Oleh : Lilik Yani
Ini kisah teman sekelasku belajar menulis. Latar belakang pendidikan , Sarjana dari Universitas Negeri. Bekal agama dari keluarganya cukup bagus, kedua orangtua beliau haji. Suami dan keluarga besar, juga bagus, mengenal Islam dengan baik. Hampir semua tulisan yang dibuatnya rapi, panjang, berbobot, dan layak tayang.
Anehnya, beliau tidak mau mengirim hasil karyanya. Ketika saya tanya, mengapa semua karya hanya tersimpan di file laptop?
Jawabnya tidak PD (percaya diri). Aneh khan?
Saat di kelas, tugas dari guru juga dikerjakan dengan baik. Hanya sebatas itu penyebaran idenya. Sayang kan? Ide atau gagasan bagus hanya tersimpan di laptop.
Apa yang bisa saya lakukan untuk membagkitkankan percaya dirinya?
Yach, karena aku ingin ide briliant beliau diketahui umum maka kulakukan beberapa masukan.
1). Kirim ke Media Sosial Online
Sengaja saya pilihkan media yang tidak terlalu ketat penyaringannya. Dengan harapan, jika tayang. Link saya kirimkan, beliau bisa senang dan semangat karena ada namanya terpampang.
Alhamdulillah, dia titipkan satu tulisan saja. Dan benar langsung tayang. Beliau senang sekali. Lalu saya berikan alamat untuk beliau, agar bisa memposting tulisannya. Ternyata tidak dilakukan, khawatir ada yang mengkritik.
2). Posting saja di akun pribadi.
Enaknya punya akun pribadi, kita posting apa saja langsung tayang. Haha. Ya iyalah. Tapi jangan asal posting lho ya. Ada aturan yang harus dipahami.
Posting tulisan, gambar, video, dan yang lainnya bebas, tapi jangan melanggar syara dan pilihlah kalimat yang sopan. Mudah dipahami orang lain, intinya komunikatif.
Apa jawabnya, "Aku gak PD".
Hah, lagi-lagi kalimat itu jadi alasan. Tidak PD? Coba lihat status orang-orang di luar itu? Banyak yang hanya bercanda, keluhan atau ratapan, atau sekedar pamer foto makan-makan, baju model terbaru, rekreasi, dan semacamnya. Atau kalaupun informasi atau berita, banyak yang hoax.
Coba bayangkan, jika mereka saja buat status semacam itu, mereka PD banget. Buktinya, berulang-ulang postingannya. Mengapa kita yang berupaya memberikan informasi tentang Islam yang benar, tidak PD? Bukankah postingan kita ini tidak untuk lomba. Jadi tidak ada juri penilai.
Kita posting tulisan, informasi, dan semacamnya ini dengan niat siar Islam. Agar keindahan syariat Islam segera menyebar ke segala penjuru alam. Kita niatkan lillah saja, menolong agama Allah. Tidak usah berfikir macam-macam tentang penilaian orang.
Kita tunaikan saja perintah Rasulullah saw, "Sampaikanlah walau hanya satu ayat."
Aku pahamkan beliau, kita niatkan dakwah satu ayat. Untuk membantu tersebarnya ajaran Islam yang benar. Sepertinya sepakat , tapi kok masih maju mundur cantik. Hehe
3) Ikut challenge Revowriter
Ingat saat cikgu Asri membuat challenge Ramadhan kemarin. Agar semua mau menulis. Dengan cara kita menulis, kemudian di akhir tulisan, kita pilih satu atau lebih teman untuk ditantang menulis dengan tema senada atau boleh yang lain. Wow, keren ya ide cikgu.
Wah, kusambut dengan gembira challenge ini. Benar, berhasil membuat temanku mau merespon tantanganku dan menulis. Tapi sebatas itu saja, beliau tidak mau membuat tantangan lanjutan. Harusnya kan ganti menantang temannya. Yach, sedihnya melihat orang pinter tapi tidak mau menulis. Untuk kasus temanku ini, tidak mau posting tulisan. Lantas dibuat apa ya tulisan disimpan di file? Bukankah kalau laptop rusak atau hilang, maka karya yang sudah dirajut pelan-pelan itu akan musnah sebelum dibaca orang lain. Rugi besar kan?
*******
Sahabat, adakah diantara kalian yang memiliki kasus serupa atau mirip teman saya?
Ehm, kalau sahabat revo dan para pejuang pena lain rasanya semua PD ya dengan karyanya. Karena kita memiliki visi sama, mencerdaskan umat, membangkitkan pemikiran umat, memahamkan umat terhadap syariat Islam. Betul demikian?
Wah, hebat semua sahabatku di sini.
Tapi misalnya, ada yang memiliki masalah serupa tapi malu untuk mengungkapkan, atau mungkin ada pengalaman untuk menaklukan rasa minder atau tidak PD. Bolehlah berbagi dengan saya, agar bisa membantu teman saya tadi.
******
Kalau saya pribadi, sahabat. Latar belakang pendidikan hanya sederhana, apalagi usia sudah menjelang senja, sehingga terkadang kurang update dengan istilah modern.
Tapi satu yang saya pegang kuat, "menyampaikan walau hanya tahu satu ayat untuk menolong agama Allah, agar seluruh umat paham Islam". Saya luruskan niat, saya kuatkan hingga mengkristal. Tak terpengaruh pendapat orang. Tulis apa yang dirasakan, agar tak sesak di dada. Tulis semua rasa hingga lapang jiwa. Tulis apa yang dipikirkan hingga semua ide tersampaikan. Tulis semuanya hingga tak sakit kepala. Yach, tulis saja tanpa beban. Satu syaratnya tidak boleh melanggar hukum syara dan tetap menjaga etika.
Jadi yang ada saya merasa PD saja. Walau tulisan hanya sederhana. Mungkin tidak selevel dengan orang-orang pintar. Tapi saya yakin tulisan ada jodohnya. Apa yang kita anggap remeh, bisa jadi istimewa bagi orang yang membutuhkannya.
Dan kembali pada niat di awal, menulis untuk menolong agama Allah, menulis untuk menceritakan keindahan syariat Islam. Menulis untuk melanjutkan tugas Rasulullah saw, agar ajaran Islam tersebar di seluruh alam. Jika tugas sudah ditunaikan, hak prerogatif Allah untuk memberikan hidayah pada seseorang atau tidak.
Yang penting tulis saja, sampaikan kebenaran Islam. Siapa tahu, Allah berkenan menggerakan seseorang untuk membaca, walau mungkin tanpa memberi jejak. Siapa tahu, ada hati yang tercerahkan melalui tulisan kita. Ahh, tanpa kita harus menghitungnya biarlah tulisan itu kita lepas, mencari jodohnya. Ada Allah yang memiliki skenario luarbiasa.
So..PD saja ya sahabat untuk menyampaikan kebenaran. Baik lesan maupun tulisan.
Wallahu a'lam bisshowab
Tags
inspirasi