Oleh : Eka A Djailani
Ketika kita berbicara mengenai generasi penakluk, maka yang terbayang adalah sosok-sosok sang darah mudah yang akan hadir ditengah-tengah ummat untuk menyalamatkan ummat dari cengkrama setan bisu. Generasi penakluk tidak dilahirkan di tengah-tengah kebahagiaan tanpa problems. Generasi penakluk adalah generasi yang hadir ditengah-tengah balutan masalah yang besar yang akan mendobrak semua masalah itu. Generasi penakluk bukanlah generasi follower. Namun, generasi penakluk adalah generasi creator yang hadir untuk melengserkan sang follower unfaedah dan membawa peradaban untuk menyadarkan ummat.
Sang penakluk adalah sang pemberani yang tak akan gentar dengan para pembenci Islam. Di zaman sekarag ini banyak sekali orang-orang yang tidak suka dengan syariat Islam, sehingga ketika ada anak muda yang menyuarakan Islam selalu dikekang dan dibungkam, bahkan ada salah satu mahasiswa yang ditegur oleh salah satu dosennya saat mengenakan topi yang bertuliskan kalimat tauhid. Kejadian ini terjadi disalah satu kampus ternama yang berada di Maluku utara, namun hal ini belum diketahui banyak orang, karena tidak dipublikasikan. Bukan hanya itu, berbagai kasus seperti ini terjadi di berbagai kampus lainnya, seperti yang baru-baru ini menimpa saudara kita yaitu Hikmah Sanggala, yang karena menyuarakan Islam ia diberikan surat DO (Drop Out) dari kampus. Padahal, jika kita telusuri tidak akan kita temukan letak kesalahan kita dalam menyuarakan agama Islam. Karena jika kita lihat dalam pasal 29 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Namun sayang seribu sayang, UUD ini tidak berlaku bagi ummat Islam. Karena yang berperan penting dalam pembungkaman adalah orang-orang pentig yang tak pening bagi ummat Islam.
Jika hal ini terus dibiarkan, maka ummat Islam akan selalu terjajah tanpa bisa berekspresi menurut agamanya. Kasus diatas barulah dua kasus dari banyaknya kasus pembungkaman dan pengekangan yang terjadi di Indonesia, belum lagi di Cina, Amerika, India, Palestina dan masih banyak lagi ummat yang terzolimi. Indonesia masih pada tahap peran pemikiran belum pada tahap peran fisik, dan akan sampai pada peran fisik ketika generasi penakluk itu bangkit dan melawan. Maka, yang merasa generasi yang akan menakluk Roma harus bangkit dan ambil bagian dari penaklukan. Sehingga hidup tidak hanya untuk diri sendiri tetapi bagimana memikirkan persoalan ummat yang terzolimi.
Sejarah telah membuktikan pada 29 Mei 1453 M adalah runtuhnya Romawi Timur yang ditaklukkan oleh salah satu sang penakluk yang masih berdarah mudah. Penkluk yang tak terlupakan sepanjang masa kehidupan. Tidak ada yang tidak mengenal beliau, yang tidak mengenal beliau mungkin bayi yang baru lahir, orang-orang-oran yang tidak perduli dengan sejarah Islam dan orang-orang yang megalami gangguan kejiwaan. Sang penakluk itu adalah Muhammad Al-Fatih. Beilau adalah generasi penakluk Roma Timur (konstantinopel, yang sekarang dikenal dengan Tuki) dan generasi kita ini (milenial) adalah generasi penakluk Roma Barat (Romawi). Sekarang, yang menjadi petanyaan besar adalah yang manakah pilihan kita, apakah milenial followers ataukah creator peradaban? Pilihan ada ditangan kita bukan ditangan orang lain, memilih menghabiskan masa muda dengan bergabung untuk menaklukkan Roma ataukah berdiam diri hingga azal menjemput?. Jika pilihanmu bergabung, maka carilah generasi-generasi penakluk untuk bergabung.
Generasi milenial bisa juga disebut generasi yang hidup di akhir zaman, sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa kehidupan ini terdapat lima fase. Fase yang pertama yaitu fase kenabian, yang kedua yaitu fase khilafah ‘ala minhaj nubuwwah, yang ketiga yaitu fase mulkan adhan (kekuasaan yang menggigit), fase yang ke-eampat yaitu mulkan jabariyah (kekuasaan diktator) dan yang terakhir yaitu khilafah ‘ala minhaj nubuwwah (kembalinya fase kedua). Sekarang mau tidak mau, kita akan menuju ke fase yang terakhir yang pada fase inilah Roma Barat akan ditaklukkan oleh generasi penakluk berdarah mudah (milenial creator).