacian sesungguhnya itu bukan nasihat namun pengumpat yang justru akan melukai orang yang kita nasihati.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam :
ليسَ المؤمنُ بالطَّعَّانِ ولا اللَّعَّانِ ولا الفاحِشِ ولا البذَيُّ
"Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, suka bicara kotor dan suka berbicara jorok." (HR. Tirmidzi)
2. Menasihati tanpa suudzon.
Ketika kita ingin menasihati seseorang hendaklah kita jauhkan prasangka buruk, bukankah Allah pun tidak suka kepada yang berprasangka buruk? Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata'ala
اِجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
"Jauhilah kalian dari berbagai persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa." (QS. al-hujurat : 12)
Dan bisa saja apa yang kita lihat itu tidak sesuai apa yang terjadi. Seperti yang pernah di ungkapkan oleh Ustadz Abdul Somad 'mata itu bisa menipu, sama hal nya seperti kita melihat kayu di dalam air terlihat patah dan bengkok namun ketika kita mengambilnya lurus'. Kurang lebih begitu. Jadi, sebaiknya meneliti ulang informasi juga perlu atau kita sebut dengan Tabayyun.
3. Jangan memaksa nasihat untuk diterima.
Ketika kita menasihati seseorang, jangan bersikap egois dan memaksa orang tersebut untuk menerima nasihat kita. Karena manusia punya cara pandang yang berbeda. Jika nasihat kita diterima itulah yang kita harapkan. Namun jika tidak diterima berlapang dada dan jangan timbul perasaan dendam. Sesungguhnya nasihat yang sudah di sampaikan akan tetap mendapatkan ganjarannya. Walaupun tidak diterima.
4. Tidak menasihati di depan umum.
Ketika kita akan menasihati seseorang hendaklah kita lakukan secara pribadi. Jika kita menasihati dia di depan umum itu justru akan melukai hatinya. Dan kemungkinan dia tidak akan mendengar nasihat kita.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam
من أراد أن ينصح لسلطان بأمر فلا يبد له علانية، ولكن ليأخذ بيده فيخلو به، فإن قبل منه فذاك،وإلا كان قد أدى الذي عليه
"Barang siapa ingin menasihati penguasa dengan suatu hal, maka jangan tampakkan nasihat tersebut secara terang-terangan. Namun ambilah tangannya, dan bicara empat mata dengannya. Jika nasihat diterima itulah yang diharapkan. Jika tidak, kau telah menunaikan apa yang dituntut darimu." (HR. Ahmad)
Mungkin, hanya itu beberapa adab yang perlu kita ingat dan semoga bisa diamalkan. Serta, semoga ada manfaat yang dapat diambil.
Wallahu a'lam bishshawab.