Oleh: Nur Laila M.
Di tengah frustrasi sosial dan ekonomi masyarakat muncul Keraton Agung Sejagat, Kemunculan Keraton Agung Sejagat beberapa waktu silam menghebohkan masyarakat. Mereka menyebut dirinya sebagai pimpinan kerajaan. Toto Santoso yang menyebut dirinya Sinuhun dan Fanni Aminadia sebagai ratunya. Polisi akhirnya menguak terjadi motif penipuan di balik beragam aktivitas Keraton Agung Sejagat dengan memanfaatkan kebanggaan masyarakat menjadi ningrat.(kompas.com,19/01/2020).
keraton yang ada di Desa Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, ini mudah mencari pengikut. Menurut sosiolog dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fiskom) Universitas Kristen Satya Wacana, Dr Sri Suwartiningsih menyatakan bahwa Totok Santosa memanfaatkan pengikutnya yang ingin menjadi ningrat atau kerabat keraton (kompas.com15/1/2020).
Fenomena ini berangkat dari kisah peristiwa Ratu Adil. Bukan fenomena baru sebenarnya, bahkan di dunia ada gerakan milenarianisme, yang muncul setiap waktu tertentu. Gerakan ini menawarkan jalan keluar bagi kebuntuan zaman, kelemahan berpikir dalam menyelesaikan masalah membuat masyarakat kehilangan arah dalam menjalani kehidupan.
Masyarakat sudah mulai merasa jenuh dengan kondisi dunia yang kacau dan tidak adil, serta membutuhkan solusi untuk dunia kembali sejahtera. Mereka menginginkan solusi namun solusi mereka diambil dari dasar yang keliru, misalnya dari sejarah yang diada-adakan. Ada yang berdasarkan bangganya terhadap suku, atau yang lain. Solusi yang benar yang bagaimana? Tentu bukan dari hawa nafsu manusia yang bangga terhadap sukunya, atau sejarah yang ditafsirkan sesuai hawa nafsunya, dan sebagainya. Tetapi yang dari petunjuk sang maha pencipta dan maha pemelihara.
Allah SWT memberikan petunjuk bahwa ketidaksejahteraan suatu negeri adalah karena penduduknya mengingkari nikmat Allah, mereka menggunakan apa yang Allah anugrahkan bukan untuk taat kepadaNya. Allah SWT berfirman: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat (TQS. an Nahl: 112).
Ketidaksejahteraan suatu negeri juga bisa karena penduduknya mengimani sebagian petunjuk dan mengingkari sebagian yang lain sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: "Apakah kamu mempercayai sebagian kitab dan kamu kafir dengan yang sebagian ? Maka tidaklah ada ganjaran buat orang-orang yang berbuat demikian daripada kamu, melainkan kehinaan dalam kehidupan dunia ini, dan pada hari kiamat akan di kembalikan mereka kepada sesangat sangat azab. Dan tidaklah Allah lengah dari apa yang kamu kerjakan", (TQS. Al Baqarah:85).
Oleh karena itu wajib atas setiap muslim, taat kepada aturanNya dan menjadikan sebagai pedoman hidup, yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah, semua itu tidak akan berjalan tanpa diterapkankannya sistem Islam yang menjadikan masyarakat hidup dengan aman, damai dan sejahtera.