Mewujudkan Janji Allah dan Bisyarah Rasulullah

#Day15Part2Postingan2




By: Messy

Kaum muslim sendiri menyakini bahwa Allah sebagai Pencipta seluruh alam semesta. Tak pernah berdusta dengan janji yang dikabarkan dalam Al-Qur'an yang mulia. Sungguh, janji. Tersebut akan segera terealisasi di kehidupan nyata.

"Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji." (QS. Ali 'Imran [3]:9)

Dan begitu juga dengan bisyarah atau kabar gembira yang disampaikan oleh Rasulullah tercinta. Rasulullah tak pernah berdusta dengan kata dan fakta. Sebab, apapun yang keluar dari lisan beliau didasari pada wahyu bukan nafsu belaka.

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur`ân) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) “ (An-Najm: 3-4)

Berikut beberapa bisyarah yang dikabarkan oleh Rasulullah:

1. Konstantinopel
Kota yang hari ini dikenal dengan nama Istambul, Turki. Dulunya berada di bawah kekuasaan Byzantium yang beragama Kristen Ortodoks. Tahun 857 H / 1453 M, kota dengan Benteng popelur sepanjang masa yang tak mampu ditaklukan oleh siapapun. Tapi, akhirnya tunduk di tangan seorang pemuda yang bernama Sultan Muhammad al-Fatih, sultan ke-7 Turki Utsmani.

Selama 8 abad kaum muslim menanti terwujud bisyarah yang keluar dari perkataan mulia. Kaum muslim pun tak tinggal diam untuk menundukkan Kota Heraklius. Segala daya dan upaya terbaik pun ikut berperan serta untuk menaklukkan peradaban besar pada saat itu. Dan itu benar terjadi ketika muhammad Al Fatih di tanggal 29 Mei 1453 Masehi berhasil menaklukan kota bersejarah dengan bentengnya yang kokoh tersebut.

 "Konstantinopel akan ditaklukkan oleh tentara Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja , tentaranya adalah sebaik-baik tentara" (Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam)

Sultan Muhammad II dilahirkan pada 29 Maret 1432 masehi di Adrianapolis (perbatasan Turki – Bulgaria). Menaiki tahta ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun (1451 –1481). 
 
Beliau merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 7 bahasa yaitu Bahasa Arab, Latin, Yunani, Serbia, Turki, Persia dan Israil. Beliau tidak pernah meninggalkan Shalat fardhu, Shalat Sunat Rawatib dan Shalat Tahajjud sejak baligh. Beliau wafat pada 3 Mei 1481 kerana sakit sewaktu dalam perjalanan jihad menuju pusat Imperium Romawi Barat di Roma, Italia. 

Usaha Sultan dalam Menaklukan Konstantinopel

 Konstantinopel adalah suatu wilayah yang terpopuler di masanya. Peradaban gemilang didunia yang dikagumi banyak manusia. Didirikan oleh Constantine 1 pada tahun 330 M. 

Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan Konstantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H di zaman Mu''awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu ''Anhu. Akan tetapi, usaha itu gagal. Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah. Di zaman pemerintahan Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan termasuk di zaman Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H.

Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad hidup kembali dengan nafas baru.Hasrat dan kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan Kostantinopel. 

Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan Konstantinopel. Bahkan beliau mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika beliau naik tahta pada tahun 855 H/1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menawan kota bandar tadi. Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian pribadinya. Sejak kecil, dia dididik secara intensif oleh para ''ulama terulung di zamannya yaitu Asy-Syeikh Muhammad bin Isma''il Al-Kurani.

Memang tak mudah untuk menaklukkan Konstantinopel, tapi semua itu tidak berarti apa ketika tunduk dibawah genggaman Muhammad al-Fatih. Konstantinopel telah jatuh, penduduk kota berbondong-bondong berkumpul di Hagia Sophia, dan Sultan Muhammad II memberi perlindungan kepada semua penduduk, siapapun, baik Yahudi maupun Kristen karena mereka (penduduk) termasuk non muslim dzimmy (kafir yang harus dilindungi karena membayar jizyah/pajak), muahad (yang terikat perjanjian), dan musta’man (yang dilindungi seperti pedagang antar negara) bukan non muslim harbi (kafir yang harus diperangi). Konstantinopel diubah namanya menjadi Islambul (Islam Keseluruhannya). Hagia Sophia pun akhirnya dijadikan masjid dan gereja-gereja lain tetap sebagaimana fungsinya bagi penganutnya.

Toleransi tetap ditegakkan, siapa pun boleh tinggal dan mencari nafkah di kota tersebut. Sultan kemudian membangun kembali kota, membangun sekolah gratis, siapapun boleh belajar, tak ada perbedaan terhadap agama, membangun pasar, membangun perumahan, membangun rumah sakit, bahkan rumah diberikan gratis bagi pendatang di kota itu dan mencari nafkah di sana. Hingga akhirnya kota tersebut diubah menjadi Istanbul.

2. Roma

Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: "Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma? Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel. (HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)

Setelah Konstantinopel ditaklukkan oleh Muhammad al-Fatih. Maka tugas kita adalah melanjutkan estafet perjuangannya dalam menaklukkan Roma.
 
Dalam kitab Mu’jam al-Buldan dijelaskan bahwa Rumiyah yang dimaksud adalah ibukota Italia hari ini, yaitu Roma. Para ulama termasuk Syekh al-Albani pun menukil pendapat ini dalam kitabnya al-Silsilah al-Ahadits al-Shahihah.

Kontantinopel telah dibuka 8 abad setelah Rasulullah menjanjikan nubuwwat tersebut. Tetapi Roma, hingga hari ini belum kunjung terlihat bisa dibuka oleh muslimin. Ini menguatkan pernyataan Nabi dalam hadits di atas. Bahwa muslimin akan membuka Konstantinopel lebih dulu, baru Roma. Itu artinya, sudah 15 abad sejak Rasul menyampaikan bisyaranya tentang penaklukan Roma, hingga kini belum juga Roma jatuh ke tangan muslimin.

Kalau Konstantinopel perlu 8 abad untuk bisa ditaklukkan. Roma, jika dihitung dari penaklukan Konstantinopel hingga hari ini sudah berlangsung hampir 7 abad dan belum bisa dibuka oleh muslimin.

Entah perlu berapa abad sejak Konstantinopel runtuh, untuk bisa mengislamkan Roma. Yang jelas, pasti Roma akan jatuh ke tangan muslimin. Keyakinan yang telah dibuktikan secara empirik dengan jebolnya ketebalan benteng Konstantinopel.

“Penaklukan pertama terjadi di tangan pembuka dari Kesultanan Utsmani, 800 tahun setelah Nabi mengabarkan penaklukan tersebut. Penaklukan kedua akan terbukti dengan izin Allah, dan pasti!” begitu Syekh al-Albani dengan penuh keyakinan menjelaskan hadits nubuwwat tersebut dalam kitabnya al-Silsilah al-Shahihah.

Lebih jelas lagi, beliau menajamkan, “Dan tidak diragukan juga bahwa penaklukan kedua (Roma.

Orang tua Muhammad al-Fatih, gurunya, masyarakatnya, bahkan al-Fatih sendiri tidak pernah menduga bahwa penakluk Konstantinopel itu adalah Muhammad al-Fatih.

Yang mereka semua lakukan hanyalah bermimpi kebesaran, mengukir harapan dan melakukan semua persiapan. Untuk melahirkan pembukti bisyarah Rasulullah. Dan mereka telah berhasil. Kita pun seharusnya sama. Tidak ada yang pernah menduga bahwa penakluk Roma adalah generasi kita, atau anak cucu keturunan kita.

Tetapi mari kita bermimpi kebesaran itu, mengukir harapan itu dan melakukan semua persiapan itu. Untuk melahirkan pembuka Roma.
Pertanyaanya adalah bagaimana melahirkan pembuktian bisyarah nabi masa kini dan yang akan datang ?  Di berbagai tempat belum di dapati sebuah tanda-tanda kemenangan untuk membuktikan bisyarah penaklukan kota Roma tersebut.

Realitas yang kita dapati, pemuda sekarang ini lebih memilih dunianya sendiri. Mereka lebih memilih kesenangan semu duniawi dan mengabaikan semua cerita akhirat. Maka kita perlu mendidik generasi muda kita layaknya bagaimana Muhammad al-Fatih dididik oleh orang tua dan gurunya. Pahamkan anak kita sedari diri untuk belajar Islam. Sehingga tertanam dibenak mereka untuk menjadi pejuang Islam di akhir zaman. Menjadi Muhammad al-Fatih abad 21 yang akan menaklukkan Roma.

3. Khilafah
"...Dan akan kembalinya Khilafah ala minhaji nubuwwah." (HR Ahmad)

Sungguh, orang yang mengaku mencintai Allah dan Rasulullah pasti akan menyakini apa yang disampaikan oleh Allah dan Rasulullah lewat janji dan bisyarah. Jika benar demikian, maka marilah kita memilih posisi menjadi penjuang agama Allah, bukan menjadi penentang atau pecundang.

Seberapa pun anda membenci matahari. Anda tidak akan mampu menghalanginya untuk terbit. Seberapa pun anda membenci Khilafah. Anda tidak akan mampu menghalanginya tegak kembali. Sebab menghalangnya, sama saja melawan ketetapan Allah.

Sudahkah kita siap menjadi pejuang Islam yang menaklukan Roma dan menegakkan Khilafah?

Payakumbuh, 15 Januari 2020

#kompaknulis
#opey2020bersamarevowriter

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak