Oleh: Rasti
Beberapa waktu lalu asik melihat kompilasi di Youtobe, saya agak terkejut kompilasi menampilkan acara Prodcast Deddy Corbuzier di Channel Youtubenya (15/1/2020). Dimana istri Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid (Gusdur), Sinta Nuriyah mengatakan bahwa "Perempuan muslim tidak wajib menggunakan jilbab"
Dalam acara tersebut, Sinta Nuriyah pada awalnya hanya menyoroti ada miskonsepsi tentang jilbab yang berkembang pada saat ini. Menurutnya, hijab tidak sama dengan pengertiannya dengan jilbab. Hijab itu pembatas dari bahan-bahan yang keras seperti kayu, kalau jilbab dari bahan-bahan yang tipis seperti kain untuk menutup (tempo.co).
Pernyataannya dilanjut dengan pengakuan bahwa setiap Muslimah tidak wajib menggunakan jilbab seperti yang tertulis dalam Al-Quran jika diartikan benar secara konstektual. Sinta juga mengakui bahwa kaum Muslimin banyak yang keliru, sembarangan dalam menerjemahkan dan menafsirkan Al-Quran bahkan bermodalkan Google, harus punya basic dan ilmunya yang sangat tinggi.
Tidak jelas latar belakang keilmuan yang ia pakai untuk belajar, berijtihad hingga keluar fatwa begitu.
Padahal jelas tertulis dalam Al Quran surah Al Ahzab ayat 59 yang berbunyi :
"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka ...."
"Ke seluruh tubuh mereka" , tentu paham betul apa yang dimaksud ke seluruh tubuh, kepala tidak mewakili seluruh tubuh kita. Maka jelas sangatlah keliru jika dikatakan jilbab adalah kain untuk menutup kepala.
Jilbab itu pakaian yang digunakan sehari-hari saat keluar rumah, berbentuk seperti kurung atau terowongan yang diulurkan sampai ke bawah, bukan kain penutup kepala.
Sedangkan kain penutup kepala itu sendiri namanya khimar atau kerudung. Kaum Muslimah diwajibkan menutup kepalanya hingga dadanya seperti yang tertulis dalam Al-Quran surah An-Nur ayat 31.
Pernyataan Sinta mencerminkan sikap lancang terhadap ulama terdahulu. Padahal sudah jelas tertulis dalam Al-Quran, Rosululloh saw dan para sahabatnya mewajibkan jilbab, begitu pula para Ulama telah berijma wajibnya berjilbab. Nah ini Ulama bukan kok berfatwa seperti itu.
Entah apa yang merasukinya ...
Sangat berbahaya bagi orang yang haus akan kepentingan pribadinya.
Inilah buah dari sistem kapitalisme liberal yang berorientasi pada asas manfaat atau kepentingan. Dalam sistem ini juga setiap orang bebas mengucapkan pendapat sesuai dengan kehendaknya tanpa berfikir apakah bertentangan dengan syariat ataukah tidak. Termasuk dalam hal ini sikap seenaknya sendiri menafsirkan syariat dan ayat-ayat Allah adalah buah dari kebebasan berpendapat. Maka dari itu kita butuh institusi yang mampu menjaga Islam dan akidahnya yang tidak lain adalah negara. Dengan adanya negara yang menerapkan Islam secara kaffah, maka pemahaman terhadap syariat dapat dijaga dengan benar. Siapapun yang berani mengutak utik syariat Islam maka akan berhadapan dengan negara. Tidak seperti saat ini, negara justru membiarkan paham liberal merasuki pemikiran umat Islam, bahkan hal ini justru di dukung sepenuhnya oleh negara. Wallahu'alam bish showab