Melindungi Anak Dari Perilaku Penyimpangan Seksual


Sumber Gambar: ilovelife.co.id


Oleh: Arin RM, S. Si


Sungguh tak terbayang bagaimana pedihnya hati orang tua yang mendapati kenyataan bahwa anaknya menjadi korban predator seksual. Korban kejahatan dari seseorang yang memiliki perilaku penyimpangan seksual (menyukai sesama jenis). Yang tega melampiaskan pada anak-anak.

Kejadian tak menyenangkan tersebut ramai diberitakan. Mengutip dari laman republika.co.id (21/01/2020), Ketua Ikatan Gay Tulungagung, H (41 tahun) alias Mami, ditangkap Ditreskrimum Polda Jawa Timur atas dugaan pencabulan terhadap belasan anak laki-laki, kemarin. H mengaku telah melakukan perbuatan bejatnya sejak 2018. Namun, dia enggan menjawab secara pasti jumlah korbannya.

H mengaku, para korban datang sendiri ke rumahnya di Kecamatan Gondang, Tulungagung, karena butuh uang. H memberikan uang kepada para korban dengan syarat mau berhubungan badan dengannya. "Mereka datang ke saya butuh uang, terus (saya tawari) main, mau? Mereka datang ke rumah saya. Saya ajak masuk kamar," ujar H. [1]

Sungguh diluar nalar, bagaimana bisa anak kecil bisa terpikirkan mendapatkan uang secara instan dengan cara mendatangi pelaku. Padahal anak-anak sejatinya belum punya kebutuhan besar yang mengharuskan perlu banyak uang. Maka, agar kejadian serupa tak menjalar, perlu ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan bersama para orang tua:

1. Menanamkan iman dengan kuat. Iman adalah pondasi. Kekuatan bangunan di atas nya sangat bergantung seberapa kuat dan seberapa dalam pondasi yang tertanam. Pada level anak-anak yang belum sempurna akalnya, perkara iman dapat langsung diajarkan dengan memberitahukan mana-mana yang boleh dan mana-mana yang tidak boleh dikerjakan. Anak-anak perlu dikenalkan pada sifat Allah, Sang Pencipta yang Maha Mengatur. Anak perlu dibekali pengetahuan terkait aturan ini. Dan harus berulang-ulang ditanamkan dalam diri anak bahwa Allah Maha Melihat, sehingga meski orang tua tidak tahu anak berbuat buruk, Allah tetap tahu dimana saja keburukan itu dikerjakan. Dan kelak Allah pasti akan memberikan balasan.

2. Mengenalkan aurat kewajiban menutup serta menjaganya. Informasi ini akan membuat anak mengetahui kepada siapa mereka boleh menampakkan bagian tubuh tertentu. Sehingga bila ada yang mencoba melihat, atas kesadaran iman, anak tidak akan mengizinkannya. Bahkan anak tidak akan membolehkan dipegang ataupun menyerahkan secara sukarela kepada pelaku kejahatan.

3. Memberitahu kebahagiaan tertinggi adalah keridhoan Allah. Informasi terkait konsep ini yang terus diulang akan membuat anak tidak mudah tergoda materi sebagai pemenuh kebahagiaan. Anak akan menjadikan Allah lah sebagai satu-satunya pembenar yang mendatangkan kebahagiaan bagi mereka.

4. Menjadi sahabat terpercaya anak. Hal ini penting agar anak tidak mencari pelarian kepada selain orang tua ketika sedang punya masalah. Sebaiknya anak perlu diinformasikan agar tidak mudah percaya dengan orang asing yang jarang berinteraksi dengan keluarganya. Terlebih yang baru dikenal dan mengajak pada hal tidak baik. Mengajak menyepi, atau pergi ke tempat-tempat jauh lainnya.

5. Mendampingi dan memastikan lingkungan pergaulan anak kondusif. Sehebat apapun pagar yang digunakan menjaga anak, pastinya anak akan tetap berinteraksi dengan lingkungan di luar pagar. Pada titik ini tidak jarang anak lebih mudah terpengaruh arus yang santer di luaran. Oleh karena itu penting bagi orang tua memastikan lingkungan pergaulan bagi anak, terlebih jika orang tua tidak bisa disamping anak 24 jam penuh. Sebab dari sana teman-teman anak bisa diketahui kualitasnya. Rasullulah bersabda: “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

6. Berupaya menutup segala pintu penyimpangan seksual yang membahayakan anak. Tidak dipungkiri, dewasa ini derasnya informasi bisa ditampung dalam genggaman gadget sekali pencet. Bahkan seolah kehidupan anak sulit dipisahkan dari gadget, sebab kebutuhan akan gadget juga digunakan menunjang dunia pendidikan. Maka anak perlu pendampingan saat memegang gadget. Dikarenakan konten di dalamnya sangat variatif, tak jarang pula yang isinya berbahaya karena konten pornografi ataupun kekerasan. Maka pendampingan Pada kondisi seperti ini, peran terbesar untuk memfilter konten ada pada pihak berwenang. Sebab merekalah yang punya kapabilitas memblokir konten. Dan disinilah support terbesar bagi keamanan anak saat mengakses informasi.

Lebih dari itu, di lingkungan nyata, arus sekularisme yang menjadi pintu masuk bagi beragamnya kebebasan perilaku, hingga yang menyimpang sekalipun haruslah ditutup. Sebab nyata-nyata telah menghasilkan oknum penghamba dunia yang tak lagi peduli dan takut dosa. Oknum yang demi kebahagiaan pribadinya tega mendzalimi lainnya. Terlebih jika mereka ada dana.

Dan untuk semua langkah di atas, akan lebih mudah dilaksanakan jika sesama anggota masyarakat saling menjaga. Saling menasehati dalam kebaikan, dan saling mengingatkan agar tidak membiarkan bibit kemaksiatan. Jika demikian adanya, maka menjaga anak dari perilaku penyimpangan seksual bisa dilakukan. InsyaAllah. []


Referensi:
1. https://republika.co.id/berita/q4frqn415/ketua-ikatan-emgayem-tulungagung-akui-cabuli-anakanak

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak