Uighur Butuh Khilafah



Oleh : Ummu Shofiya



Seolah tiada habisnya penderitaan yang dirasakan oleh kaum muslim di seluruh penjuru dunia saat ini, belum hilang ingatan kita bagaimana penderitaan saudara kita di Rohingya dan Gaza Palestina  kini derita yang sama kembali dirasakan oleh saudara – saudara kita di Uighur yang mendapatkan berbagai kekejaman pemerintah Cina. Etnis minoritas berbahasa Turki telah ditahan di kamp-kamp dimana mereka mendapat 'pendidikan ulang' dan menjadi sasaran indoktrinasi politik, termasuk dipaksa belajar bahasa yang berbeda dan melepaskan keyakinan mereka.

Namun, negeri – negeri muslim yang ada seakan menutup mata untuk tidak peduli dengan apa yang terjadi terhadap saudara – saudara muslim tersebut. Walaupun secara individu dan kelompok ada beberapa yang menyuarakan untuk menolong mereka secara materi ataupun hanya sebatas doa. Sedangkan secara politik kebanyakan Negeri – negeri muslim tidak peduli dengan apa yang dirasakan oleh kaum muslim di Uighur, bahkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar menyatakan untuk tidak ikut campur dengan urusan dalam negeri negara lain termasuk negara Cina, hal ini seperti apa yang telah diungkapkan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyatakan pemerintah Indonesia tak ikut campur urusan dalam negeri Cina terkait masalah Muslim Uighur, di Xinjiang. Moeldoko menyebut masing-masing negara punya cara mengatur urusan dalam negerinya. “Jadi pemerintah RI tidak ikut campur dalam urusan negara Cina mengatur dalam negeri. Itu prinsip-prinsip dalam standar hubungan internasional,” katanya di Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta,(CNN Indonesia, 23/12/2018/9)

Meskipun Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB hingga tahun depan, tetap saja tak punya gigi bahkan nyali. Begitu pula Mesir, Arab Saudi, Turki, atau Malaysia yang turut mengamankan kepentingan-kepentingan negeri kufur Cina yang  secara ekonomi mereka juga tergantung dengan Cina. Hal ini dikarenakan investasi Cina di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara dari 2005 hingga tahun 2018 telah berjumlah AU$144,8 miliar. Sementara di Malaysia dan Indonesia, jumlahnya AU$121,6 miliar dibandingkan periode yang sama, menurut lembaga think tank American Enterprise Institute. (Tempo.co)

Sungguh inilah kenyataanya yang terjadi saat umat tidak dalam lindungan Pemimpin yang bertakwa kepada Allah, saat negeri – negeri muslim tidak menerapkan hukum – hukum Islam secara sempurna. Dan sangat jauh berbeda saat Islam diterapkan secara sempurna dalam institusi Daulah maka umat betul-betul bagaikan satu tubuh dan saling bersaudara. Satu sama lain menjadi pengukuh dan penolong lahir dan batin sesamanya. Hingga umat dan negaranya betul-betul mampu tampil sebagai adidaya yang ditakuti musuh-musuhnya. Mampu memimpin peradaban dunia. Bahkan mampu menyatukan berbagai ras dan bangsa, menebar rahmat ke seluruh alam. Hingga tidak hanya manusia, bahkan makhluk lainnya pun terjaga fitrah penciptaan dan kemuliaannya. Begitu pun tak hanya muslim, bahkan nonmuslim di berbagai penjuru dunia merasakan kebaikannya. 

Sebagaimana sejarah mencatat seorang khalifah Mu’tashim Billah yang demi membela seorang muslimah, siap menghadapi musuh dengan kebijakan politik yang luar biasa. Beliau mengerahkan tentara yang sedemikian kolosal, ‘sekadar’ untuk menyambut seruan seorang budak muslimah dari Bani Hasyim yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan orang Romawi saat berbelanja di pasar. Dikisahkan panjangnya barisan tentara yang dikerahkan ini tak putus dari gerbang istana Khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki). Bahkan peristiwa inilah yang menjadi penyebab ditaklukkannya kota Ammuriyah.

Sungguh hanya dengan tegaknya Khilafah hal ini dapat kembali terulang. Hanya Khilafah yang mampu mengembalikan kehormatan kaum muslim di seluruh dunia ini. Sudah saatnya sebagai seorang muslim kita untuk terus memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah di muka bumi ini sehingga Islam benar – benar akan menjadi rahmat bagi seluruh alam. 

Wallahu a'lam bishshawab








Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak