Oleh : Santi
TB Hasanuddin/Net
Merebaknya wabah virus Virus corona 2019-nCoV membuat sejumlah negara was was. Apalagi, virus yang disebut mirip sindrom pernapasan akut berat (SARS) itu telah menjangkit 7722 orang dan menyebar di 15 negara. Termasuk, negara tetangga Indonesia seperti Singapura, Malaysia, dan Australia.
Politisi PDI Perjuangan TB Hasanuddin menyerukan agar pemerintah untuk sementara menutup masuknya warga negara asing asal China. Hal ini dilakukan agar penyebaran virus corona tidak masuk ke Indonesia.
"Demi keselamatan warga, sebaiknya pemerintah untuk sementara menutup masuknya warga negara asing asal China, sampai situasi memungkinkan," kata anggota Komisi I DPR itu di Bandung, Minggu (26/1).
Kang Hasan juga mengimbau agar warga negara Indonesia yang berada di Wuhan China, tempat awal ditemukannya virus China untuk tidak panik.
Dari data yang dihimpun, sebanyak 93 warga negara Indonesia berada di Wuhan dan mayoritas adalah mahasiswa.
KBRI Beijing mencatat 428 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei dan 200 di antaranya di Wuhan. Namun sebagian besar sudah pulang ke tanah air untuk mengisi liburan musim dingin yang bertepatan dengan masa libur Tahun Baru Imlek dan libur semester.
"Pemerintah juga harus terus secara masif memantau keberadaan WNI yang masih tertahan di China. Kabar yang saya terima sejauh ini kondisi WNI di Wuhan baik dan sehat," kata purnawirawan TNI berpangkat mayjen ini.
Informasi yang dihimpun, virus corona baru atau 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) ini berasal dari sebuah pasar hewan di kota Wuhan, di mana hewan-hewan eksotik dan daging hewan liar diperdagangkan. Virus ini juga disebut sebagai virus corona Wuhan.
Kasus pertama virus ini muncul pada Desember 2019 lalu dan semakin menyebar luas hingga kini. Virus corona baru asal Wuhan ini dinyatakan bisa menular dari manusia ke manusia. Diketahui bahwa virus corona pada umumnya hanya menyebar antar hewan atau dari hewan ke manusia.
Demikianlah di Wuhan sendiri virus corona ini ditangani dengan maksimal namun telah menyebar begitu luas dalam waktu singkat. Sedangkan pada sebagian masyarakat Indonesia yang kurang paham masih adem ayem. Menganggap virus ini layaknya virus flu biasa yang hanya menyerang orang- orang yang benar-benar lemah fisiknya. Dan pemerintahpun punya kebijakan yang sedikit miring.
Kita tidak melakukan retriksi, pembatasan perjalanan orang, karena bisnis bisa merugi, ekonomi bisa berhenti. Kata kepala kantor kesehatan pelabuhan (kkp) kelas 1 Bandara soekarno - Hanya, dr Anas Ma'ruf di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan.
Ketika semua negara waspada dan lakukan tindakan pencegahan corona virus, pemerintah Indonesia tidak segera mengambil tindakan pencegahan total dengan kebijakan travel warning atau larangan masuknya turis china. Pernyataan pejabat bahwa tidak ada pembatasan masuk dan keluarnya wisatawan china karena bisa merugikan bisnis menunjukkan bagaimana prioritas negara. Menunjukkan bahwa pemerintah lebih memikirkan untung rugi bisnis dibanding perlindungan total terhadap rakyat.
Terkesan rakyat itu adalah orang asing yang bukan merupakan tanggung jawab Beliau- Beliau. Ini terasa aneh dan sangat bertentangan dengan sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa Imam /Khalifah yang pastinya adalah seorang pemimpin dan penguasa bagi rakyatnya adalah laksana perisai. Jadi tugas penguasa itu adalah melindungi rakyat. Bukan hanya memikirkan berjalannya ekonomi saja. Apalah artinya perekonomian tetap jalan tapi keselamatan rakyat terancam tertular virus yang belum ditemukan obatnya.
Dalam kitab Sohih al bukhari juga disebutkan bahwa jika suatu wilayah terjadi wabah maka penduduk di wilayah tersebut diperintahkan untuk tidak keluar dan bagi pendatang janganlah masuk ke wilayah tersebut.
Ini membuktikan bahwa pemerintahan yang dalam pengambilan kebijakan hanya berdasarkan nafsu manusia dan tidak berdasarkan pada sumber yang shohih, hasilnya adalah kebijakan yang tidak tepat, bahkan bisa menjerumuskan rakyat. Salah satunya adalah seperti di atas. Dan hanya satu sumber yang bisa memanusiakan manusia dan menempatkan posisi pemimpin sesuai dengan tempatnya, yaitu kitab Allah. Tentu saja didampingi dengan sunah Rasulullah dan ijmak sahabat sebagai penjabarannya. sumber shohih inilah satu - satunya sumber yang paling sesuai dijadikan rujukan dalam mengambil kebijakan.
Jadi sudah selayaknya bagi seluruh muslim meyakini untuk selalu berdasarkan sumber ini bukan yang lain.