LGBT PERUSAK GENERASI




Oleh : Fatimah Arjuna (Aktivis Dakwah Kampus)

Sistem yang rusak akan melahirkan generasi rusak. Sistem sekuler demokrasi, sebagai sebuah sistem yang memisahkan kehidupan dunia dengan agama, memberi ruang suburnya kemaksiatan termasuk LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan  Transgender). Kaum LGBT telah sangat gencar mempropagandakan kelakuan menyimpang mereka baik di dunia nyata maupun maya. Dan sekarang menggunakan label Islam, terlebih lagi yang menjadi sasarannya adalah para remaja.

Kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan  Transgender) menyatakan sistem yang rusak akan melahirkan penerus yang rusak pula, kenapa tidak sistem demokrasi yang memberikan ruang kebebasan tiap individu membuat para LBGT (Lesbian, Gay, Biseksual dan  Transgender) merosot bak petik yang menghantarkan kilat. Nauzubillah.

Haruskah sistem ini di pertahankan? Sehingga para Intelektual yang justru membuat peradaban gemilang hilang di tiup angin. Kemana para intelektual muslim yang dahulu mampu menaklukkan Konstantinopel seperti Muhammad Al Fatih.

Menjamurnya kaum pelangi tersebut menandakan bahwa negara saat ini tidak aman. Dimana penjagaan yang seharusnya Negara berperan disana.

Firman Allah:

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ

“Dan, kami juga telah mengutus Nabi Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kalian mengerjakan perbuatan yang sangat hina itu, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun di dunia ini sebelum kalian?”. Q.S. Al-A’raaf (7): 80).

Menurut penelitian Muhammad Fuad Abdul Baqi dalam “Al-Mu’jam Al-Mufahras”, ayat ini diulang dengan redaksi yang sedikit berbeda dalam Q.S. Al Ankabut (29): 28.

وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (٢٨)

 “Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya, “Kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang belum pernah dilakukan oleh seseorang pun dari umat sebelum kaum di dunia ini”.

Kalimat “ata’tuuna” (mengapa kalian mengerjakan) diganti dengan “innakum lata’tuuna” (kamu benar-benar mengerjakan).

Ayat di atas adalah sebagian ayat yang menjelaskan tentang LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender). Akronim (singkatan) ini mulai digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan para komunitas gay karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.

Di zaman sekarang, perbuatan LGBT mengalami pro-kontra. Antara syari’at Islam yang mengharamkan perbuatan tersebut dan alasan Hak Asasi Manusia yang memperbolehkannya. Namun jika kita telusuri, LGBT jika diperbolehkan dengan alasan HAM, maka hal tersebut tidaklah benar karena LGBT adalah sumber penyakit dan menyalahi fitrah. Sedangkan fitrah sendiri adalah hak asasi manusia. Jika LGBT tidak dicegah, maka akan menimbulkan banyak sekali dampak negatif yang tentunya merugikan pelaku dan sekitarnya. Kebanyakan dari pelaku LGBT terjangkit penyakit kelamin yang mengancam nyawa.

Berbicara tentang dampak dari LGBT, tidak hanya terkena penyakit saja, namun ada beberapa hal negatif yang akan terjadi jika kegiatan LGBT ini tidak kunjung dihentikan. Antara lain:

1. Kepunahan manusia

Fitrah kita sebagai manusia adalah antara lelaki dan perempuan menikah, dan perempuan memiliki anak sedangkan lelaki yang mengurus perekonomian keluarga. Logika saja bagaimana jadinya kalau pernikahan yang terjadi adalah perempuan dan perempuan. Akankah bisa menghasilkan keturunan? Akankah bisa salah satu dari mereka ada yang mengurus rumah dan perekonomian keluarga. Atau mereka berdua mengurus rumah saja? Begitupun jika yang terjadi adalah pernikahan antara dua pria. Mereka sama sekali tidak akan bisa menghasilkan keturunan. Jadi, Allah sudah menciptakan manusia sesuai dengan fitrahnya. Jadi mengapa harus hidup dengan keluar dari fitrah sedangkan fitrah itu sendiri adalah hak kita sebenarnya?

2. Penularan sikap

Benar sekali alasan-alasan yang membela aktivitas LGBT. Ada yang mengatakan bahwa sumber daya manusia ini terbatas, maka dari itu kita tidak perlu memiliki banyak keturunan agar cukup. Mereka menepis pendapat bahwasannya jika pun tidak bisa menghasilkan anak keturunan, toh, bisa adopsi. Lalu, banyak yang terpengaruh, dan mengiyakan hal tersebut tanpa memikirkan dampak yang sebenarnya.

3. Masyarakat menjadi resah

Tentu saja dampak ini juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Karena LGBT merupakan kegiatan yang tidak biasa di masyarakat, dan berdampak buruk, tentu saja hal ini akan membuat masyarakat sekitar menjadi gelisah. Bukan hanya karena LGBT itu merugikan diri, namun hal ini juga sangat dibenci oleh Allah. Maka dari itu kita harus menghindari LGBT.

Nah, gimana sih caranya agar kita bisa jauh-jauh terhindari dari virus LGBT ini? Di bawah ini adalah beberapa langkah yang bisa kita lakukan loh:

1. Banyak mengingat Allah SWT

Dengan mendekatkan diri kepada Allah maka kita akan selalu merasa takut karena dia sadar bahwa Allah selalu ada dan Maha,melihat.

2. Berteman dengan teman-teman yang salih dan salihah

Lingkungan adalah faktor yang besar peluangnya untuk membentuk dan mengubah karakter. Jika karakter lingkungan sekitarnya itu jelek, maka ada kemungkinan juga jelek. Begitupun sebaliknya. Walaupun tidak seratus persen berpengaruh, setidaknya ada delapan puluh persen kemungkinannya.

3. Menikah

Ketika nafsu sudah tidak bisa ditahan sedangkan kita takut dan taat kepada Allah, maka satu-satunya solusi adalah menikah. Tentu saja menikah sesuai dengan fitrah kita yaitu menikah dengan lawan jenis, bukan sesama jenis.

Jadi itu sedikit paparan tentang LGBT untuk diketahui dan diwaspadai ya. Semoga saja kita selalu dilindungi Allah agar terhindar dari hal demikian. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Namun solusi tersebut jika bukan Negara yang berperan disana maka tetap saja solusi tak membawa kepada kemaslahatan.

Islam bukan hanya agama mahdo saja melainkan agama yang menyangkut dengan lingkungannya seperti mualamah tanpa riba, politik tanpa Korupsi, Kesehatan tanpa bayar serta pendidikan tanpa Upah. Sudah seharusnya kita di pimpin lagi oleh sistem yang nyata bukan buatan manusia melainkan dari sang pencipta. 

Bukittinggi, 25 Januari 2020

#penapejuang
#Kompaknulis
#Membeladgpena

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak