Tulisan Islam, Bukan Recehan





Oleh : Lilik Yani

Sedihnya hatiku, jika ada sahabat yang bilang tulisan kerennya sendiri sebagai tulisan "receh, remahan rengginang, atau semacamnya."
Mungkin yang dimaksud hanya candaan, atau rendah hati, agar tidak dianggap riya.

Sahabat, apaan tuh tulisan receh?
Saya mau samakan persepsi dulu ya. Saya lihat selama bergabung di revowtiter dan kelas literasi mana pun juga, saya pantau yang bilang tulisan receh itu ternyata tulisannya bagus kok. Menceritakan tentang Islam, menyampaikan kebenaran, mengisahkan sebuah perjuangan, dan semacamnya.

Lantas, mana yang dianggap recehan?
Ehm, apa karena hanya tulisan pendek? Saya kira tidak masalah, yang penting komunikatif.

Apa karena PUEBI yang belum betul? Saya kira tak masalah juga, karena bukan tulisan yang dilombakan. Hanya saja kita tetap harus  berproses untuk merapikan tulisan sesuai PUEBI. Ini mah, masalah umum, semua juga sedang berproses memperbaiki PUEBI.

Atau karena hanya sebuah kisah sederhana atau bahkan curhatan, sehingga dianggap tulisan receh? Saya kira selama tulisan itu tidak melanggar hukum syara dan pemilihan kata masih sopan, tidak masalah kok walau hanya kisah kecil, sederhana, atau bahkan curhatan. 

Sahabat, dengan tulisan kita tadi yang berupa curhatan atau kisah, bisa saja bermanfaat bagi saudara lain yang membutuhkan solusi dengan kasus serupa atau mendekati sama. Bukankah itu ada manfaat bagi orang lain?

Selain itu, siapa yang tahu ada saudara yang terpuruk, tak berdaya, lalu Allah gerakkan untuk membaca tulisan kita, hingga mendapat pencerahan dan ada percaya diri untuk bangkit menjalani hidup. Bukankah itu bermanfaat?

Saya tahu, banyak kisah sahabat yang sakit tapi rela menuliskan kisah sakit dan perjuangannya, hingga bisa menjadi motivasi sesama pasien, bahkan menjadi motivasi bagi yang sehat. Ehm, beliau yang sakit saja mau berjuang, tetap menulis lho, masak kita yang sehat lalu bermalas-malasan.

Sahabat, selama ini mungkin yang dianggap tulisan keren itu jika berupa opini, artikel panjang, ada data statistik, analisa canggih, atau semacamnya. Padahal harus berhati-hati juga lho, khawatir ada berita hoax. Harus jeli melihat siapa penulisnya, darimana sumbernya. Karena musuh makin canggih, membuat tulisan yang terkesan Islami agar umat terkecoh.

Jika tulisan yang tampak keren itu, tetapi isinya hoax mungkin itu dinamakan receh, apalagi kalau tulisan atau status yang hanya berisi keluhan, ratapan, update kuliner yang terkesan pamer, atau update foto-foto dengan lawan jenis, ikhtilat saat reuni, dan samacamnya. 

Yang mana tulisan-tulisan itu kurang manfaat atau bahkan bisa dibilang tidak memberi manfaat apa-apa, untuk kebangkitan umat. Tidak membawa umat kembali ke jalan Allah, tidak bisa menyadarkan umat untuk bertaubat. Yang ada justru semakin jauh dari ajaran Islam, bahkan sampai menyimpang jika yang diikuti beda aqidah. Astaghfirullah.

Sahabat pejuang pena, mari saling menyemangati sesama penulis untuk bangkit berjuang. Masih banyak umat yang tidak paham ajaran Islam yang benar. Silahkan kalian berkreasi membuat tulisan sesuai passion. Agar nyaman menjalaninya.

Bagi yang sudah semangat menulis, ajak teman-teman yang masih maju mundur cantik itu untuk bangkit. Pahamkan tentang tujuan menulis itu untuk apa.

Mohon tidak menganggap tulisan kalian yang sudah bagus, dengan tulisan recehan. Karena bisa membuat teman yang baru belajar menulis akan semakin minder. Mereka berfikir, "Kalau tulisan sebagus itu dibilang recehan, bagaimana dengan tulisanku ya?" Akhirnya, mau posting di akun sendiri saja tidak percaya diri alias minder. Seperti kasus teman yang saya kisahkan tempo hari.

Jadi selama tulisan tidak melanggar hukum syara dan masih menjaga etika, sopan santun, maka biarlah berkibar memenuhi beranda. Untuk mengcounter tulisan ratapan dan berita hoax yang tak henti berkreasi. 

Mari saling motivasi, kita semua berjuang dalam rangka mendakwahkan ajaran Islam. Melebarkan sayap, selain dakwah lesan, kita tambah dengan dakwah bil qolam. Dengan harapan, ajaran Islam yang benar bisa lebih cepat sampai ke umat. Jika umat sudah paham tentang indahnya Islam, maka biarlah mereka yang akan meminta untuk diterapkan.

Bagaimana sahabat, bisa dipahami maksud saya?
Mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan, atau ada perbedaan persepsi. Saya hanya ingin mengajak para pejuang pena semuanya untuk bangkit menulis. Tidak mudah bosan, apalagi putus asa. Kita berjamaah, mari saling memotivasi, demi sebuah pencapaian visi yang sama, Islam kembali memimpin dunia.

Wallahu a'lam bisshowab


Surabaya, 5 Januari 202


#KompakNulis
#OPEy2020bersamaRevowriter
#Revowriter
#day05
#CurahanHatiSangPenulis



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak