Romantisme Kisah Aktivitas Dakwah (Part 1)

#Day12Part2Postingan1




By: Messy Lena

Dua tahun telah sirna, tinggal kenangan yang masih menganga. Aku masih tergiang tentang kisah heroik segolongan anak muda yang mengikhlaskan dirinya untuk kemaslahatan umat begitu saja.

Kisah makhluk istimewa yang mengazamkan diri menjadi mutiara umat yang akan menebar cahaya untuk alam semesta. Sosok mereka begitu sederhana dan bersahaja. Jika dilihat sekilas, mungkin hampir sama dengan manusia pada umumnya. Tak ada yang istimewa.

Mereka bersua semenjak pertama kali menginjakkan kaki di kampus, lalu diikuti oleh yang lain pula. Dipertemukan dalam sebuah wadah rumah binaan yang sama. Disana, mereka menimba ilmu bersama dan jatuh lalu bangkit bersama pula. Hanya untuk memperoleh secuil angka yang berharga.

Mereka berjuang bersama dan dihina, dicaci, dimaki bersama pula. Mereka bergerak bersama, dibawah titah komando yag sama pula. Hanya untuk meraih satu impian mulia. Yaitu melanjutkan kembali kehidupan Islam dalam bingkai sebuah negara. 

Kisah perjalanan aktivis dakwah kampus tak selalu diwarnai dengan kisah yang indah dan bahagia. Jalan berliku dan terjal bagai baja akan selalu berjaga. Kadang ribut oleh perkara sepele lalu sirna seketika. Diganti kehadiran yang dipenuhi oleh warna-warni cinta.

Segala luka, segala duka, segala kecewa, segala problema yang terjadi diantara mereka. Bukan bermakna dakwah menghancurkan persahabatan dan cinta. Justru sebaliknya, dakwah yang mengikat persahabatan dan menumbuhkan cinta diantara mereka. 

Di tengah hiruk pikuk aktivitas mahasiswa, belum lagi amanah dakwah yang akan naik tingkat ke tangga selanjutnya. Ada yang ghirohnya semakin membara. Ada pula yang memilih mundur teratur begitu saja. Tanpa menyisakan tanda.

Sejak saat itu, mereka memperoleh visi dan misi yang berbeda. Meskipun memiliki tujuan yang mungkin sama, melanjutkan kembali kehidupan Islam dalam bingkai sebuah negara. Hanya saja memilih cara yang berbeda untuk merealisasikannya.

Waktu bergerak selaras dengan perkembangan masa. Berbagai peristiwa dan problema akan silih berganti ada. Inilah yang menguji keyakinan kepada Allah dan Rasul-Nya. Meyakini bahwa setiap problema pasti ada solusinya. Jika dicari bersama dengan pemikiran terbuka.

Inilah yang membuat aku jatuh cinta dan memilih bergabung dengan mereka dalam jamaah yang sama. Sehingga aku dan mereka berubah menjadi kita. Bersama menapaki jalan cinta yang sudah ditempuh oleh Rasulullah tercinta.

Doakan kami yang bergelar mahasiswa mampu istiqamah dalam menyambung estafet perjuangan Rasulullah dan sahabat yang mulia. Untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam dalam bingkai sebuah negara. Sehingga kami dimenangkan oleh-Nya atau kami binasa dalam memperjuangkannya.

Sebab bagi kami, "Islam Harga Mati" bukan yang lain. Jika tak ada Islam, lantas untuk apa kami hidup? Ketika Allah adalah nyawa kami, Rasulullah adalah jantung kami, Islam adalah hembusan nafas kami dan Al-Qur'an adalah jasad kami.

Moto hidup kami, "Muda Mulia, Mati Masuk Surga". Semoga kami bisa bersua dengan Rasulullah di telaga surga. Sekaligus tinggal di singgasana milik Rabb pencipta alam semesta. Wallahu 'alam.

Tapan, 12 Januari 2020

#kompaknulis
#opey2020bersamarevowriter

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak