Oleh: Aminah Darminah, S.PdI
(Muslimah Peduli Generasi)
Jalan dakwah jalan yang berliku, penuh onak dan duri. Ditengah cengkraman kapitalisme saat ini, tantangan dakwah semakin berat. Saat ini para pengemban dakwah tidak hanya berhadapan dengan orang-orang kafir, tetapi juga berhadapan dengan orang-orang munafik. Walaupun demikian jalan dakwah yang terjal saat ini mengandung banyak kemulyaan.
Harus kita pahami, bahwa dakwah itu poros kehidupan, bukan pekerjaan sambilan. Karena hakekatnya dakwah yang kita lakukan sejatinya, kita sedang menasehati diri kita sendiri.
Ditengah kesulitan hidup yang menimpa, menjadikan pengemban dakwah sibuk dengan aktifitas mencari nafkah, terkadang dakwah dilalaikan.
Ada bebrapa faktor yang menyebabkan enggannya pengemban dakwah melakukan aktifitas dakwah. Pertama persoalan internal, lemahnya motivasi bagi para pengemban dakwah, bahwa dakwah tugas yang mulia tugas para Nabi dan Rosul, para sahabat, para ulama, dan orang-orang yang beriman. Ketika lemah motivasi, maka dakwah di sisa-sisa waktu, sekedar menggugurkan kewajiban. Tanpa prioritas amal. Akibatnya malas menggelayut pada para pengemban dakwah. Lebih prioritas aktifitas mubah seperti nonton tv, main HP yang tidak memberikan kontribusi terhadap dakwah.
Kedua Persoalan eksternal, Ketika motivasi berdakwah lemah, otomatis daya tahan terhadap tantangan dakwah juga lemah, di era saat ini kriminalisasi, fitnah terhadap para ulama dan pengemban dakwah kerap kali terjadi, baik melalui tekanan terhadap pekerjaan, jabatan, bahkan kerap berujung pada jeruji besi, sebagian pengemban dakwah memilih zona nyaman dengan meninggalkan aktifitas dakwah.
Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar istiqomah di jalan dakwah. Pertama, Harus kita pahami bahwa menjadi pengemban dakwah adalah pilihan, dakwah kewajiban dari Allah SWT, kita bisa belajar dari Rosulullah ketika beliau ditawari orang-orang Qurais harta, tahta, wanita. Rosulullah menjawab "andai mereka dapat meletakkan matahari ditangan kanaku dan bulan di tangan kiriku agar aku menghentikan dakwah ini, maka hingga Allah memenangkannya atau aku binasa dijalannya. Aku tak akan meninggalkan dakwah ini".
Kedua, ditengah sulitnya kehidupan kita saat ini yakinlah bahwa Allah pasti akan memberikan rezekinya dari berbagai arah, Allah sudah berjanji dalam surat albaqoroh 212:
وَاﷲُيَرۡزُقُ مَنۡ يَّشَٓاءُبِغَيۡرِ حِسَابٍ.
Artinya: Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendakiNya tanpa batas.
Jangan sampai kesulitan hidup, menghentikan langkah kaki kita untuk berdakwah.
Ketiga, bertaqorrub kepada Allah, isi hari-hari dengan banyak berzikir, baca alquran, solat sunah muakkad, sabar dan tawakkal menghadapi setiap ujianNya. Karena sejatinya, ketika kita mendekatkan diri kepada Allah, kita sedang mengundang bantuannNya.
Apa konsekwensinya jika kita enggan berdakwah. Allah SWT befirman dalam surat al-Anfal ayat 25:
وَاتَّقُوۡا فِتۡنَۃًلَّاتُصِيۡبَنَّ اَّلذِيۡنَ ظَلَمُوۡامِنۡكُمۡ خَٓاصَّۃً وَاعۡلَمُوۡٓااَنَّاﷲَشَدِيۡدُالۡعِقَابِ.
Artinya: Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak dikhususkan menimpa orang-orang yang zalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaanNya.
Musibah yang Allah datangkan bertubi-tubi, salah satu teguran dari Allah karena kita lalai melakukan amal makruf nahyi mungkar. Maka penting mengokohkan azzam sebagai pengemban dakwah, untuk terus Istiqomah dijalan perjuangan ini, sampai Allah memanggil kita untuk pulang.
Wallahualam.