Oleh : Ella Almeria
Mahfud MD menyatakan bahwa haram hukumnya mengikuti negara Islam seperti yang Rasulullah SAW contohkan. Beliau menngatakan bahwa yang diperlukan itu negara islami bukan negara Islam.
Negara islami yaitu sifat jujur, anti korupsi, bersih, taat hukum dan lainnya. Peryataan ini sangat berbahaya karena akan merusak iman seorang muslim. Bagaimana tidak, Rasulullah adalah teladan bagi kita (umat Islam), yang merupakan suri teladan bagi umat Islam.
Bahwa Rasulullah SAW dahulupun mendirikan negara Islam, bukan negara islami. Rasulullah diperangi bukan karena mengajarkan jujur, ikhlas, ataupun hanya mengajarkan shalat, puasa dan sebagainya. Namun, Rasulullah diperangi oleh kaum kafir Quraisy karena ingin mendirikan negara Islam, yaitu negara yang menerapkan seluruh aturan Islam dalam seluruh sendi kehidupan.
Menyatakan bahwa umat diperintahkan mendirikan negara yang islami adalah pandangan yang menyesatkan dan bahkan tidak memiliki landasan syar’i.
Karena fakta sejarah menunjukkan bahwa negara Islam itu pernah ada dan berjaya selama 14 abad lamanya. Pada saat itulah Rasulullah mendakwahkan Islam ke seluruh dunia, hingga cahaya islam bisa kita rasakan sampai teempat yang jauh di nusantara ini.
Adalah sekulerisme, yang menyebabkan umat terpisah dengan ajaran islam yang kaffah. Sekulerisme atau pemisahan agama dari kehidupan merupakan akar masalah penyebab utama umat tidak mau berislam secara kaffah.
Ummat digiring untuk berpikir sekuler dan tidak mau berislam secaca menyeluruh. Artinya menerapkan hukum Islam dalam seluruh aspek kehidupan, mulai dari sistem Ekonomi, sistem Peradilan, sistem Sanksi, dan lainnya semua lengkap dalam ajaran Islam
Firman Allah dalam surat Al Ahzab :
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allâh " [QS: al-Ahzâb: 33:21]
Mengikuti / Ittiba perilaku Rasulullah SAW termasuk dalam membentuk negara Islam adalah bukti sempurnanya iman setiap mukmin.
Setiap shalat kita mengucapkan dua kalimat syahadat laailaha ilallah muhamaadu rasulullah.
Artinya tidak ada sembahan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah, memaknai Nabi muhammad sabagai utusan Allah adalah dengan Ittiba mengikuti seluruh perilakunya (kecuali perkara kekhususan bagi beliau SAW) yang memang harus kita lakukan sebagai konsekuensi dari iman islam kita. Wallahu a'lam bish-showab.
Tags
Opini