Takabur, Kaburkan Makna Jilbab

Oleh: Rut Sri Wahyuningsih
Muslimah Penulis Sidoarjo







Istri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah meyakini Gus Dur semasa hidupnya tidak mengatakan jilbab bagi wanita muslim adalah hal yang wajib. Hal itu ia sampaikan di channel Deddy Corbuzier pada Rabu, 15 Januari 2020.


Dia pun membeberkan alasan wanita muslim tak harus mengenakan jilbab. Sinta mengatakan bahwa memahami Alquran jangan hanya secara tekstual, namun juga secara konseptual. “Apakah semua orang Islam itu memakai jilbab? tidak juga kalau kita mengartikan ayat dalam alquran itu secara benar, karena Alquran saya artikan secara kontekstual, bukan tekstual.”


Menurut dia, orang yang menerjemahkan Alquran harus orang yang mempunyai basic ilmu yang tinggi. “Dan orang menerjemahkan ayat-ayat itu harus memenuhi beberapa persyaratan. Harus menguasai alatnya, dari segi budayanya bagaimana, semuanya itu harus ada. Kalau tidak penuhi persyaratan itu, orang yang terjemahkan ya tidak akan benar memahami agama nya,” ujar Sinta.


Putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid yang juga menemani Ibunya dalam acara Podcast Deddy itu, ikut menjelaskan alasannya tidak memakai jilbab, meskipun dia anak dari seorang Ulama. Yang jelas bukan karena ia belum mendapat hidayah ( FIN Fajar Indonesia, 16/1/2020).


Upaya Dikotomi Syariat Allah makin hari makin masif. Takabur mengaburkan makna Jilban. Padahal tak ada ikhtilaf diantara imam mazhab dan alim ulama. Kaum liberal kian menggeliat. Bisa jadi mereka mulai merasa bahwa kemenangan Islam sudah tampak diufuk langit. Sebentar lagi terbit beriringan dengan sang mentari.


Tidak ada counter terkait pernyataan nyeleneh diatas, juga pernyataan beberapa tokoh masyarakat sebelum ini jelas menunjukkan bagaimana sikap pemerintah kepada Islam. Mereka bungkam, tak melakukan tindakan apapun, himbauan sekalipun . Mereka benci Islam, meskipun mereka mengaku Islam.


Keberanian penguasa hari ini menentang Islam sebab mereka berada dibelakang tameng penjajah kafir. Ketakutan mereka lebih besar terhadap apa yang diancamkan oleh kafir barat daripada azab Allah.


Dalam pandangan mereka pemimpin bukanlah pengurus urusan rakyat, melainkan maslahat. Kepentingan siapa yang paling besar maka itulah yang mereka bela. Sepanjang mereka masih bisa mempertahankan posisi aman dalam pemerintahan meskipu jika diharuskan suap dan sebagainya akan mereka lakukan.


Penguasa tak lagi peduli dengan efek jika mereka yang trend setter ini mampu menguasai opini publik. Siapa yang mendapatkan keuntungan? jelas para investor asing, mereka akan berlomba lomba mengadakan perjanjian dengan para pemimpin dan tokoh boneka ini. Sementara rakyat diabaikan.


Padahal telah muncul gelombang kerusakan parah akibat adopsi dalil ngawur. Salah satunya aturan Dejilbabisasi yang dimotori oleh tokoh umat terpandang dan kemudian menjadi gerakan massal membuka jilbab.


Kepungan lain terhadap syariat mulia ini adalah para ulama yang berusaha menafsirkan Alquran kedalam tafsir wasaton alias pertengahan. Akibatnya, karena nila setitik rusaklah susu sebelanga. Islam tak pada maqomnya yang sebenarnya yaitu sebegai pembeda benar dan salah. Islam juga tak lagi dipandang sebagai solusi seluruh problematika umat.


Hanya syariat Islam kaffah yang mampu menghapus semua pelanggaran ini dengan menghukumnya dengan hukuman berat, sebab mereka jelas telah murtad secara lisan. Khalifah tak akan memberikan ampun jika mereka tetap dalam keyakinan dan gerak mereka, sebab mereka telah merusak pemikiran masyarakat dan akan mengguncang akidah. Pantang dibiarkan hidup.


Sungguh Allah telah mengancam mereka dengan neraka jahanam sebagaimana firmanNya dalam Quran surat Al- Baqarah 2: 206 yang artinya , "Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah“, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya". Wallahu a'lam Bish-ashowab.



Wallahu a'lam Bish-ashowab.

Goresan Pena Dakwah

ibu rumah tangga yang ingin melejitkan potensi menulis, berbagi jariyah aksara demi kemuliaan diri dan kejayaan Islam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak