Ketika Kata Berujung Petaka

#Day30Part3Postingan2



By : Messy

Kata menurut KBBI adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.

Sejatinya, kata berarti "NETRAL" dalam makna. Tergantung si pengolah kata harus bijak dalam mengolahnya. Jika yang diolah adalah kata baik maka lahirlah yang baik pula. Begitu juga sebaliknya, jika yang diolah adalah kata buruk maka lahirlah yang buruk pula.

Sebuah petuah pernah berbunyi, "Satu kata mampu menembus sejuta jiwa dan raga". Begitu besar pengaruh sebuah kata. Bayangkan jika satu kata kebaikan yang terolah mampu menjadi perantara kebaikan untuk sejuta jiwa dan raga. Masya Allah, bisa memicu pertolongan Allah segera tiba.

Tapi sebaliknya, jika satu kata keburukan yang terolah mampu menjadi perantara keburukan untuk sejuta jiwa dan raga. Ini sungguh berbahaya tingkat dewa. Maka perlu bijak dalam berkata-kata. Jangan sampai kata berujung dengan petaka, atau ada hati yang terluka.

Efek negatif ketika tak bijak dalam mengolah kata:

1. Mendapat peringatan yang keras 

Allah berfirman:

أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ . كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)

Jika kata diibaratkan seperti sebuah pisau. Sebelum pisau digunakan untuk menusuk orang lain, sesungguhnya bisa tersebut sedang menusuk diri kita sendiri. Ketika kita mengucapkan sebuah kata untuk menasihati orang lain. Padahal kata tersebut teruntuk diri kita sendiri.

Pastikan kata yang terucap sesuai dengan fakta. Sebab, Allah tak menyukai orang yang berdusta. Jangan pernah bermain kata walaupun hanya untuk bercanda. Jika tak sesuai fakta, orang lain tak lagi percaya.

Rasulullah bersabda:

“Akan didatangkan seorang pada hari kiamat lalu dicampakkan ke dalam neraka. Di dalam neraka orang tersebut berputar-putar sebagaimana keledai berputar mengelilingi mesin penumbuk gandum. Banyak penduduk neraka yang mengelilingi orang tersebut lalu berkata, ‘Wahai Fulan, bukankah engkau dahulu sering memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?’ Orang tersebut menjawab, ‘Sungguh dulu aku sering memerintahkan kebaikan namun aku tidak melaksanakannya. Sebaliknya aku juga melarang kemungkaran tapi aku menerjangnya.'” (HR Bukhari dan Muslim)

b. Mendapat gelar yang buruk

Anjing sangat tunduk, patuh dan setia kepada siapapun yang memberi makan dan minum, meskipun seorang penjahat. Manusia yang seperti anjing tidak mau tunduk kepada ayat-ayat Al-Qur’an yang telah diturunkan, dihalau atau tidak ia tetap akan menjulurkan lidahnya. Mulut menginginkan diatur oleh sistem Islam tapi sikap tak menunjukkan keinginan untuk diatur olehnya.

Allah berfirman:

وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَـكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ذَّلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS: Al-A’raf: 176).

3. Mendapat siksa di neraka

Allah tak menyukai manusia yang berkata tak sesuai dengan fakta. Apalagi kata hanya berisi dengan dusta. Tentu bisa berujung petaka dan celaka atau berakhir dengan neraka. Seburuk-buruk tempat berada.

Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada perbuatan baik, dan perbuatan baik menunjukkan kepada surga dan sesungguhnya seseorang yang membiasakan jujur ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan, sesungguhnya dusta menunjukkan kepada perbuatan dosa, dan perbuatan dosa menunjukkan kepada neraka, dan sesungguhnya seseorang yang biasa berdusta ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari Muslim)

Semoga kata kita tak berujung petaka dan neraka! So, bijaklah dalam berkata!
.
 .
" Semua orang itu pintar ngomong. Oleh karenanya siapa yang perbuatannya sejalan dengan ucapannya itulah orang yang dikagumi. Akan tetapi bila lain ucapan lain perbuatan itulah orang yang mencela dirinya sendiri. (Abdullah bin Mas'ud)

Bukittinggi, 30 Januari 2020

#kompaknulis
#opey2020bersamarevowriter



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak