Menulis Sesuai Passion





Oleh : Lilik Yani

Menulis itu suatu aktivitas yang menyenangkan jika dilakukan dengan hati riang, nyaman, tidak terpaksa. Menulis akan menjadi berat, terbebani, tegang, jika dilakukan dengan terpaksa. Jangankan menulis yang membutuhkan konsentrasi, untuk mengerjakan aktivitas apapun yang kita tak suka, maka akan merasa berat serasa ada beban satu ton. Hehe.

Coba kalau disuruh melakukan aktivitas sesuai kemampuan dan kegemaran, pastilah akan berlari cepat untuk menyelesaikan. Bahkan tanpa harus diingatkan, mereka sudah melakukan dengan senang hati.

Demikian pula dalam aktivitas menulis. Misalnya untuk proyek OPEy ini. Sebenarnya senang sih, tertarik, berminat, tapi kalau berhenti di tengah jalan bagaimana? Khawatir kehabisan ide? Dan sejumlah alasan yang kita berikan.

Padahal dari cikgu Asri, tidak memberi batasan mau menulis dalam jenis apa. Mau fiksi atau non fiksi juga boleh. Puisi, cerpen, pantun, gurindam, atau kisah, memoar, opini, atau jenis tulisan lainnya. Jika memang tak ada batasan, mengapa harus repot dan pusing?

//Tulislah sesuai Passion//

Menulis sesuai passion akan lebih nyaman. Bagi yang suka puisi, bisa menulis puisi sebagai wasilah dakwah. Berisi nasehat, sentilan,bahkan perintah pun juga bisa masuk. Bagi yang suka menulis fiksi, dakwah melalui cerpen cukup keren lho jadi wasilah dakwah. Sedangkan yang suka opini, maka bisa membuka fakta yang terjadi di masyarakat, penyimpangan apa saja yang dilakukan manusia sehingga ada ketimpangan di alam ini. Kemudian dianalisa dan diberikan solusi Islam yang benar. Maka yang pintar mengungkap fakta dan menganalisa masalah, bisa memilih tulisan opini untuk mencerdaskan umat.

Bagi yang pintar memetik hikmah dari setiap peristiwa, untuk dijadikan pelajaran, maka tulisan kisah hikmah bisa jadi pilihan menarik. Kita bisa menjadikan setiap peristiwa itu untuk muhasabah diri, sekaligus bisa memberi manfaat bagi orang lain. 

Orang-orang yang mempunyai masalah serupa, bisa mengambil ibroh dari kisah hikmah yang kita tuliskan. Orang-orang yang hampir putus asa menghadapi masalah hidup, kemudian digerakkan Allah membaca tulisan hikmah kita, jadi mendapat pencerahan, meningkatkan rasa percaya diri, dan kembali menatap dunia penuh percaya diri. 

Dan macam-macam tulisan lainnya bisa dipilih sesuai minatnya. Jangan ikut-ikutan teman dalam memilih jenis tulisan, jika tidak sesuai minatnya. Masing-masing orang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ambil kelebihannya dimana? Jangan iri melihat teman pandai menulis opini misalnya, sementara diri kita hanya menulis kisah, quote dan semacamnya.

Justru dengan aneka kemampuan setiap orang dalam memilih jenis tulisan, maka akan saling melengkapi. Banyak jenis yang bisa ditawarkan kepada umat. Karena dari umat sendiri, pastinya mempunyai pilihan yang berbeda-beda. Sesuai kebutuhan dan stuasi kondisinya. Misalnya lagi capek,pusing, hati tak nyaman, bisa memilih cerpen yang ringan untuk jadi bacaan. Maka jika setiap tulisan selalu diselipi dakwah Islam, bahkan di setiap kalimat yang kita sampaikan bernuansa Islam, jadilah wasilah dakwah.

Untuk itulah sahabat, jangan sibuk dengan banyaknya alasan tak bisa menulis. Karena banyak sekali jenis tulisan yang bisa dipilih. Bahkan ketika kita sangat sibuk dan kehabisan waktu pun, maka kutipan atau quote singkat yang dibingkai pict cantik bisa jadi wasilah dakwah yang menarik.

Ketika tak sanggup menulis kutipan, kita bisa ambil kutipan ayat atau hadist yang diberi design manis untuk menambah daya tarik pembaca. Bisa-bisa dakwah quote lebih menarik karena tulisan singkat, padat berisi, dan ada hiasan pict memukau. 

//Tidak Ada Alasan untuk Tidak Menulis//

Maka dari itu, seharusnya tidak ada lagi alasan untuk tidak menulis ya? Jika betul-betul niat menulisnya untuk tujuan dakwah. Maka segala daya upaya akan dikerahkan untuk bisa menulis. Apalagi jenis tulisan banyak, maka bisa memilih jenis tulisan sesuai passionnya. Ketika tak sempat menulis panjang kali lebar, karena sedang banyak agenda, atau lagi capek, maka tulisan quote dan pict bisa jadi pilihan, sekaligus jadi sarana refreshing pikiran dan hati.

Sahabat, masih adakah alasan untuk  tidak mau menulis? Jadi masalahnya bukan bisa atau tidak bisa, tetapi mau atau tidak mau. Kalau sudah terikat komitmen, misal ikut OPEy selama 10 hari. Maka tidak ada alasan untuk tidak menulis ya?

Jika masih ada rasa keberatan juga, libatkan Allah. Mohonlah bimbingan, menulis apa yang diperlukan umat. InsyaAllah akan diberi kemudahan karena yang kita pikirkan adalah kepentingan umat.

Wallahu a'lam bisshawab









Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak