Pilih Jadi Generasi Instan Atau Generasi Militan?

#Day15Part2Postingan1


By: Messy (Member Penulis Ideologis)

Assalamualaikum sahabat dunia maya. Apa yang tergiang dipikiranmu ketika mendengar frasa kata "Generasi Instan", bukan mie instan ya. Generasi instan adalah sebuah tampang generasi yang ingin serba cepat, serba kilat meski terkadang tak tepat dan tak sesuai tempat.

Sekedar pengingat saja, bahwa begitu banyak fakta tentang generasi instan yang terpampang nyata didepan mata. Misalnya, kalau kita menyaksikan TV tentu banyak berkeliaran audisi menjadi selebriti papan atas dunia. Ribuan remaja berduyun-duyun datang untuk berperan serta. Dan secara instan berharap menjadi populer seantero jagad dunia dan jagad maya.

Contoh lainnya, ketika ujian sekolah datang menyapa. Guru jungkir balik mencari jawaban soal ilegal yang diperlukan siswa tercinta. Dengan alasan agar siswa mendapat nilai yang memuaskan dan sempurna. Sehingga nama baik sekolah terjaga dan dikenal oleh siapa saja. Secara instan siswa dan sekolah menjadi populer sekejap mata.

Dengan fakta yang ada, bagaimana tak muncul bibit generasi instan di negeri tercinta?Diharapkan ataupun tak, tapi itulah realitanya. Fakta mencengangkan tentang kebobrokan generasi muda. Sejenak coba tanya, apakah generasi muda seperti ini yang akan memimpin negeri tercinta?

Padahal masa depan suatu bangsa harus dipikul oleh generasi mudanya. Suatu bangsa dikatakan baik, jika baiklah generasi mudanya. Dan suatu bangsa dikatakan buruk, jika buruklah generasi mudanya. Bukankah cerminan suatu bangsa dilihat dari generasi mudanya? 

Jika generasi muda hari begitu bobrok dari segala aspek kehidupan nyata. Free seks, pornografi, tawuran, balapan liar, narkoba dan lainnya. Apakah generasi muda seperti ini yang akan memimpin negeri tercinta? Saya tak yakin negeri ini kedepannya akan baik-baiknya. Jika generasi muda dibiarkan bobrok begitu saja.
 
Mengkader generasi berkualitas memang bukan perkara sederhana, tak sekedar melihat aspek kuantitas saja. Ini pekerjaan rumah tangga yang harus segera diatasi segera. Semua elemen negara dan masyarakat bahu membahu menuntaskannya.

Perlunya merekrut generasi muda untuk menjadi calon pemimpin untuk masa depan nantinya. Seperti yang dicontohkan oleh penggagas negeri ini layaknya Bung Tomo, Pengeran Diponegoro, Teuku Umar, Ki Hajar Dewantara, dan sebagainya.

Generasi instan harus segera beralih posisi menjadi "Generasi Militan" yang mempesona. Generasi pejuang, kuat, aktif, pemberani dan disegani oleh mata manusia. So pasti, generasi militan disini telah menjadikan Islam sebagai asas berpijaknya. Militan dengan Islam, bukan dengan yang lainnya. Bukan militan yang fanatik terhadap hobi atau keinginan tertentu saja.

Tapi, mengikuti militan yang dipraktekkan oleh pendahulu Islam yang mulia dulunya. Seperti Muhammad al-Fatih mampu menduduki tapuk Khalifah dan menundukkan Konstantinopel pada usia mudanya, Salahuddin al-Ayubi yang mampu memenangkan perang salib dan membebaskan al-Aqsa dan Saifuddin al-Qutuz yang mampu mengalahkan Hulagu Khan pemimpin pasukan Mongol yang terkenal sulit untuk dikalahkan dimasanya.

Begitulah pesona generasi militan dimasa Islam masih diterapkan dalam sebuah negara. Generasi militan yang muda, mulia dan insya Allah akan dirindukan surga. Tapi, lihatlah generasi muda sekarang dengan berbagai pesonanya. Masih jauh dari kata militan dan belum mampu mengukir peradaban gemilang seperti masa dahulu kala.

Now, tentukan diri kita mau menjadi generasi instan atau generasi militan?? Serta layakkan diri kita untuk menjadi the next generasi militan Islam selanjutnya. Untuk meneruskan estafet para pejuang Islam dahulu kala. Meskipun dianggap asing atau dicap gila oleh pembenci Islam tentunya. Meski digelar teroris, radikal, fundamental, anti Pancasila dan sigma negatif lainnya.

Pilihan untuk menjadi generasi militan Islam tentu akan menemui berbagai resiko yang ada. Maka perlunya menyediakan perisai untuk menghadang serangan yang datang tiba-tiba. Perisai itu bisa didapati dengan cara mengkaji dan menjadikan Islam sebagai opini umum ditengah masyarakat kita. Tak  usah takut, apalagi berbalik arah untuk menukarkan pilihan kita.

Tetap konsisten dengan pilihan yang dipunya. Senantiasa mengumandangkan geliat sistem Islam ke seluruh pelosok dunia. Sehingga tak ada satu pun rumah yang tak mengenal Khilafah yang mulia. Sebab, hanya dengan itulah generasi militan Islam akan lahir dan berkembang dengan sempurna.

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS Fushshilat: 30)

Hanya generasi militan yang memiliki daya juang, kuat, aktif, pemberani dan disegani oleh mata manusia yang mampu mewujudkan bisyarah Rasulullah kedua. Setelah Muhammad al-Fatih yang sudah membuktikan dengan menundukkan Konstantinopel pada masanya. Selanjutnya insya Allah kita akan menjadi Muhammad al-Fatih abad 21 yang menundukkan Roma. Insya Allah.

Penaklukan pertama (Konstantinopel) telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-'Utsmani. Seperti yang telah diketahui, penaklukan itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun sejak kabar gembira itu disampaikan oleh Nabi saw. Dan pembebasan kedua (yaitu penaklukan kota Roma) dengan izin Allah juga pasti akan terealisasi. Sungguh, beritanya akan anda ketahui di kemudian hari. Tidak diragukan juga bahwa realisasi pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah umat Muslim." Syeikh Albani (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, jld. 1, hlm. 33, no hadits. 1329)

Mulailah terlebih dahulu merubah diri, menjadi pribadi muslim sejati, bukan hanya pengakuan tak berarti. Marilah junjung tinggi aqidah Ahlul sunnah wal jamaah, jauhkan diri dari belenggu duniawi yang sebenarnya semu tak berarti. Jadilah manusia yang dapat berguna dan memberi manfaat kepada semua. Mulai dari yang kecil, dari diri sendiri dan dari saat ini juga.
 
Sudahkah kita siap menjadi generasi militan sebagai Muhammad al-Fatih abad 21 yang mampu menundukkan Roma?

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ

“Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu“.

Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata, saat kami dengan menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka, Rasulullah SAW menjawab, Kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel. (HR Ahmad)

Bukittinggi, 15 Januari 2020

#GenerasiIsntanVSGenrasiMilitan
#PejuangIslam
#PenaklukRoma
#IslamBerjayaKembali
#ConsquestOfConstantinople
#GlobalCampaign1453
#KompakNulis
#Opey2020BersamaRevowriter

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak