Oleh: Suci Hardiana Idrus
Banjir 2020 atau genangan air diperkirakan masih terus terjadi, seiring hujan yang masih turun di sejumlah wilayah. Bagi warga yang tinggal di bantaran sungai atau wilayah dengan ketinggian minimal, banjir nyaris tak bisa dihindari. Dampaknyapun akan semakin meluas. Setiap hari pasti akan terdengar warga yang diungsikan ke sejumlah posko penanganan korban banjir. Bukan hanya itu saja, banjir serta longsor yang terjadi juga mulai menghambat aktivitas perekonomian maupun aktivitas umum lainnya, hal ini dikarenakan banyaknya jalan dan jembatan yang terputus dan mengakibatkan sejumlah wilayah terisolir.
Dilansir dari Tempo.co, Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menyebut dampak banjir bandang paling parah terjadi di kabupaten Lebak, Banten. Beliau membeberkan ada sejumlah kerusakan infrastruktur seperti jembatan, sekolah, hingga bergesernya aliran sungai ke perkampungan. (Selasa, 7 Januari 2020).
Melihat fenomena yang terjadi saat ini, tentu kita semua bahwa ini bukan fenomena yang pertama kali, akan tetapi seolah sudah menjadi agenda setiap tahun di negeri ini. Meski segala macam upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulanginya secara teknis, namun hasil masih tetap tak berubah. Dibutuhkan kerjasama berbagai pihak untuk menyelesaikannya, baik dari pemerintah terkait maupun dari masyarakat itu sendiri. Karena kesadaran masyarakat akan lingkungan pun berperan sangat besar untuk menyelesaikan masalah.
Terkait masalah penanganan banjir, banyak hal yang menjadi penyebabnya sebut saja beberapa faktor dibawah ini :
1. faktor alam, adanya curah hujan tinggi
2. faktor manusia, adanya penggundulan hutan, buang sampah sembarang,
3. pengelolaan tata ruang, banyaknya pembangunan yang mengurangi daerah resapan air.
Dalam mengatasi sebuah masalah kita perlu menganalisa apa yang menjadi penyebabnya. Apakah itu memang murni faktor alam ataukah kesalahan dari tangan-tangan manusia itu sendiri. Mengadopsi sistem Khilafah Islamiyah banyak hal yang perlu diketahui terkait dengan penanganan masalah banjir, dalam khilafah kedudukan Kholifah adalah sebagai pelayan umat dalam seluruh aspek kehidupan.
Kholifah akan melakukan pencegahan di antaranya:
1. pembuatan master plan
2. memetakan daerah-daerah rawan banjir dan membangun kanal
3. membangun bendungan-bendungan, sungai buatan untuk mengurangi volume air
4. adanya tausiyah dari ulama tentang pentingnya menjaga kebersihan,
5. khilafah akan memberikan sanksi bagi perusak lingkungan.
Mari renungi dari hati, bukankah setiap kejadianyang buruk apapun itu datangnya adalah dari tangan manusia itu sendiri. Semakin jauhnya kita dari syari’atNYA semakin mendekatkan kita dari banyak bencana yang tidak terduga.
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
(QS. Ar-Rum : 41)
WAllahu’alam bishowab