Kesejahteraan yang Hampa

 

by : Ummu Athifa (Citra Ningrum)


Kesejateraan merupakan hal yang krusial bagi siapapun. Semua orang menginginkan bahagia, tentram, dan damai. Tolak ukur sejahtera akan berbeda-beda setiap orang. Misalnya ingin kaya, ingin dimudahkan dalam berobat, ingin dimudahkan dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari, ataupun mudah dalam hal pendidikan. 

Tentu semua hal tersebut akan tercapai jika pemimpin negara memahami kebutuhan rakyatnya. Iya, sangat sulit saat ini untuk memenuhi kebutuhan karena harga yang terus meningkat, tetapi pekerjaan amat sulit dicari. Sebut saja, di awal tahun 2020, rakyat Indonesia dikejutkan dengan beragam kenaikan yang ditentukan pemerintah tanpa memerhatikan kondisi rakyatnya.

Mulai dari iuran BPJS naik hingga 100%, TDL naik, subsidi LPS 3kg dicabut, tarif tol naik, hingga harga sembako ikut-ikutan naik. Itulah sedikit banyaknya yang membuat rakyat ini tertekan dan bingung harus bagaimana lagi dengan kondisi ini. Akhirnya, tak sedikit rakyat Indonesia mengekor pada segelintir orang yang menjamin kesejateraan. 

Seperti yang sedang viral beberapa pekan ini mengenai munculnya kerajaan-kerajaan di beberapa daerah. Misalnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah, yang mengklaim sebagai keraton penerus Kerajaan Majapahit yang akan menjadi penguasa di dunia. 

Kemudian, kini muncul kelompok yang mengatasnamakan dirinya Sunda Empire-Earth Empire. Kelompok ini memprediksi pemerintahan dunia akan berakhir pada 15 Agustus 2020 mendatang.(www.muslimahnews.com/260120). Beberapa pengamat juga memandang, munculnya berbagai kerajaan baru dilatarbelakangi berbagai motif, baik motif ekonomi, guna mencari keuntungan dari setiap pengikutnya. 

Adanya motif politik, guna mengumpulkan basis massa untuk pemilihan umum. Serta mencari alternatif di tengah ketidakpastian hidup. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan kemunculan Sunda Empire juga menunjukkan banyak orang stres saat ini. 

Menciptakan ilusi-ilusi yang sering kali romantisme-romantisme sejarah ini. Dan, ternyata ada orang yang percaya juga menjadi pengikutny (www.cnnindonesia.com/ 170120). Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Bahtiar menyebut kerajaan-kerajaan baru, seperti Keraton Agung Sejagat (KAS) dan Sunda Empire dikelola oleh orang yang tidak waras. 

Banyak orang tertarik dan bergabung dalam kerajaan baru karena sedang alami kebuntuan mencari jalan keluar persoalan hidup, yang akhirnya gampang tergiur tawaran tidak rasional. Hingga dimanfaatkan oleh kalangan tertentu untuk mencari untung materi dari para pengikutnya.

Ternyata hal tersebut terjadi dikarenakan rakyat merasa tidak terpenuhi kesejateraannya. Begitu hampa kesejateraan yang dibangun atas dasar hanya kepentingan individu saja. Tak akan pernah sampai pada rakyat sejahtera jika masih berpedoman pada asing. Itulah yang terjadi pada pemimpin di negeri ini, rakyat hanya dibutuhkan saat musim politik saja.

Tetapi setelah terpilih menjadi pemimpin di negeri ini, lupalah semua akan janji-janjinya. Hal ini akan terjadi kembali, jika masih mengikuti sistem kapitalistik ini. Kelak akan banyak orang-orang yang 'stres' karena tak sejahtera. Akan banyak orang mengambil jalan pendek untuk 'kaya' agar terpenuhi kebutuhan hidupnya. 

Menurut Ir. Dudy Arfian, M.Si. menyatakan, karena sistem kapitalisme yang diterapkan, banyak penguasa yang ingkar janji, seperti stop utang luar negeri, namun faktanya utang Indonesia per-Agustus 2018 capai Rp4.636 triliun. 

Lalu janjinya persulit investasi asing, tapi faktanya perizinan dan agresivitas untuk menarik investasi asing di Indonesia semakin bertubi-tubi. Dan yang bohong lagi adalah janji merebut Indosat dari tangan asing, namun hingga kini tidak ada wujudnya (www.mediaumatnews.com/311218).

Jika telah terbukti sistem sekuler kapitalisme gagal menyejahterakan rakyatnya dan tak memberi keadilan kepada rakyat miskin, maka sudah seharusnya, mengarahkan solusi pada sistem Islam (Khilafah) yang telah terbukti selama 1.300 tahun menyejahterakan, memberikan keadilan serta mewujudkan masyarakat yang bertakwa dan beriman.
Wallahu'alam bi shawab 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak