#Day13Part2Postingan2
By: Messy
Assalamualaikum sahabat opeyer semua. Apa kabar? Semoga selalu dalam lindungan Allah Ta'ala. Masih tetap semangat untuk menaklukkan challenge yang ada? Never give up untuk semuanya. Maju tak gentar ya!!
Bagi mahasiswa, tunjukan ghiroh muda membara yang tak pernah padam walau sekejap mata. Bagi ibu rumah tangga, usia bukan alasan untuk tetap eksis berkarya. Intinya, kita tetap semangat untuk menebar manfaat antar sesama.
Sejujurnya, tema "Romantisme Kisah Aktivitas Dakwah" yang terakhir berada di part tiga. Namun, ada yang meminta untuk di lanjutkan ke part selanjutnya dengan postingan yang lebih menganga. Aku terasa dibuat melayang di atas udara olehnya. So sweet ya....
Sebenarnya, bukan aku tak mau melanjutkan ke part selanjutnya. Permasalahannya sekarang, kepalaku sudah mumat dengan tema yang sama. Ingin menelisik ide lain dengan tema yang lebih menganga. Tapi karena kamu yang minta, aku bisa apa. Hufftt, aku jadi curhat sama opeyer semua.
Ada yang nanya, bagaimana resep sukses untuk memanajemen antara jadwal kuliah dan jadwal dakwah sebagai mahasiswa. Agar tak berantakan dan bertabrakan antara satu dengan yang lainnya. Agar tak bertingkai dan bercerai sesamanya. Singkatnya, kuliah aman dan dakwah pun tetap jalan dengan sempurna.
Jujur, aku tak tahu persis bagaimana resep mujarabnya. Teruntuk mereka yang bisa mendapat dua gelar sarjana secara bersama, yaitu sarjana agama dan sarjana dunia. Sebab, aku pun tengah menyelami status sebagai mahasiswa. Sedang belajar untuk menaklukkan dua gelar sarjana itu secara bersama.
Tapi, semua itu bukan alasan untuk aku tak mau berbagi dengan kalian semua. Aku akan sedikit bercerita tentang pengalaman menjadi mahasiswa dua tahun setengah belakangan saja. Tepat sekali, aku baru selesai mencicipi semester lima. Insya Allah akan menyambung semester selanjutnya.
1. Memanajemen waktu
Memanajemen waktu menggunakan rumus skala prioritas ala "Aku" pastinya. Jika kalian ingin meneliti versi terbaru juga tak apa. Dikampusku, biasanya ada kebebasan memilih jadwal kuliah yang disuka.
Aku berusaha menyisakan Jumat siang dan Sabtu sebagai waktu hampa. Karena setiap Jumat siang sebagai jadwal kajian muslimah shalihah, tentu aku wajib berperan serta. Dan sabtu sebagai waktu quality time untuk mengerjakan tugas kuliah dan tugas dakwah serta halqah seperti biasanya.
Jika sudah tersusun rapi jadwal secara seksama. Namun, tiba-tiba ada rapat dan agenda dakwah dadakan begitu saja. Tentu wajib memprioritaskan dakwah diatas segalanya. Bukan bermaksud menyampingkan amanah orang tua.
Aku pun berusaha menggantikan jadwal yang alpa, dengan menumpang di kelas lain dengan dosen yang sama. Kalau pun tak bisa, toh jatah alpa masih ada tiga. Semoga Allah Ta'ala ridha.
2. Fokus
Selalu fokus kapanpun dan dimanapun berada. Saat agenda kuliah, berusaha aktif dalam forum diskusi yang ada. Dengan menyanggah, menambah dan bertanya. Ilmu yang digali disana, usahakan maksimal dicerna. Sebagai bekal menaklukkan ujian nantinya.
Saat agenda dakwah, berusaha aktif juga dengan forum kajian yang ada. Bertanya jika tak tahu makna dan jadikan sebagai ajang untuk mengupgrade diri secara sempurna. Insya Allah semua akan berjalan lancar tanpa kendala.
3. Ikhtiar
Manusia hanya bisa berencana dan Allah yang menentukan yang terbaik untuk kita. Misalnya memanfaatkan waktu jeda pertukaran dosen untuk sekedar betegur sapa tentang Islam dengan teman dan saudara. Memanfaatkan waktu hampa saat dosen tak ada sebagai wadah membuat tugas yang masih menganga dan kesempatan untuk menguliti buku Islam untuk dibaca.
Satu lagi, kalau bisa kita membuang Sistem Kebut Semalam (SKM) saat ujian tiba. Untuk menghilangkan celah dalam memperoleh angka yang tak disuka. Selain itu, SKM juga berefek bahaya terhadap kesehatan mahasiswa.
Sebagai manusia, aktivitas ikhtiar perlu ada. Seperti rajin melakukan amalan fardu lengkap dengan amalan nafilah yang ada, perbaiki hubungan antar sesama agar hidup menjadi berkah dan mulia. Perbaiki hubungan dengan Allah maka Dia akan mempermudah urusan kita.
4. Tawakal
Ikhtiar tak sempurna jika tak dibersamai dengan tawakal tentunya. Di area yang kita punya, kita belajar optimal disana. Menyerahkan segala perkara kepada Allah semata. Jika hasil tak sesuai realita tak mengapa, yang penting kita ridha dengan yang Dia punya. Tawakal dulu, tawakal lagi dan tawakal terus, petuah itu harus tetap bergema.
"Jika kamu menolong agama Allah, maka Allah akan menolongku dan mengeluhkan kedudukanmu." (QS Muhammad: 7)
Inilah alasan mengapa aku tak takut menghabiskan waktuku sebagai mahasiswa dipersembahkan untuk-Nya. Intinya, amanah orang tua tak lalai dan amanah Pencipta pun tak abai. Utamakan kuliah dan prioritas dakwah yang pertama. Semoga kita sukses menjadi aktivis mahasiswa hingga menjadi aktivis ibu rumah tangga. Insyaallah.
Tapan, 13 Januari 2020
#kompaknulis
#opey2020bersamarevowriter