Oleh : Nur Hikmah
(Pembina Kajian Remaja Cerdas)
Beberapa hari ini, dunia digemparkan dengan virus corona, yang sampai saat ini banyak merenggut jiwa. Sebenarnya apa dan dari mana virus ini berasal?
Nama virus corona diambil dari bentuknya yang menyerupai mahkota (corona) ketika dilihat di bawah mikroskop.Virus ini dideteksi pertama kali muncul di Wuhan, salah satu kota di China.
Otoritas Tiongkok dan World Health Organization (WHO) mengonfirmasi bahwa penyebab dari wabah ini adalah salah satu jenis coronavirus.
Koronavirus adalah virus dari familia Coronaviridae yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia). Koronavirus diklasifikasikan menjadi tiga golongan utama, golongan 1 dan 2 menginfeksi mamalia, mulai dari kelelawar hingga manusia, sedangkan golongan 3 hanya ditemukan pada spesies avian (burung). Infeksi virus ini dapat menimbulkan gejala penyakit yang bervariasi, mulai dari hampir tidak timbul gejala apapun hingga gejala yang fatal dan cepat. Infeksi koronavirus dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti bronkitis, ensefalitis, gastroenteritis, dan hepatitis. (Wikipedia)
Dilansir di Republika.co.id, jumlah kematian akibat virus corona di China terus meningkat. Hingga kini, sebanyak 56 orang tercatat telah meninggal.
Hal tersebut dilaporkan China Central Televison (CCTV) dan dilansir Reuters pada Ahad (26/1). Saat ini jumlah warga China yang terinfeksi virus corona mencapai 1.975 orang.
Presiden China Xi Jinping menyatakan bahwa negaranya dalam kondisi genting. Pada Sabtu (25/1), Xi mengadakan pertemuan politbiro guna membahas langkah-langkah penanganan wabah.
Virus corona baru atau dikenal dengan istilah Novel 201 coronavirus (2019 n-Cov) mula terdeteksi di Kota Wuhan pada Desember 2019. Sejumlah warga di sana tiba-tiba menderita penyakit pneumonia misterius.
Gaya hidup di China yang liberal, penyebab utama virus ini. Kebebasan yang keblabasan dalam masalah makanan mengkonfirmasi wabah virus ini. Bebas memakan apa saja. Karena itu di dalam Islam urusan makanan pun juga di atur. Mewajibkan umatnya memakan makanan yang halalan thoyyibah.
وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ
"Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya.” (QS.Al -Maidah: 88)
Karena itu miris ketika negeri ini sangat mengistimewakan negara sat ini. Tidakkah takut jika rakyatnya juga terpapar gaya hidup liberal yang sampai mengakibatkan mewabahnya virus corona ini?
Bahkan ketika semua negara waspada dan melakukan tindakan pencegahan terhadap penyebaran Corona. Pemerintah Indonesia tidak segera mengambil tindakan pencegahan total dengan kebijakan travel warning atau larangan masuknya turis Cina.
Mewabahnya virus corona di China tidak membuat Pemerintah Indonesia membatasi warga negara Indonesia melakukan perjalanan ke negeri panda tersebut. Hingga Kamis (23/1/2020), Kementerian Kesehatan tidak akan menutup akses atau melakukan pembatasan perjalanan dari dan ke Daratan China melalui jalur udara, laut dan darat.
Sebagai gantinya, Kementerian Kesehatan hanya mengeluarkan anjuran perjalanan (travel advisory) guna meminimalisir dampak pandemi tersebut. Kepala Kantor Kesehatab Pelabuhan kelas 1, Bandara Soekarno Hatta mengatakan bahwa mereka tidak melakukan restriksi, pembatasan perjalanan orang, karena bisnis bisa merugi, ekonomi bisa berhenti.
Pernyataan pejabat bahwa tidak ada pembatasan masuk dan keluarnya wisatawan Cina karena bisa merugikan bisnis menujukkan bagaimana prioritas negara. Di mana sama sekali tidak memprioritaskan warganya. Ini juga menunjukkan bahwa pemerintah lebih memikirkan untung rugi bisnis dibanding perlindungan total terhadap rakyat. Begitulah prioritas negara dalam kapitalisme, yang diutamakan adalah untung dan rugi.
Selain itu, pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang menerima 174 turis asal Kunming, China, di Bandara Internasional Minangkabau di Padang. Ini yang disayangkan para netizen.
Berbeda dengan Islam dimana memposisikan negara adalah rain (penanggung jawab) dan junnah (pelindung). Rasulullah SAW bersabda, "Imam [kepala negara] itu laksana penggembala, dan dialah penanggung jawab rakyat yang digembalakannya". Maka saatnya kita mencampakkan sistem kapitalisme dan menerapkan aturan Islam yakni dalam bingkai sistem khilafah.
Tags
Opini
assalamualaikum.
BalasHapus