#Day28Part3
By : Messy
"Avempace', begitulah ilmuwan Barat biasa menyebut Ibnu Bajjah, ilmuwan Muslim terkemuka di era kejayaan Islam Spanyol. Ziaduddin Sardar dalam bukunya, Science in Islamic Philosopy, menobatkan Ibnu Bajjah sebagai sarjana Muslim multitalenta. Ibnu Bajjah dikenal sebagai seorang astronom, musisi, dokter, fisikawan, psikolog, pujangga, filsuf, dan ahli logika serta matematikus.
Sejatinya, Ibnu Bajjah bernama Abu-Bakr Muhammad Ibnu Yahya Ibnu Al-Sayigh. Namun, ia lebih populer dengan panggilan Ibnu Bajjah yang berarti "anak emas". Sang ilmuwan agung ini terlahir di Saragosa, Spanyol, tahun 1082 M. Ibnu Bajjah mengembangkan beragam ilmu pengetahuan di zaman kekuasaan Dinasti Murabbitun.
Ibnu Bajjah dikenal sebagai penyair yang hebat. Pamornya sebagai seorang sastrawan dan ahli bahasa begitu mengilap. Salah satu bukti kehebatannya dalam bidang sastra dibuktikannya dengan meraih kemenangan dalam kompetisi puisi bergengsi di zamannya. Emilio Gracia Gomes dalam esainya bertajuk, Moorish Spain, mencatat Ibnu Bajjah sebagai seorang sastrawan hebat.
Menurut seorang penulis kontemporer, Ibnu Khaqan, selain dikenal sebagai seorang penyair, Ibn Bajjah juga dikenal sebagai musisi. Ia piawai bermain musik, terutama gambus. Yang lebih mengesankan lagi, Ibnu Bajjah adalah ilmuwan yang hafal Alquran. Selain menguasai beragam ilmu, Ibnu Bajjah pun dikenal pula sebagai politikus ulung.
Kehebatannya dalam berpolitik mendapat perhatian dari Abu Bakar Ibrahim, gubernur Saragosa. Ia pun diangkat sebagai menteri semasa Abu Bakar Ibrahim berkuasa di Saragosa.
Setelah itu, selama 20 tahun, Ibnu Bajjah pun diangkat menjadi menteri oleh Yahya ibnu Yusuf Ibnu Tashufin.
Lantas apa yang harus kita lakukan untuk menjadi Muslim sempurna yang multitalenta? Berkaca dari kisah heroik Ibnu Bajjah.
1. Pembentukan pribadi yg bertakwa dan senantiasa bertakwa di hadapan Allah
Menjadi insan bertakwa itu tidak instan, tetapi merupakan proses menjadi yang harus dicapai melalui jalan pendakian spiritual yang terjal.Takwa itu merupakan modal, proses, dan orientasi hidup. Karena itu, menjadi insan bertakwa itu selalu berproses, berlangsung terus menerus, dan tidak mengenal kata selesai.
Oleh karena itu, perintah bertakwa itu berlaku di mana dan kapan saja, saat sunyi dan sendiri maupun bersama yang lain dan di tengah khalayak ramai. Bertakwalah kepada Allah kapan pun dan di manapun engkau berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan. Niscaya kebaikan itu dapat menghapus keburukan. Dan perlakukanlah orang lain dengan akhlak yang baik.
2. Memberikan kemaslahatan bagi kehidupan
Rasulullah bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Setiap Muslim diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri.
Allah berfirman:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)
Agar kita benar-benar mendapatkan manfaat yang kita berikan kepada orang lain, kita harus ikhlas, karena ikhlas adalah salah satu kunci diterimanya amalan kita.
Ilmu agama dan ilmu agama yang banyak dikuasai akan bernilai manfaat jika memberi pengaruh positif bagi masyarakat.
3. Mampu memecahkan persoalan kehidupan
Alquran adalah kitab suci yang diturunkan sebagai petunjuk bagi kehidupan manusia. Tak hanya berisi soal ibadah ritual, Alquran juga berisi petunjuk bagi kita untuk menghadapi berbagai permasalahan dalam berbagai aspek kehidupan.
Sebagai manusia, kita pun akan selalu ditimpa berbagai permasalahan setiap waktunya.
Allah berfirman:
Allah tidak membebankan seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al- Baqarah: 286)
Allah itu maha penyayang dan pengasih. Dia tak akan menurunkan berbagai permasalahan kepadamu, kecuali disesuaikan dengan kesanggupanmu. Maka tugas kita adalah tidak menyerah begitu saja dengan masalah yang sedang dihadapi.
Semoga Allah mudahkan menjadi Muslim sempurna yang multitalenta.
Bukittinggi, 28 Januari 2020
#kompaknulis
#opey2020bersamarevowriter