Oleh: Siti Maryam
(Aktifis Pergerakan Muslimah, Member AMK)
Realita kehidupan ala sekularisme di negeri ini sungguh jelas terasa. Peran Islam dikesampingkan bahkan terus digerus dengan berbagai upaya agar hilang dari tatanan praktis. Islam hanya diperlakukan sebagai keyakinan belaka. Ajaran Islam dikriminalisasi, ulama dipersekusi.
Dalam sistem sekularisme, agama dipisahkan dari kehidupan. Agama dicukupkan pada ritual belaka, sedang urusan kehidupan aturan manusialah yang berperan. Aturan yang mengedepankan kepentingan manusia dan tidak mempedulikan standar halal dan haram yang sesuai dengan Alqur'an dan sunah Rasulullah SAW.
Sebagian besar umat belum memahami akan rusaknya kehidupan ala sekularisme. Sehingga umat terlena dengan sistem ini. Hal inilah yang akan terus diperjuangkan oleh para pejuang Islam untuk bisa memahamkan umat dari fasadnya sistem yang ada dan ingin mengembalikan hadirnya peran agama dalam kehidupan agar umat terselamatkan dan mendapat kemaslahatan sesuai tuntunan syari'at Islam. Jika tidak maka akan terus melahirkan generasi yang terpapar paham sekularisme yang bisa menampakkan sikap bebas dan sulit diatur pada anak bahkan terkesan liar dan membangkang.
Ada perkara-perkara yang harus diperhatikan oleh para orang tua untuk membersihkan pengaruh sekularisme dari kehidupan anak-anak dan generasi muslim. Diantaranya orang tua harus bekerja keras untuk mengokohkan keimanan anak-anak. Keimanan dan keislaman yang berbasis pada kesadaran dan pemahaman yang benar tidak hanya sekedar ikut-ikutan. Pemahaman dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup dan akan ke mana kita kembali setelah dunia ini sirna. Sangat penting bagi anak untuk paham tentang adanya hari akhirat, hari kebangkitan, hari penghisaban amal sampai berujung apakah kita jadi penghuni surga atau neraka.
Selanjutnya anak bisa dipahamkan melalui fakta yang ada di sekeliling tempat tinggal, misal mengamati proses tumbuhnya bunga di halaman, bahwa semua itu terjadi dengan keteraturan dan ada yang menciptakan dan mengaturnya tidak tumbuh begitu saja. Allahlah yang Maha Menciptakan dan Maha Mengatur semua kelangsungan kehidupan ini.
Anakpun harus paham setelah kehidupan ini pasti akan ada kematian dan akan kembali kepada Ilahi Rabbi. Sehingga apabila anak sadar akan hal itu maka akan tumbuh sikap kehati-hatian dalam berbuat.
Allah SWT berfirman,
" Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya (QS Ali Imran (3): 185).
Terakhir, anak harus dipahamkan aturan Islam. Para orang tua harus bisa mencontohkan penerapan aturan Islam dalam kehidupan dengan cara yang makruf tanpa kekerasan dan emosional. Kesabaran dalam mendidik adalah modal utama yang harus dimiliki oleh para orang tua demi membangun generasi Islami yang berkualitas.
Wallahu a'lam bisshawab.
Tags
Opini