By : Messy
Iman itu ibarat HP. Yang bisa lowbat kapan saja. Maka perlu di charge setiap saat. Kapan perlu menyiapkan power bang sebagai amunisi. Sebab, ditakutkan HP yang bisa mati secara mendadak.
Begitu juga kita, senantiasa mencharger keimanan agar full setiap saat. Dengan menyediakan chager akidah dan power ibadah sebagai amunisi. Jika pun Allah ingin menjemput secara tiba-tiba. Kita selalu siap.
Jika fungsi utama HP untuk mempermudah komunikasi dan menyampaikan pesan antar sender dan receiver. Maka diperlukan jaringan yang selalu aktif terkoneksi dengan nirkabel.
Begitu juga kita, senantiasa berkomunikasi dengan Allah. Dia yang telah menyampaikan pesan untuk kita. Senantiasa taat dalam menjalankan perintah-Nya. Jika tak diikuti, kita tak akan selamat didunia maupun diakhirat.
Selain itu, HP juga memiliki fungsi mampu mengakses apa yang ada didunia dengan sentuhan ujung jari. Maka kita juga perlu mengakses seluruh aturan Ilahi yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah untuk diterapkan.
Catatan penting untuk para pengguna HP. Untuk senantiasa mengikuti aturan yang sudah dimuat dalam manual book. Sebab, pembuat dan penjual HP tidak mau bertanggungjawab atas segala kerusakan yang terjadi.
Begitu juga kita, wajib untuk menerapkan manual book yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Kalau kita serius takut mengalami kerusakan. Jika tak mau, jangan keras kepala kalau terjadi kerusakan dimana-dimana.
Apalagi menyalahkan Allah atas semua kerusakan yang terjadi. Bukankah sudah Allah ingatkan 14 abad yang lalu dalam QS Ar-Rum: 41. Bahwa kerusakan yang terjadi didarat dan dilaut sebagai akibat perbuatan manusia.
Ada 5 cara untuk mencharger iman agar aman, antar lain:
Pertama, membaca dan tadabbur (merenungkan atau memikirkan isi kandungan) Al Quranul Karim. Orang yang membaca, mentadabburi dan memperhatikan isi kandungan Al Quran akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang menjadikan imannya kuat dan bertambah.
Kedua, mengenal Al Asmaul Husna dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Al Quran dan As Sunnah yang menunjukkan kesempurnaan Allah secara mutlak dari berbagai segi.
Ketiga, memperhatikan sirah atau perjalanan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yakni dengan mengamati, memperhatikan dan mempelajari sirah beliau dan sifat-sifatnya yang baik serta perangainya yang mulia. Misalnya: berdakwah.
Keempat, mempraktikkan (mengamalkan) kebaikan-kebaikan agama Islam.
Kelima, membaca sirah atau perjalanan hidup Salafush Shalih. Yang dimaksud Salafush Shalih di sini adalah para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Adapun hal-hal yang dapat melemahkan iman seseorang adalah sebaliknya, di antaranya: Kebodohan terhadap syari’at Islam, lalai, lupa dan berpaling dari ketaatan, melakukan kemaksiatan dan dosa besar, mengikuti hawa nafsu dan sebagainya.
Mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa mencharger keimanan agar berkah hidup didunia dan diakhirat, dan dijauhkan dari kelemahan yang dipengaruhi oleh setan. Wallahul musta’an.
Tapan, 11 Januari 2020
#kompaknulis
#opey2020bersamarevowriter