Oleh : Fachtia Rahman
6 April 1453 sekitar 250.000 prajurit bersiap untuk mendapatkan gelar sebagai pasukan terbaik yang menaklukkan konstantinopel dipimpin oleh Sultan Mehmed II. 53 hari hari bertahan, banyak prajurit yang syahid dan pada akhirnya tanggal 29 Mei 1453 mereka berhasil menaklukannya.
Romawi yang pada saat itu sangat berkuasa, kota yang paling maju di Eropa, kota yang letaknya merupakan jalur pertemuan antara benua Asia dan benua Eropa, Ia dikelilingi oleh tiga lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu Selat Bosphorus, Laut Marmara, dan Selat Tanduk Emas yang terpasang rantai amat besar. Dikelilingi benteng besar, perariran dalam dan rantai yang kokoh yang sulit untuk ditembus oleh pasukan asing. Bahkan karena kesempurnaan kota ini Napoleon Bonaparte, seorang kaisar perancis pernah berkata “Kalaulah dunia ini sebuah negara, maka Konstantinopel inilah yang paling layak menjadi ibu kota negaranya!”.
Dilihat dari kemegahan Konstantinopel ini, Menaklukkannya mungkin merupakan hal yang mustahil bagi kebanyakan orang tapi tidak bagi Sultan Murad II yang pernah berusaha menaklukkannya tapi gagal dan akhirnya menyiapkan anaknya Sultan Mehmed II agar menjadi penakluk konstantinopel dan menjadi pemimpin pasukan terbaik seperti yang Rasulullah katakan "Sesungguhnya Konstantinopel itu pasti akan dibuka (dibebaskan). Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya," HR Bukhari.
Sultan Murad II memberi perhatian yang sangat besar terhadap pendidikan buah hatinya tersebut. Ia menempanya agar kelak menjadi seorang pemimpin yang baik dan tangguh. Perhatian tersebut terlihat dari kecil yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari hadits-hadits, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani. Selain itu, ibadah Sultan Mehmed pun sangat luar biasa, beliau tidak pernah meninggalkan sholat malam dan sholat rawatib semasa hidupnya setelah ia baligh.
Pembebasan Konstantinopel bukanlah semata-mata karena haus terhadap kekuasaan dan wilayah. Upaya pembebasan ini merupakan usaha umat muslim untuk membuktikan hadis Nabi Muhammad SAW di atas. Mereka berkeinginan dan berlomba-lomba menjadi sebaik-baik pemimpin ataupun sebaik-baik pasukan sebagaimana yang disebut di dalam hadits itu.
Sebagaimana janji beliau akan penaklukkan konstantinopel yang sudah terjadi. Rasulullah juga mengatakan bahwa Roma akan ditaklukkan dan sampai pada saat ini belum ada yang menaklukkannya. Mungkinkah nanti setelah khilafah tegak kembali seperti Sabda Rasuluullah ini. Beliau bersabda:
تَكُوْنُ النُّبُوَّةُ فِيْكُمْ مَا شَاءَ ا للهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ اَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا عَاضًا ، فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا جَبَّرِيًّا ، فَتَكُوْنَ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، ثُمَّ سَكَتَ
“Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah aala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih).
Ini merupakan janji Allah yang disampaikan oleh Rasulullah bahwa setelah masa periode mulkan jabbariyyan (penguasa yang diktator) seperti yang saat ini sedang kita rasakan yang mana kita tidak bisa bersuara secara bebas, yang tidak sejalan dengan penguasa langsung dihancurkan. Maka setelah periode ini akan kembali tegak periode khilafah sesuai manhaj kenabian. Khilafah pasti tegak seperti konstantinopel juga pasti tertaklukkan karna itu adalah janji Allah tapi apakah kita akan diam saja menunggu janji Allah? Apakah Muhammad Al Fatih diam saja tanpa berjuang memantaskan dirinya? Lalu dimanakah posisi kita? Ingin jadi penonton atau ingin jadi seperti Muhammad Al Fatih? Ingin menjadi orang yang menunggu khilafah itu tegak atau menjadi orang-orang yang memperjuangkan tegaknya khilafah? Itu semua pilihan kita dan setiap perjuangan di jalan Allah tidak pernah sia-sia.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“ Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S Muhammad : 7)