Oleh: Hany Handayani Primantara, S.P. (Ibu Peduli Generasi)
.
.
Teman adalah cerminan diri. Jika anda lebih banyak berteman dengan mereka yang sering mengingatkan kepada kebaikan, maka beruntunglah. Itu artinya, banyak orang yang menarik anda pada jalan kebaikan.
.
Namun sebaliknya. Jika teman anda justru kebanyakan berasal dari para pelaku maksiat, waspadalah. Lantaran bukan hal yang aneh jika anda adalah bagian dari golongan ahli maksiat juga. Naudzubillah.
.
Sejatinya suatu kaum secara naluriah akan selalu berkumpul dengan yang memiliki kesamaan diantara mereka. Entah itu gaya hidup yang sama, pemahaman yang sama, hobi yang sama, karakter yang sama, derajat serta kedudukan yang sama dan banyak lagi.
.
Begitupun dengan berteman. Sadarkah anda, jika anda akan lebih mudah berteman baik kepada seseorang yang memiliki kesamaan dengan diri anda. Jangan khawatir, hal itu memang alamiah terjadi pada setiap orang.
.
Banyak orang menganggap bahwa berteman itu harusnya dengan siapa saja. Jangan merasa eksklusif, pilih-pilih dalam berteman. Anggapan ini bisa jadi tidak tepat, karena teman itu adalah cerminan diri.
.
Masih mau asal pilih teman jika nyatanya teman adalah cerminan diri? Hal ini patut menjadi pertimbangan, karena dengan siapa kita berteman akan menentukan kesuksesan kita di dunia atau akhirat.
.
Pengaruh lingkungan, dalam hal ini teman memang sangat menentukan "baik dan buruknya" seseorang disamping faktor lain juga tentunya. Tak pelak hal ini menimpa baik remaja maupun dewasa. Jika anda berteman dengan penjual parfum, maka anda akan terciprat wanginya.
.
Beda hal jika anda berteman dengan si pelebur besi. Anda akan terkena panasnya. Maka jangan remehkan proses selektif mencari teman. Karena salah-salah, justru anda bisa terjerumus ke jalan yang rusak akibat ajakan teman. Hal ini tentu bukan yang diharapkan.
.
Selektiflah dalam mencari teman, carilah teman yang bisa membawa kita kepada kebaikan. Menuntut kita kepada ridho Illahi. Sering mengajak ke kajian Islami. Mengingatkan jika kita khilaf, memaafkan jika kita berlaku salah.
.
Teman-teman dengan sifat yang seperti inilah yang dinamakan teman sejati. Teman yang bisa memperkuat iman kita, memperbanyak amal sholeh kita, mempercantik akhlak kita. Serta mendorong kita agar berlomba-lomba dalam kebaikan.
.
Di zaman seperti sekarang ini, tak mudah mencari teman yang dapat dipercaya. Harus punya jurus agar kita bisa berteman dengan orang yang tepat. Tepat membawa kita kepada keberkahan. Tepat membawa pada jalan ketaatan. Jalan penuh ampunan.
.
Karena bukankah sejatinya ketika mencari teman, itu artinya sekaligus memperluas jaringan tali silahukhuwah diantara sesama muslim? Menambah pahala, melapangkan rezeki. Sungguh indah apa yang Islam ajarkan.
.
Lantas apa yang perlu disiapkan agar kita bisa selektif dalam mencari teman? Pertama, niat. Niatkan bahwa usaha mencari teman ini dalam rangka meraih ridho Allah. Karena ini adalah salah satu perintah yang sangat dianjurkan drama Islam.
.
Kedua, carilah teman di tempat-tempat ibadah. Agar kita bisa berteman dengan mereka yang ahli ibadah. Hindarkan diri melangkahkan kaki ke tempat maksiat. Jika anda tak mau terjerumus dalam kenistaan.
.
Ketiga, berani menegur. Tak mudah mencari teman yang berani menegur ketika kita berbuat salah dalam pandangan hukum syara. Teman yang berani menegur adalah teman sejati, ia tak mau temannya jatuh ke jurang kenistaan. Sama-sama dalam ketaatan adalah cita-citanya agar kelak bisa dipertemukan kembali di tempat abadi yang dijanjikan Allah yakni surga.
.
Keempat, ada di kala susah maupun senang. Teman sejati ada dalam setiap kondisi, baik senang maupun susah. Ciri teman sejati dia tak akan meninggalkan kita saat dalam keadaan susah. Justru di saat susah teman akan hadir sebagai wasilah pertolongan dari Allah.
.
Demikianlah sedikit gambaran agar kita bisa mendapatkan teman sejati. Teman yang mampu menunjukkan ke jalan yang benar. Teman yang kelak di akhirat akan dikumpulkan sebab cintanya terhadap Allah. Semoga dengan sedikit tips ini bisa kita terapkan agar teman di sekeliling kita bisa jadi bagian usaha kita dalam merengkuh ridha-Nya.
.
Wallahu a’lam Bishowab