Meneladani Rasul dalam Beramar Ma’ruf Nahi Munkar





Di penghujung tahun 2019, Muslimah Bangil telah menyelenggarakan acara majlis ta’lim dengan tema “Meneladani Rasul dalam Beramar Ma’ruf Nahi Munkar” di kediaman Ibu Hamdiyah. Alhamdulillah acara dihadiri oleh ibu-ibu warga sekitar Bangil dengan antusias. 

Acara dibuka dengan pembacaan do’a oleh MC yaitu Bu Yanti dengan semangat dan dilanjutkan dengan saritilawah oleh Ibu Mila. Selanjutnya, acara bernuansa talkshow ini dimulai dengan perbincangan Ustadzah Jauhara seputar tema acara. "... bahwa mengimani Rasulullah merupakan bagian dari keimanan, adapun cara meneladani Rasulullah adalah dengan melakukan apa yang Rasulullah lakukan. Dakwah saat ini sebagaimana dakwah Rasul di fase Makkah. Oleh karena itu, kita harus mencontoh kesabaran Rasul di fase Makkah, disisi lain Rasul juga melakukan dakwah di tengah-tengah masyarakat. Dakwah kepada amar ma’ruf nahi munkar," jelas beliau. 


"...Rasulullah adalah orang yang lemah lembut, lantas ketika menghadapi pemerintahan yang dzalim, apakah kita juga harus diam? Jawabannya yakni mari kita simak hadits yang menyampaikan bahwa jika kita melihat kemungkaran maka merubah dengan tangan, jika tidak bisa dengan lisan, dan jika tidak bisa dengan hati. Maka kita tidak boleh hanya diam, ketika kita tidak bisa dengan tangan (kekuasaan) maka kita harus berda’wah dengan lisan menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar. Banyak kaum muslim yang mampu beramar ma’ruf, namun sulit yang melakukan nahi munkar karena orang yang berkepentingan akan terganggu kepentingannya. Oleh karena itu amar ma’ruf nahi munkar merupakan satu paket yang harus diambil semuanya," papar Ustadzah Jauhara.



Ustadzah Jauhara juga menjelaskan bahwa dakwah merupakan perintah Allah yang tidak boleh dilarang oleh manusia. Oleh karenanya, jangan takut dibilang radikal karena perintah Allah kepada kita untuk melawan kedzaliman. Ada peran barat di balik pemberian label-label tersebut kepada kaum muslim, mereka yang mengarahkan isu-isu radikal selama ini. Hal ini dilakukan karena adanya penjajahan SDM oleh barat yang harus ditutupi, maka isu radikal dibuat.

"... peran kita sebagai seorang muslim yang melihat saat ini bahwa kebenaran dianggap kejahatan dan kejahatan dianggap kebenaran, maka kita harus terus berdakwah amar ma’ruf nahi munkar. Disisi lain kita juga harus belajar tentang amar ma’ruf nahi munkar. Jika tidak bisa maka dengan hati (tidak mensetujui dengan hati suatu kedzaliman). Terus berdakwah meskipun dilabeli dengan label-label tertentu untuk memadamkan dakwah, karena itu semua tidak akan berhasil karena Allah sudan menjanjikan hal ini," motivasi ustadzah Jauhara sebelum acara diakhiri.

Acara ini juga disemarakkan dengan diskusi dan foto bersama. Lantunan do’a oleh Ibu Haida penuh harap akan kebaikan negeri mengangkasa di akhir acara.[]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak