Oleh : Lilik Yani
Kekuatan niat akan menambah motivasi untuk semakin semangat berupaya mewujudkan sebuah impian. Maka teruslah pupuk sebuah niat baik dan perkuat azzammu, hingga bisa memancing pertolongan Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
********
Sembari menjalankan upaya terbaik di wilayah kita, maka sertai dengan doa khusyuk kepada Allah Sang penentu segala kejadian. Jangan lupa kuatkan azzammu, iringi tawakkal.
Semua akan terjadi jika Allah mengijinkan. Jangan heran, banyak orang berharta berlebihan, hingga untuk membeli dan membayar apa saja bisa. Tapi belum digerakkan hatinya untuk berangkat. Hal ini dikarenakan, masalah undangan ke tanah suci, itu hak prerogatif Allah.
Untuk itulah, tersedianya harta bukan satu-satunya yang penting untuk bisa menjalankan ibadah haji atau umroh ke tanah haram. Karena banyak orang kaya tetapi belum ada panggilan di hatinya. Merasa belum siap, belum cukup bekal, belum ada waktu, masih sibuk bekerja mengumpulkan harta untuk anak keturunannya. Yach, sangat disayangkan ya. Pada saat sebagian orang berjibaku menyisihkan keping rupiah sedikit demi sedikit, tapi yang sudah memiliki uang banyak belum tergerak mendaftarkan diri.
Untuk dipanggil ke tanah suci juga tidak menunggu kita menjadi pintar atau ahli ibadah dulu. Karena banyak ahli agama yang sangat merindukan untuk beribadah ke tanah suci tapi Allah masih menyuruhnya menunggu. Pengabulan doanya tertunda. Sementara ada orang biasa ibadahnya, tapi Allah mengundangnya lebih dulu. Pasti ada maksud, mengapa demikian. Allah yang lebih tahu dan itu pasti yang terbaik buat semua hamba-Nya.
Selain itu, syarat diundang menjadi tamu Allah tidak dilihat bentuk fisik seseorang. Walau sebenarnya untuk menjalankan ibadah haji dan umroh memerlukan fisik yang sehat dan kuat. Tetapi kenyataannya, banyak pemuda gagah perkasa belum dipanggil Allah untuk menjadi tamu-Nya. Sementara banyak kakek nenek tua, bahkan ada pula yang fisiknya tidak sempurna (cacat), tapi Allah berkenan mengundangnya. Yach, Allah yang lebih memahami maksudnya.
Sahabat, ternyata memang benar. Untuk menjadi tamu Allah itu hak prerogatif Allah untuk memilihnya. Kita tetap harus husnudzon dengan pilihan Allah. Jika hingga sekarang belum mendapat undangan, padahal niat beribadah di tanah haram sudah lama, maka bersabarlah. Kuatkan azzam, lakukan terbaik tugasmu.
Tugas apa maksudnya? Ehm, selain menguatkan azzam di hati, ada tugas nyata yang harus ditunaikan. Walau itu bukan menjadi syarat utama untuk bisa berangkat ke haramain.
*Siapkan dana untuk pembiayaan tranportasi, akomodasi untuk bisa berangkat ke sana.
Misalnya dengan menabung. Banyak testimoni, tukang becak, pemulung bisa naik haji dengan menyisihkan penghasilannya 1000 rupiah setiap hari. Mungkin kita menganggap remeh ya, tapi kalau dilakukan dengan istiqomah. Maka sedikit demi sedikit akan menjadi banyak. Itu bukti nyata lho.
*Jika ada kerabat atau teman yang berangkat haji atau umroh, kita bisa menitip uang untuk disedekahkan di sana. Atau kita bisa membantu kelancaran proses keberangkatannya. Lakukan apa yang bisa dilakukan. Jika ada waktu luang, bisa ikut mengantarkan hingga asrama haji atau sampai bandara. Sebagai bentuk perhatian dan ikut merasa senang dengan calon-calon tamu pilihan Allah.
*Jangan ribut pesan oleh-oleh atau titip sesuatu. Khawatir merepotkan dan mengganggu ibadahnya. Justru kalau kita ada kelebihan uang atau barang yang diperlukan, kita berikan buat menambah perbekalan selama di tanah suci.
*Ketika ada kerabat atau teman pulang dari tanah suci. Kita segera mendatangi untuk mendapatkan doa dan berkahnya. Bukan karena ingin mendapat oleh-oleh darinya. Hehe.
*Pancing pertolongan Allah dengan rajin sedekah. Sedekah tidak harus dengan uang jika tidak ada. Apa yang kita miliki, tenaga, ilmu, keahlian apapun, bisa menjadi amal sedekah.
Yach, intinya kita tunjukkan keseriusan kita dihadapan Allah. Kita tunjukkan kalau kita rindu untuk bisa beribadah di tanah suci. Rindu ziarah ke makam Rasulullah saw, rindu bersujud di depan baitullah. Kita tunjukkan bahwa kita ingin menjadi tamu Allah dengan sikap terbaik.
Sahabat, ketika azzam sudah tertancap kuat dan kita sudah optimal menjalankan tugas apa yang ada di wilayah kita. Selanjutnya kita serahkan kepada Allah keputusannya. Kita iringi dari awal, setiap aktivitas yang kita lakukan murni untuk mencari ridlo Allah. Maka kita tawakkal saja kepada Allah apapun keputusan-Nya.
Sahabat, Allah tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Allah hanya menghendaki kebaikan terjadi pada hamba-Nya. Untuk itu tetap husnudzon dengan keputusan Allah. Kalaupun harus mengalami penundaan, seperti yang pernah kami alami. Terimalah dengan lapang dada. Kami berombongan mendaftar paket Umroh 22 hari berangkat bulan Oktober. Segala sesuatu sudah dipersiapkan. Urusan cuti kantor dan segala tugas sudah diatur dengan matang. Ternyata ada masalah visa yang harus dibereskan.
Kemudian kami harus memilih paket lain, menyesuaikan dana yang kami miliki. Maka terpilihlah paket 17 hari berangkat bulan November 2019. Sebagai manusia pasti banyak yang mengeluh dan protes dengan perubahan itu. Karena ada yang sudah mengadakan walimatul safar, mengundang banyak kerabat, teman, tetangga. Tetapi apapun, kita tetap harus husnudzon kepada Allah.
Ternyata benar sahabat, ada hikmah tersembunyi di balik semua keputusan Allah. Ada karunia luarbiasa yang kami dapatkan. Dengan penundaan keberangkatan, ternyata kami bisa bertemu dengan teman-teman sekampung. Kami berangkat berenam. Seru kan? Apalagi di antara kami ada yang sudah menunaikan haji. Jadi bisa menjadi pemandu kami nantinya. Alhamdulillah.
Selain itu, pasti ada hikmah tersembunyi yang dipersiapkan Allah untuk kami. Kami syukuri semua nikmat yang ada. Kami ubah rencana kerja yang sudah tertata rapi. Kami tata ulang agenda-agenda kami, dengan tetap meyakini bahwa ketentuan Allah pasti lebih baik. Kami pahamkan saudara dan para kerabat yang sudah terlanjut mrmpersiapkan segala hal untuk keberangkatan kami. Yach, semua pasti ada hikmahnya.
Sahabat, segini dulu ya ceritaku kali ini. Intinya, kuatkan azzam, lakukan tugas di wilayah kita, pancing pertolongan Allah, dan iringi setiap proses yang dijalani dengan tawakkal. Apapun hasilnya, husnudzon sama Allah. Allah yang paling memahami kebutuhan kita.
Semoga berkah dan ridlo Allah selalu mengiringi setiap helaan nafas kita. InsyaAllah
Wallahu a'lam bisshawab
Tags
renungan