Hijabku Kehormatanku


Oleh: Nur Azizah Achmad

Namaku Nur Azizah Achmad,  boleh dipanggil Azizah tapi jangan dipanggil Achmad. Aku adalah seorang siswi di MA Uswatun Hasanah Padalarang. Aktivitasku sehari-hari adalah bersekolah dan mengikuti kajian Islam intensif. Menulis adalah salah satu hobiku dan salah satu cita-citaku. Satu lagi, aku adalah seorang remaja muslimah.
            Sebagai wanita, tentunya kita semua menginginkan menjadi ‘wanita terhormat’. Tapi, kebanyakan dari wanita untuk menjadi ‘wanita terhormat’, hanya keinginan dimulut saja, malas untuk mewujudkannya. Tanpa kita sadari, dari aspek perilaku dan tutur kata saja, kita belum menjadi ‘wanita terhormat’.
Bahkan yang pertama  dan yang sangat utama , dari segi berpakaian kita belum pantas untuk dicap ‘wanita terhormat’.Wanita terhormat menurut aku adalah wanita yang memiliki harga dirisalah satunya dihadapan laki-laki yang bukan mahrom-nya (orang yang haram dinikahi).
Wanita terhormat tentu akan menjaga dirinya agar tak direndahkan orang lain. Namun, jaga diri disini bukan jaga diri secara mempertahankan diri (bela diri secara fisik), tapi mempertahankan dan meningkatkan kehormatannya.
Coba kita cermati wanita saat ini dari aspek cara berpakaiannya.Tak sedikit wanita  sekarang gemar menggunakan pakaian yang minim, membentuk lekuk tubuhnya dan berdandan secara berlebihan (tabarruj). Semua itu dilakukan dengan dalih menunjukan kecantikan dan keindahannya agar menjadi pusat perhatian, terutama pusat perhatian laki-laki (sombong). Masih beruntung jika berhadapan dengan laki-laki yang menundukan pandangan didepannya. Bagaimana jika berhadapan dengan laki-laki yang tertarik padanya dengan pemikiran yang dangkal, sehingga bias saja melecehkan wanita itu. Jika itu yang terjadi, hilanglah kehormatan wanita itu, Astaghfirullah. Wanita seperti ini tidak menjaga kehormatannya karena secara gratis wanita ini memperlihatkan kecantikan dan keindahan tubuhnya, Na’udzubillah.
“Dunia itu perhiasan; dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita sholehah.”(HR. Muslim)Masya Allah, Tabarakallah. Kita sebagai wanita sudah ditawarkan untuk menyandang predikat sebaik-baiknyaperhiasan dunia dan syaratnya hanya satu, dengan menjadi wanita sholehah.
Tentu kita sangat menginginkan predikat terhormat dan kita jangan malas untuk berusaha memenuhi syaratnya, dengan menjadi wanita sholehah.Kita sepakat, aturan Alloh SWT diturunkan salah satunya untuk memuliakan wanita.Cara memuliakan wanita salah satunya dengan dipandu menjadi wanita shalihah. Berarti untuk menjadi wanita shalihah pun diatur Allah dalam Al-Quran.
Salah satu syarat yang utama dan yang sangat penting untuk menjadi wanita sholehah, dengan menutup aurat menggunakan hijab yang telah diperintahkanAllah.Aurat adalah bagian tubuh yang haram dilihat, dan karena itu harus ditutup. Batasan aurat wanita sudah jelas tertera dalam hadist berikut“Wahai Asma’! Sesungguhnya wanita apabila sudah baligh, tidak boleh dilihat darinya ini dan ini.” Beliau menunjuk ke wajah dan telapak tangannya” (HR. Abu Dawud).
            Berarti aurat wanita, seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Aurat wanita wajib ditutup dengan mengenakan hijab yang sesuai dengan perintah Allah. Bagaimana berhijab seperti yang telah Allah perintahkan? Tutorial berhijab yang sesuai perintah Allah tentu ada dalam Firman-Nya, dalam Al-Qur’an“Katakanlah kepada perempuan yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang biasa tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung hingga batas dadanya”(QS. An-Nur:31).
Menjadi wanita terhormat harus mengenakan hijab, tapi bukan hijab yang asal-asalan.Hijab yang dikenakan haruslah hijab yang sesuai aturan Allah. Dalam QS. An-Nur tadi diperintahkan, kita harus yang menutup dada bukan hanya sekedar menutup rambut dan saran aku lebih baik kerudungnya dipanjangkan dan dilonggarkan,  agarjika kerudung tersingkap, maka aurat tidak terlihat.
Dan ternyata bukan hanya mengenakan kerudung saja yang diwajibkan Alloh, tapi pakaian wanita pun diatur Allah, dalam Firman-Nya didalam Al-Qur’an:“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin,”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Ahzab :59).
Jilbab adalah baju kurung atau gamis yang longgar dan memiliki lengan panjang. Batas jilbab, sampai mata kaki, boleh dipanjangkan maksimal sehasta.Adapun kaus kaki, salah satu cara untuk menutupi aurat kaki saat keluar rumah untuk melengkapi jilbabnya, agar lebih aman untuk melangkah, hingga aurat kakinya tidak terlihat.Ternyata mengenakan kaus kaki saat keluar rumah bisa membuat kaki  halus,dan tentunya lebih terlihat anggun, Masya Allah.
Bukannya percuma saja jika kita sudah berhijab, namun perilaku masih buruk? Bukannya sama saja kita seperti tidak mempunyai kehormatan? Setidaknya kita sudah berhijab, sudah berusaha menjaga kehormatan diri. Masalah perilaku, harus kita iringi sembari kita berusaha berhijab syar’i.
Coba bayangkan, ada dua buah permen. Permen A tidak dibungkus apapun dibiarkan terbuka, sedangkan permen B dibungkus rapi, tertutup oleh plastik. Permen A pasti akan dikerumuni banyak semut karena mencium aroma gula dalam permen itu. Sedangkan permen B pasti tidak dikerumuni oleh semut karena tertutup oleh plastik.
            Perumpamaan wanita yang tak menutup aurat dengan wanita yang menutup auratnya secara syar’i seperti dua buah permen tadi. Wanita yang tidak menutup aurat pasti akan dilihat karena keindahan tubuhnya dan minimal pasti akan ada laki-laki yang berniat merendahkan kehormatannya, Na’udzubillah. Sebaliknya, wanita yang menutup auratnya secara syar’i, tentu lebih terjaga kehormatannya, karena laki-laki yang melihatnya tentu akan merasa segan untuk merendahkan kehormatannya, Masya Allah.
Mari yang belum berhijab,kita berhijab. Bagi yang sudah berhijab, mari kita sempurnakan. Bagi yang sudah sempurna, mari kita dakwahkan. Saatnya raih mahkota kemuliaan dengan berhijab syari’. Wallahua’lam bishowab.
Penulis, Siswi MA Uswatun Hasanah Padalarang, Kab Bandung Barat, Jawa Barat.


1 Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak