#Day20Part2
By : Messy Lena
Saudaraku, apa yang akan kita lakukan ketika ada seseorang yang tak kita kenal lalu tiba-tiba datang bertamu dirumah? Membawa sesuatu yang baru, aneh bahkan asing ditengah-tengah masyarakat. Bagaimana tanggapan kita? Apakah ia langsung kita usir, atau kita biarkan ia duduk sejenak untuk sekedar menghela nafas?.
Begitulah dengan istilah kata dakwah, memang bukan sesuatu yang asing di pendengaran kita. Namun masih menjadi hal yang tabu ditengah-tengah masyarakat. Apalagi masyarakat tidak terlalu tertarik dengan sesuatu yang baru. Bahkan banyak diantara masyarakat mengira bahwa dakwah adalah sesuatu menakutkan yang harus dijauhi, atau sesuatu yang patut diemban oleh orang yang paham agama saja.
Banyak hal keliru yang kita dapatkan tentang dakwah. Oleh sebab itu, maka kita harus menelisik secara detail ketika mendapati suatu informasi. Agar tak salah jalan memahami fakta. Maka, semuanya harus dikembalikan kepada Al-Qur'an dan As-sunah. Alhamdulillah, semoga Allah selalu mudahkan kita untuk menerima kebaikan.
Ternyata, dakwah bukanlah suatu pilihan untuk orang tertentu saja. Melainkan kewajiban yang wajib diemban oleh setiap muslim tanpa memandang ras, suku, dan jabatan. Jika ia telah mengikrarkan bahwa Allah SWT sebagai satu-satunya Sang Pencipta. Dan meyakini bahwa Rasulullah yang patut untuk diteladani. Maka sejak saat itu, kewajiban dakwah tak boleh dielakkan.
Allah SWT berfirman dalam QS Ali-Imran 104,
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang yang beruntung."
Berbicara dakwah, ini merupakan aktivitas yang pernah ditapaki oleh Rasulullah dan para sahabat yang mulia. Beliau menyampaikan kebenaran Islam agar diterima ditengah masyarakat. Namun, jalannya tak selalu mulus dan lurus. Terkadang berliku, dan terkadang pula dihadang kerikil. itu semua tak menjadikan beliau kalah, apalagi menyerah.
Jika kafir Quraisy begitu gigih menghadang dakwah Rasulullah dan para sahabat. Padahal motivasinya hanyalah tahta dan harta. Maka sejatinya para pengemban dakwah harus lebih gigih menghadapi para penentang dakwah. Bukankan motivasi kita hanya mengharapkan ridho Allah SWT semata.
Ingat! Para penentang dakwah pasti kalah, pasti musnah. Sebab, Allah SWT tak pernah ridho dengan perbuatan mereka. Sejarah masa lalu telah membuktikan. Bahwa Firaun yang kejam kalah di tangan Musa. Bahwa Namrud yang sombong tak mampu berbuat apa-apa didepan Ibrahim. Bukankah itu sudah bisa menjadi alasan bahwa Dia akan memenangkan para pejuang agama-Nya.
Allah SWT berfirman dalam QS At-Taubah 32-33,
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللهُ إِلا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sementara Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukainya. Dialah Yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk Dia menangkan atas segala agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.”
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman,
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya.” (QS Ash-Shaff: 7)
Akibat yang didapatkan bagi penjenggal dakwah, antara lain:
Pertama, mendapat laknat Allah sebagaimana Abu Lahab (baca QS al-Lahab [111]: 1-4).
Kedua, disiksa dengan sangat pedih di akhirat kelak. Begitu juga di dunia, azab-Nya disegerakan, bahkan disebut sebagai orang zalim yang sangat merugi.
“Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan, mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka yang selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihatnya." (QS Huud [11]: 18–22).
Ketiga, kehinaan yang menistakan saat di dunia dan azab berperih tak bertepi saat di akhirat, “Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat." (QS al-Baqarah [2]:114)
Keempat, sebutannya adalah sebagai musuh Allah. Bahkan, Rasul menyatakan perang kepadanya. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, 'Siapa saja yang telah memusuhi juru dakwah-Ku, maka sungguh aku telah menyatakan perang kepadanya,'” (HR Bukhori).
Kelima, menutup jalan dakwah membuat yang lemah iman semakin jahil dan yang membenci Islam semakin berjaya. Padahal, Rasul yang mulia mengajarkan kita berdoa mohon perlindungan Allah dari syamaatatil a'daai, membuat pembenci agama yang mulia ini bertepuk tangan.
Keenam, menumbuhkan kecurigaan, fitnah merebak, bahkan kebencian antar umat semakin tak terbendung. Bukankah, kecurigaan akan menjadi fitnah dan fitnah menimbulkan kebencian dan kebencian menyulut permusuhan.
Ketujuh, jika akhirnya meninggal, bukan saling mendoakan, tapi meneruskan serapah dan melanggengkan kutukan. Naudzubillah min dzalika.
Jadi, tak perlu takut memilih pilihan menjadi pengemban dakwah. Malah kita patut bangga menjadi pejuang agama Allah. Meneruskan estafet perjuangan yang pernah ditapaki oleh Rasulullah dan para sahabat. Insya Allah, pengemban dakwah yang ikhlas. Surga telah menjadi jaminan.
Mari tetap gigih mendakwahkan Islam kaffah!
Bukittinggi, 20 Januari 2020
#kompaknulis
#opey2020bersamarevowriter