Predator Seks ini Berasal dari Negara +62


Oleh. Lina Ummu Dzakirah

Mempunyai pendidikan yang tinggi adalah keinginan semua orang. Bagi beberapa orang pendidikan tinggi adalah kemewahan. Namun jika memiliki gelar penididikan yang tinggi itu hanya sebatas gelar tidak mencerminkan perilaku yang baik, maka akan menjadi sia-sia gelar tersebut. Seperti kasus Reynhard Sinaga si predator seks di bawah ini.

Reynhard Sinaga, 36 tahun, mahasiswa S3 Indonesia di Inggris, divonis hukuman penjara seumur hidup setelah terbukti melakukan penyerangan seksual atau perkosaan terhadap 48 korban laki-laki. Kementerian Luar Negeri RI pada Senin malam, 6 Januari 2020, belum memberikan pernyataan atas hal ini.   

Situs independent.co.uk mewartakan Reynhard dinyatakan bersalah karena membujuk laki-laki yang ada di luar klub-klub malam di Kota Manchester, Inggris, agar datang ke apartemennya. Di tempat itu, Reynhard merekam sendiri saat dia melakukan penyerangan seksual terhadap para korbannya dalam kondisi tak sadarkan diri karena pengaruh obat bius.

RS adalah WNI yang baru-baru ini terjerat kasus sodomi di Manchester United Inggris. Korban dari RS yang terdektesi adalah 48 orang laki-laki namun dari video pemerkosaan yang ada di ponselnya diperkirakan korbannya mencapai 190 orang.
Pria 36 tahun itu diketahui memang sudah 12 tahun tinggal di Inggris untuk menempuh studi lanjutnya. Dia tinggal di Manchester, dan akhirnya dia ditangkap setelah kejahatan mengerikannya terungkap.

RS adalah putra seorang bankir kaya, lahir di Jambi Pulau Sumatra, Indonesia pada 19 Februari 1983. Dia adalah anak tertua dari empat bersaudara yang keluarganya tinggal di Depok, Jawa Barat. Datang ke Inggris setelah lulus arsitektur UI 2006 untuk studi S2 dan S3 nya. Dia dikenal oleh keluarga sosok yang rajin ke gereja dan juga pendiam.

Polisi Inggris menyebutnya sebagai individu bejat. Dan di Inggris apa yang dilakukan oleh RS ini adalah pemerkosaan (sodomi) terbesar sepanjang sejarah pengadilan di Inggris.
Menjijikan sekali sosok intelektual dengan gelar S2 nya dan sedang lanjut studi S3 yang artinya akan bergelar doktor, namun mempunyai perilaku melebihi binatang jalang.

Gagalnya pendidikan ala kapitalis yang hanya menghasilkan individu-individu yang hanya berorientasi kepada kepuasan materi ketimbang ketinggian akhlak. Sosok yang hanya cerdas dari segi akademik tapi bermoral bejat. Pendidikan Kapitalis Sekulerisme ini tidak menjadikan akidah Islam sebagai dasar kurikulum di sekolah-sekolah. Dan pembiaran terhadap arus liberalisasi, masuknya budaya-budaya asing yang bertentangan dengan norma-norma agama. Tontonan-tontonan yang tidak bisa menjadi tuntunan. Serta pergaulan bebas yang menjadi sebab akibat adanya problematika umat.
Ketika pendidikan kapitalisme gagal mendidik moral. Maka, berpendidikan tinggi dengan gelar Doktor tak menjamin punya otak jernih. Lalu didikan apa selama ini yang didapat selama bertahun-tahun? Padahal ALLAH sangat menjunjung tinggi mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Semua itu rusak sebab tak dijadikannya Hukum ALLAH dalam mengatur kehidupan manusia termasuk pendidikan.

Maka yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan ini, satu-satunya jalan adalah dengan diterapkannya aturan Islam secara kaffah oleh negara. Karena hanya inilah satu-satunya solusi menyeluruh yang mampu menjaga generasi muda kita. Yang akan mampu meri’ayah generasi muda kita, dari hal kurikulumnya, penyediaan fasilitas-fasilitas pendidiknya, yang tentu tidak kita ragukan lagi keberhasilannya di masa lampau. Yang terbukti menghasilkan banyak ulama-ulama terkemuka.
Dengan solusi penerapan Islam secara total oleh negara inilah nantinya akan mampu menghasilkan generasi yang tangguh yang berkarakter Islam & berkepribadian Islam.
Walllahu a’lam bish-showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak