Liberalisasi Pariwisata



Oleh: Halimah

Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Amalia Adininggar Widya dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata pada Kamis kemarin mengatakan di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, sektor pariwisata dapat menjadi kunci pertumbuhan ekonomi suatu negara.  Sejak ditetapkan sebagai leading sector, pariwisata diharapkan dapat menjadi salah satu sektor unggulan penghasil devisa negara. Apalagi ketika perang dagang antara Amerika Serikat dan China mulai memberi dampak bagi perekonomian global termasuk Indonesia. https//www.monitoday.com/melalui-sektor-pariwisata-Indonesia-mampu-hadapi-dampak-perang-dagang-as-cchina
Jelaslah tujuan sektor pariwisata pada rezim kapitalis saat ini berorientasi hanya mengedepankan komersialisme, eksploitasi sumber daya alam, jalinan kemitraan usaha jasa (travel, transportasi, akomodasi, hiburan, entertainment). Sebagai contoh ketika sektor pariwisata budaya dieksploitasi yang diorientasikan pada sektor komersial dan hanya sebagai media hiburan dan entertaiment belaka yang mengakibatkan puluhan penari pada even tarian kolosal di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang satu persatu pingsan dan beberapa diantaranya kesurupan. Para penari yang jatuh pingsan ini, kemungkinan mengalami dehidrasi akibat kepanasan saat mengikuti pertunjukkan seni tari kolosal tersebut.https://kabar-priangan.com/puluhan-penari-pingsan-dan-kesurupan-saat-even-tari-umbul-kolosal-di-waduk-jatigede/.
Hal tersebut adalah efek liberalisasi pariwisata. Akan tetapi disisi lain, tradisi adat Buang Nahas di Kampung Talisayan, Kecamatan Talisayan, yang digelar masyarakat, di kawasan Pantai Talisay, Rabu (23/10) lalu. Tradisi adat yang selalu digelar di akhir bulan Safar tahun hijriah tersebut, bertujuan untuk  membuang segala keburukan dan berdoa bersama untuk mendapat keselamatan, kemakmuran, dan dijauhkan dari segala bencana. Namun, Camat Talisayan Mansyur tidak merestui tradisi adat mereka karena Tradisi Buang Nahas dianggap tak sesuai dengan akidah dalam Islam dan mengandung kesyirikan.    https://berau.prokal.co/read/news/62298-camat-tinggalkan-warga-talisayan.html
Seharusnya industri pariwisata mempunyai tujuan yang jelas dan efektif sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Sebagaimana pernyataan al-Quran menjelaskan tentang pariwisata yang  berakhir pada keinginan Allah swt untuk memberikan kesadaran kepada makhluknya sebagai khalifah agar dapat mengetahui kebenaran dan kebesaran serta kemahakuasaan Allah SWT. Bahkan di dalam surat al-‘Ankabut ayat 19-20 menegaskan bahwa manusia perlu mengadakan perjalanan untuk melakukan penelitian tentang aneka peninggalan sejarah dan kebudayaan manusia. Penelitian ini dapat menyadarkan manusia bahwa ia adalah makhluk Allah yang fana. Segala sesuatu yang dikerjakan di dunia akan dimintakan pertanggunganjawaban di hadapan Allah sebagai hakim yang Maha Adil. Peradaban yang pernah dihasilkannya akan menjadi tonggak sejarah bagi generasi yang datang sesudahnya. 

Karenanya, di balik pariwisata syirik pada dasarnya:
1) Melemahkan aqidah yang merupakan kunci kekuatan umat. Karena wisata yang diorientasikan dari segi hiburan dan komersial belaka, tidak akan mampu mengajak masyarakat hanya mengingat dan mengagumi kebesaran Allah SWT. serta menjerumuskan pada kemaksiatan belaka.
2) Selalu mengokohkan penjajahan yaitu orientasi pembangunannya pada aspek non strategis. Bahkan menyesatkan opini publik dengan menganggap pembangunan pariwisata bisa menghadapi kesulitan ekonomi semisal akibat perang dagang Cina-AS, serta
3) Sesuai dikte penjajah agar mereka leluasa mengeruk kekayaan strategis negeri ini.

Sistem sekuler kapitalis ini layak untuk segera dicampakkan karena hanya akan melegalisasi liberalisme. Hanya menggunakan sistem Islam secara keseluruhan maka negara akan mampu menjaga keseimbangan alam dan akidah umatnya sesuai yang diperintahkan oleh Allah SWT. Adapun orientasi pembangunannya akan mengupayakan sumber daya alam semaksimal mungkin bagi umat. Kesimpulannya, dengan menerapkan Islam secara menyeluruh negara Indonesia utamanya akan berdaulat dan terlepas dari pengaruh liberalisme termasuk salah satunya liberalisme pariwisata. Wallahua'lam bishowab.[]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak