Benarkah Orang Bodoh Itu Suka Ngeyel? (Part 1)

#Day23Part3



By: Messy Lena

Terbaru hasil penelitian membuktikan bahwa petuah "Tong kosong nyaring bunyinya" memang benar adanya. Penelitian yang di produksikan dalam artikel Nature menunjukkan hasil yang cukup mencengangkan, orang yang ngeyel sesungguhnya mempunyai ilmu yang secuil tentang pembahasan yang akan dikupas.

Menggunakan data poling dari Pew Research Center, para peneliti fokus pada subyek makanan yang dimodifikasi secara genetik. Makanan tersebut telah disepakati aman dikonsumsi serta menawarkan banyak manfaat bagi petani serta produsen makanan. Bahkan makanan yang dimodifikasi tersebut mendapat dukungan 88 persen ilmuwan.

Namun, Pew menemukan hanya 37 persen populasi di Amerika yang menganggap makanan tersebut aman. Peneliti kemudian meminta para partisipan menyusun peringkat pengetahuan mereka terhadap subyek tersebut serta menguji pengetahuan literasi mereka. Studi ini tak hanya menguji orang-orang dari Amerika saja melainkan juga dari Prancis dan Jerman.

Melansir laman New York Post, Minggu (20/1/2019), terbukti, individu yang menentang pendapat bahwa makanan tersebut aman dikonsumsi kerap tak sependapat dengan para ahli serta fakta-fakta ilmiah yang tersaji.

Para peneliti menyimpulkan, orang-orang tersebut menderita "illusion of knowledge" atau ilusi pengetahuan. Meski telah jelas bahwa opini ekstrem mereka berasal dari informasi kosong, mereka sangat yakin bahwa mereka paling benar.

Dalam Islam, setiap manusia Allah ciptakan dengan sebaik-baik bentuk. Allah menciptakan manusia dengan beragam potensi seperti akal, naluri dan kebutuhan jasmani. 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS At-Tin:4)

Tak ada manusia yang bodoh, yang ada manusia yang tak mau menggunakan akalnya untuk berpikir tentang kekuasaan Allah. Manusia seperti ini lebih hina dari binatang, seperti yang dikabarkan oleh Allah dalam Al-Qur'an.

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS Al-A'raf:179)

Lantas, bagaimana cara kita menghadapi orang bodoh yang suka ngeyel? Kita bisa meneladani sikap yang sudah dicontohkan oleh Imam Syafi'i. Imam Syafi’i adalah seorang Ulama besar yang banyak melakukan dialog dan pandai dalam berdebat dalam permasalahan agama.

Sampai-sampai Harun bin Sa’id berkata : “Seandainya Syafi’i berdebat untuk mempertahankan pendapat bahwa tiang yang pada aslinya terbuat dari besi adalah terbuat dari kayu niscaya dia akan menang, karena kepandaiannya dalam berdebat”. (Manaqib Aimmah Arbaah hlm. 109 oleh Ibnu Abdil Hadi).

Imam Syafi’i adalah seorang Ulama pembela sunnah, sehingga tentu saja pada waktu itu banyak orang sesat yang memusuhinya, karena celaan Imam Syafi’i terhadap kesesatan mereka.

Imam Syafi’i berkata :

يُخَاطِبُنِي السَّفِيْهُ بِكُلِّ قُبْحٍ

Orang jahil berbicara kepadaku dengan segenap kejelekan.

فَأَكْرَهُ أَنْ أَكُوْنَ لَهُ مُجِيْبًا

Akupun enggan untuk menjawabnya.

يَزِيْدُ سَفَاهَةً فَأَزِيْدُ حُلْمًا

Dia semakin bertambah kejahilan dan aku semakin bertambah kesabaran.

كَعُوْدٍ زَادَهُ الْإِحْرَاقُ طِيْبًا

Seperti gaharu dibakar, akan semakin menebar kewangian.

1. Tidak mau berdebat dengan orang bodoh

Hanya menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran untuk menghadapi orang bodoh. Terlebih lagi ketika mereka berdebat hanya mencari pembenaran bukan kebenaran. Hanya untuk menguji kesabaran kita. Alangkah lebih baik orang seperti itu tidak ditanggapi serius.

Walaupun Imam Syafi’i dikenal sebagai ahli debat, tapi Imam Syafi’i tidak mau apabila harus berdebat dengan orang-orang bodoh.

Imam Syafi’i berkata :

ﺍﺫَﺍ ﻧﻄَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻔِﻴْﻪُ ﻭَﺗُﺠِﻴْﺒُﻬُﻔَﺦٌﺮْﻳَ ﻣِﻦْ ﺍِﺟَﺎﺑَﺘِﻪِ ﺍﻟﺴُّﻜُﻮْﺕُ

Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi.

ﻓﺎِﻥْ ﻛَﻠِﻤَﺘَﻪُ ﻓَﺮَّﺟْﺖَ ﻋَﻨْﻬُﻮَﺍِﻥْ ﺧَﻠَّﻴْﺘُﻪُ ﻛَﻤَﺪًﺍ ﻳﻤُﻮْﺕُ

Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati.

ﻗﺎﻟُﻮْﺍ ﺳﻜَﺖَّ ﻭَﻗَﺪْ ﺧُﻮْﺻِﻤَﺖْ ﻗُﻠْﺖُ ﻟَﻬُﻤْﺎِﻥَّ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺏَ ﻟِﺒَﺎﺏِ ﺍﻟﺸَّﺮِ ﻣِﻔْﺘَﺎﺡُ

Apabila ada orang bertanya kepadaku, jika ditantang oleh musuh, apakah engkau diam ??

Jawabku kepadanya : Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya.

ﻭﺍﻟﺼﻤْﺖُ ﻋَﻦْ ﺟَﺎﻫِﻞٍ ﺃَﻭْ ﺃَﺣْﻤَﻖٍ ﺷَﺮَﻓٌﻮَﻓِﻴْﻪِ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﻟﺼﻮْﻥِ ﺍﻟْﻌِﺮْﺽِ ﺍِﺻْﻠَﺎﺡُ

Sikap diam terhadap orang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan.

Lalu Imam Syafi’i berkata :

ﻭﺍﻟﻜﻠﺐُ ﻳُﺨْﺴَﻰ ﻟﻌﻤْﺮِﻯْ ﻭَﻫُﻮَ ﻧَﺒَّﺎﺡُ

Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam ?? Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong ??

2. Sulitnya berdebat dengan orang bodoh

Berdebat (berdiskusi) dengan orang yang berilmu akan menuai solusi. Tapi, jika berdebat dengan orang bodoh hanya menjadikan masalah kian rumit. Bukan solusi yang didapatkan, malah akan menambah masalah yang baru.

Imam Syafi’i berkata :

“Aku mampu berhujah dengan 10 orang yang berilmu, tapi aku pasti kalah dengan seorang yang jahil, karena orang yang jahil itu tidak pernah faham landasan ilmu”.

3. Berdebat bukan untuk mencari kemenangan.

Jika berdebat hanya sebatas debat kusir lebih baik ditinggalkan. Karena tak menghasilkan kebaikan sedikitpun. Debat hanya akan dilakukan untuk mencari solusi dan kebenaran. Bukan mencari pihak yang menang atau pihak yang kalah. Karena debat bukan ajang untuk pertandingan.

Imam Syafi’i berkata :

مَا نَاظَرْتُ أَحَدًا قَطُّ عَلَى الْغَلَبَةِ

“Aku tidak pernah berdebat untuk mencari kemenangan”. (Tawali Ta’sis hlm.113 oleh Ibnu Hajar).

Imam Syafi'i berkata:
"Setiap kali berdebat dengan kelompok intelektual, aku selalu menang. Tapi anehnya, setiap kali berdebat dengan orang bodoh, aku tak berdaya."

Semoga kita dan orang-orang yang berada disekitar kita tidak termasuk orang yang bodoh dan Allah menjauhkan kita dari orang-orang yang berbuat demikian. Aamiin.

Bukittinggi, 23 Januari 2020

#kompaknulis
#opey2020bersamarevowriter

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak