Menanti Sang Penakluk Kota Roma



          Oleh : Indriani Mulyanti Am. Keb

Bidan dan Member Akademi Menulis Kreatif 



Sosok pahlawan nan jagoan adalah sosok yang di idam-idamkan oleh mayoritas manusia. Buktinya film yang ber-genre action yang menggangkat cerita tentang sosok jagoan alias hero, sangat laris manis. Perusahan DC comics dan Marvel pun berlomba  mengilustrasikan sosok hero dalam banyak figur, contohnya Ironman, Batman, Captain Amerika, bahkan yang sangat booming figure jagoan di Star Wars. Walaupun sosok pahlawan yang dimunculkan tidak masuk akal alias figur khayalan dan hanya ada di dunia imajinasi, tapi yang mengidolakan sosok hero tersebut banyak sekali bahkan dari semua kalangan termasuk anak-anak hingga orang dewasa.


Sebagai seorang Muslim, kita wajib berbangga hati. Karena sosok pahlawan alias real hero dikalangan Muslim sangatlah banyak. Sosok Jagoan yang benar - benar  membuat hati musuh bergetar saat namanya disebut. Pahlawan yang menegakkan kalimat Allah di muka bumi. Pembela kebenaran dan penebar cahaya Islam.


Salah satu sosok pahlawan Muslim yang hebat adalah Muhammad Al-Fatih sang penakluk Konstantinopel (Mehmed the Conqueror). Sultan Muhammad Al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja ke-enam Daulah Utsmaniyah.


Sultan Murad II memberikan pendidikan yang terbaik kepada setiap anaknya, termasuk kepada Muhammad Alfatih. Sultan Murad II menunjuk Syekh Ahmad ibn Ismail al Kurani sebagai guru khusus untuk mendampingi Muhammad Al-fatih. Beliau seorang ulama yang faham sekali dengan Al Qur'an. Tak heran sejak kecil Muhammad Al-Fatih sudah menghafalkan Al-Quran 30 Juz, mempelajari hadits-hadits, mempelajari ilmu fiqih, matematika, ilmu falaq , pandai berbicara 6 bahasa dan cerdik dalam menyusun strategi perang.


Bisyarah Rasulullah Saw

Al-Fatih  sejak kecil sudah dipersiapkan untuk menjadi pemimpin,tetapi  tetap dalam bimbingan para ulama. Sehingga pemikirannya berada di jalan yang benar. Setiap hari Muhammad Alfatih di motivasi untuk menjadi sebaik-baiknya pemimpin yg disebutkan  dalam bisyarah Rasullullah Saw, yaitu menaklukan konstatinopel.



Bisyarah adalah sebuah kabar gembira yang Allah turunkan kepada umatnya, baik melalui al-Qur’an ataupun melalui ucapan Rasulullah Saw. Salah satu bisyarah yang memotivasi Muhammad Alfatih  adalah bisyarah Rasulullah yang disampakan oleh Abdullah bin Amru pada sahabat:


Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, "bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, "Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel) (HR Ahmad)


Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir (panglima perang) adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya (HR Ahmad)


Sang guru tanpa merasa lelah setiap hari selalu membacakan bisyarah Rasulullah Saw tersebut kepada Muhammad Alfatih dan ajaibnya setiap  mendengarkan bisyarah, otomatis semangatnya semakin menggebu-gebu untuk merealisasikan penaklukan Konstatinopel.


Penaklukan Konstatinopel

Konstantinopel merupakan salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia saat itu. Dikelilingi lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan Tanduk Emas (golden horn) yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya.


Kokohnya benteng Konstatinopel sangat terkenal ke seluruh dunia, banyak ekspedisi penaklukan yang gagal membobol benteng tersebut. Benteng Konstantinopel dibuat tahun 300-an Masehi oleh Kaisar Konstantin I dan belum pernah runtuh sampai 1453 M. Selama 1123 tahun benteng itu kokoh berdiri melindungi seluruh penduduk didalamnya.


Benteng Konstantinopel terdiri dari tiga lapisan yang kuat, masing-masing tinggi bangunannya 18meter. Di lapisan pertama, ada parit. Pasukan berkuda berhenti tepat sebelum parit.  Parit itu panjangnya 20 meter, dalamnya 10 meter. Siapapun pasukan yang mencoba berenang akan dipanah dari lapis kedua. Lapisan kedua, pasukan pemanah dan pasukan penyiram minyak. manjat tembok dipanah dan disiram minyak kemudian dibakar hidup-hidup. lapisan kedua tingginya 5 meter, tebalnya 3 meter. Lapisan ketiga, ada pauskan pemanah, pelempar batu dan penyiram minyak. Tinggi lapisan ketiga 8 meter, tebal 5 meter.


Maka penaklukan Konstantinopel pun dilakukan oleh Muhammad al-Fatih dengan strategi perang yang tidak biasa. Memindahkan 70 kapal melewati bukit hanya dalam satu malam dengan bermodalkan tenaga para prajuritnya. Membobol benteng dengan menggunakan meriam  raksasa yang dibuat oleh orban. Panjang meriam ini adalah 8 meter dengan berat mencapai 16,8 ton dan berdiameter 750 mm. Meriam ini mampu melemparkan peluru bola dari batu dengan diameter 63 cm sampai sejauh 2 kilometer Pengepungan yang dimulai tanggal 6 April 1453 Masehi yang berlangsung selama 50hari. 


Muhammad al-Fatih merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Artinya Al-Fatih dalam namanya adalah gelar yang di berikan kepadanya, karena ialah yang Sultan yang berhasil menaklukkan kekuasaan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad di Konstantinopel.


Kota Roma Bisyarah yang Belum Terealisasi

Konstatinopel adalah kota simbol kekuasaan Romawi timur, sedangkan kota Roma simbol kekuatan Romawi barat sekaligus  simbol kekuatan Nasrani terbesar di dunia. Pemisahan wilayah menjadi Romawi timur dan barat tak lain didasari karena perbedaan agama. Romawi Barat menganut paham Kristen Trinitas (politeisme). Disinilah Paus memimpin kekuasaan agama Kristen. Sementara Romawi di Asia Kecil menganut Kristen Ortodoks. Bahasanya pun berbeda. Di Barat menggunakan bahasa Yunani. Sementara di Timur mengenakan bahasa Latin


Konstatinopel sudah ditaklukan setelah 800 tahun dari bisyarah nabi di ucapkan. Sedangkan kota Roma belum juga bisa di bebaskan oleh kaum muslimin sampai saat ini. Di bisyarah nabi dikabarkan, cahaya Islam akan masuk ke kota Roma dan cahaya Islam menyebar di kota tersebut. 


Rasulullah Saw tidak secara rinci menyebutkan kapan penaklukan Roma akan terjadi dan siapa yang bisa menaklukkannya. Tapi yang harus kita cermati bahwa ketika kita berupaya untuk mewujudkan bisyarah nabi membebaskan kota Roma, maka kita harus memiliki kekuatan yang besar. Kekuatan yang minimal setara dengan kekuatan pasukan al-Fatih saat menaklukan konstantinopel dulu. Kekuatan negara yang menghimpun semangat kaum muslimin untuk melakukan jihad fisabilillah dalam menebar cahaya Islam keseluruh penjuru dunia.

Syaikh Al-Albani menulis;

“Penaklukan pertama (Konstantinopel) telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-‘Utsmani. Seperti yang telah diketahui, penaklukan itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun sejak kabar gembira itu disampaikan oleh Nabi Saw. Dan pembebasan kedua (yaitu penaklukan kota Roma) dengan izin Allah juga pasti akan terealisasi. Sungguh, beritanya akan anda ketahui di kemudian hari. Tidak diragukan juga bahwa realisasi pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah umat Muslim.” (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, jld. 1, hlm. 33, no hadits. 1329)


Wallahu a'lam bish shawab 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak