Oleh : Putri Jasmine
Kaum penyuka sesama jenis kembali berulah, kali ini kasusnya bukan di dalam negeri, namun melibatkan lintas negara, pelakunya anak bangsa dengan segudang capaian prestasi, sungguh ironi, bukannya mengharumkan, ia justru mencoreng wajah Indonesia. Kasus tindakan kaum sodom yang menggegerkan negeri Ratu Elisabeth ini tercatat sebagai kasus terbesar sepanjang sejarah pemerkosaan di Britania Raya, masyarakat dunia tak habis pikir, bagaimana seorang yang, berpendidikan tinggi mampu melakukan tindakan semisal binatang buas dengan korban yang sangat banyak. Sejak kaum sodom semakin didukung keberadaannya mereka memang semakin leluasa beraktifitas melampiaskan hasrat seksualnya, tidak hanya kepada “pasangannya” mereka juga menyasar anak-anak di bawah umur, atau orang dewasa secara paksa, tercatat begitu banyak kasus (yang terungkap ataupun tidak ) menguak kebiadaban kaum nabi Luth dalam melakukan aksinya.
Publik kemudian membuat studi, tentang apakah yang harus dilakukan untuk mencegah terus berkembangnya perilaku penyimpangan seksual ini, gagasan memperkokoh ketahanan keluarga pun mencuat. Keluarga dianggap sebagai benteng terkuat dalam menghentikan penyebaran penyakit masyarakat ini, benarkah demikian?
Jika kita amati, keluarga memang memegang peranan penting dalam membentuk karakter seorang manusia, tarbiyah yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang tangguh di kemudian hari, maka berjalannya seluruh fungsi keluarga wajib diupayakan. Namun perlu diingat, ada hal yang lebih penting lagi untuk segera diwujudkan, ia adalah Ketahanan Negara. Negara merupakan perisai dan pelindung terkuat bagi masyarakat, Negara melalui Penguasanya akan menjadi benteng terdepan untuk mengamankan masuknya segala sumber penyakit masyarakat termasuk aktivitas kaum sodom. Bagaimana mungkin keluarga bisa berjuang sendiri melindungi generasinya agar tak terjerumus perilaku haram dengan kondisi negara justru memfasilitasi para pelaku, turut menyebarluaskan aktifitas, meminta masyarakat untuk menerima bahkan merangkul keberadaan mereka dan hampir-hampir melegalisasi pernikahan sesama jenis? Jika begini kondisinya jelas mendidik generasi menjadi pekerjaan yang amat sulit dilakukan
Keberadaan Reynhard Sinaga adalah buah dari sistem liberal yang dianut oleh bangsa ini, atas nama kebebasan berperilaku, kaum sodom menyebarkan ide bahkan memperluas komunitasnya, jelas sebagai umat Rasulullah kita tidak bisa menerima kemaksiatan terus merajalela, karena kita yakin berkah Allah dari langit dan bumi hanya akan tercurah jika manusia dalam keadaan taat kepada-Nya, bukan berlumur kemaksiyatan seperti saat ini yang akan mengundang murka dan azab Sang Maha Perkasa. Maka tak ada jalan lain, bangsa ini harus berubah, penguasanya harus berubah, menjadi bangsa yang taat kepada Allah dan menjadi penguasa yang taat dan takut kepada Allah, yang akan mengeliminasi semua kejahatan dan kemaksiatan bahkan sejak mulai bibitnya, yang tegas menghukum pelaku kemaksiatan berdasarkan hukum yang Allah tetapkan, yang akan menutup segala celah penyebab keburukan. InsyaaAllah berkah akan Allah SWT tutunkan dari langit dan bumi.
“Jikalau sekira penduduk negeri- negeri beriman dan bertaqwa maka Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi...” qs.al-A’raf ayat 96