Oleh : Verawati S.Pd
(Praktisi Pendidikan dan Pengarus Opini Islam)
Beberapa hari yang lalu orang tua tetangga kami ada yang meninggal. Alhamdullilah kami berkesempatan untuk tajiyah langsung ke tempat pemakamannya. Setiba kami di sana jenazah belum sampai. Baru beberapa menit kemudian rombongan jenazah datang.
Jenazah diusung dalam keranda yang ditutupi kain hijau bertuliskan laa ilaa ha illallah muhammadurrasullah. Jenazah langsung dibawa menuju tempat penguburan.
Suasana hening pemakaman menambah syahdu prosesi penguburan. Para pelayat berdatangan dan langsung menyaksikan prosesinya. Tak lama, terdengar kumandang adzan yang dikumandangkan di dalam lubang kuburan. Setelah itu, para pengubur naik ke atas dan kuburan pun ditutup. Baru kemudian ada sambutan dan do’a untuk Almarhumah .
Ya...Almarhumah telah berpulang ke haribaan Allah SWT dan semua pasti pulang. Hanya soal waktu saja dan hanya Allah SWT saja yang tahu. Ya, kematian adalah sesuatu yang pasti. Pertanyaannya adalah bekal apa yang akan kita bawa?
Sungguh kematian adalah pemutus kenikmatan dunia. Tidak ada satupun kenikmatan itu yang dibawa. Rumah, kendaraan, dan harta benda lainnya ditinggalkan. Istri atau suami serta anak-anak semuanya tidak ada yang menemani. Hanya kain kafan saja yang dibawa. Dan kematian bukanlah akhir perjalanan manusia. Kematian adalah pintu dimana manusia akan memasuki alam-alam yang lainnya dan akan mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan yang dilakukan di dunia.
Maka tidak ada bekal yang baik kecuali keimanan. Ya, dengan kalimat tauhid niscaya kita punya bekal untuk berjumpa dengan Allah SWT . Sebuah pengakuan bahwa tidak yang dijadikan sesembahan kecuali Allah SWT. Kepada Nya-lah kecintaan utama diletakan bukan pada harta, tahta, istri ataupun anak-anak. Serta taat dan patuh pada aturan-Nya. Bukan pada aturan manusia (demokrasi), kapitalisme maupun sosialisme. Selanjutnya adalah mencintai dan menaati nabi Muhammad SAW.
Selain keimanan, yang menjadi bekal untuk hari akhir adalah amaĺ shaleh. Amal shaleh adalah perbuatan yang di niatkan hanya karena Allah (ikhlas ) dan sesuai dengan aturan Allah SWT. bila hanya niatnya yang benar tapi caranya salah maka amal tersebut tidak akan diterima. Begitupun bila caranya benar tapi niatnya salah (bukan karena Allah) maka amalan tersebut tidak akan diterima.
Disinilah pentingnya mengetahui syariah, hukum-hukum dan aturan Islam supaya tidak salah dalam beramal. Belajar dan mengaji menjadi sebuah tuntutan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw menyatakan "mencari ilmu diwajibkan kepada seluruh kaum muslim" (HR Ibnu Abdil Barr).
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa orang tua dan saudara-saudara kita yang telah wafat, merahmati, membebaskan dan melepaskan mereka serta memuliakan tempat tinggal mereka. Semoga kita semua pulang dalam keadaan khusnul khatimah. Aamiin yaa robbal aalamiin
Wallahualam bi shoab