Moderasi Tafsir Al Qur’an, Bukti Ketakutan Bangkitnya Islam Kaffah



Oleh : Gayuh Rahayu Utami 

(Pengajar Al-Quran SD Anak Saleh) 
Kondisi umat Islam yang terjadi saat ini sungguh sangat memprihatinkan dan benar – benar terjadi kemunduran baik dari segi kemunduran berpikir secara politis maupun berpikir secara fundamental. Para kafir penjajah tidak pernah lelah untuk menjauhkan ajaran Islam dari benak kaum Muslim sehingga Islam hanya sekedar identitas semata. Dikatakan cukup memanas dengan semakin meningkat secara signifikan kesadaran umat Islam untuk menengakkan sistem Islam yang mulia dan penuh berkah. Maka orang munafik dan fasiq ( na’udzubillah ) berupaya untuk menghadang dan mengaburkan tentang ajaran yang berasal dari Allah ‘Azza wa Jalla dan berupaya mencampuradukkan  antara haq dan yang bathil.
Di negeri yang berpenduduk mayoritas muslim ini juga tidak luput dari upaya untuk menjegal tegaknya daulah khilafah yaitu melakukan moderasi tafsir Al Qur’an. Perlu kita ketahui bahwa Al Qur’an adalah kumpulan firman Allah Subhanahu wa ta’ala yang diberikan kepada umat manusia melalui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam agar menjadi pedoman menjalani seluruh aspek kehidupan untuk mendapatkan kesejahteraan dan keberkahan baik di dunia dan di akhirat.
Namun ketika berada di sistem sekuler, isi Al Qur’an dapat diubah sesuai dengan perkembangan zaman dan hawa nafsu. Bahkan, tafsirnya pun juga bias direvisi ketika ada ayat–ayat yang tidak relevan versi negara sekuler. Upaya merubah isi tafsir tekniknya juga tidak tanggung–tanggung yaitu ketika diadakan Muktamar Tafsir Nasional 2020 pada tanggal 12 Januari 2020 dengan mengundang para ulama’, dosen, mubaligh, da’i, termasuk tokoh kalangan pesantren untuk merumuskan konsep dakwah yang mengacu pada nilai – nilai moderasi, ujar Prof. Mustaqim, salah satu pembicara acara Muktamar Tafsir Nasional 2020. ( Republik.co.id, 12 Januari 2020). Saat menjadi pembicara dalam muktamar tersebut, Prof. Mustaqim menawarkan metodologi untuk memahami dan menafsirkan secara moderat, yaitu tafsir Maqashidi. Menurut dia, tafsir Maqashidi ini sebagai basis dari moderasi Islam. Karena, di satu sisi tafsir Maqashidi tetap menghargai teks, tetapi di sisi lain juga akan menangkap makna dibalik teks tersebut.
Semakin kuatnya moderasi Islam menunjukkan bahwa semakin jelas untuk kepentingan politik sekuler yang jauh dari Islam dan menjauhkan umat dari pemahaman Islam yang sejatinya mulia dan berasal dari Allah dan menambah rasa takut terhadap ajaran Islam itu sendiri. Perlu adanya penguatan akidah kepada seluruh umat Islam agar tidak mengikuti arus yang berbasis sekuler dan moderat serta mengajak untuk berjuang untuk mengembalikan Islam Kaffah yang tinggi nan agung bahwa hanya inilah satu- satunya cara untuk membebaskan dari pemikiran sekuler dan moderat yang telah nyata membunuh akidah umat Islam. 



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak