Oleh : Neno Salsabillah
Memasuki awal tahun 2020, banjir mengepung sejumlah wilayah di Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Lebak banten dengan tinggi air bervariasi pada Rabu (1/1/2020) pagi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, banjir disebabkan oleh curah hujan tinggi alias cuaca ekstrem. Kepala BNPB Doni Monardo menyebut, hujan tahun baru kali ini sangat ekstrem dibanding hujan yang menyebabkan banjir dalam 24 tahun terakhir. BNPB juga memetakan ada 169 titik banjir yang terjadi di Jabodetabek. Wilayah yang paling banyak terdampak yakni kota Bekasi dan Jakarta Selatan.
Kapusdatinkom BNPB, Agus Wibowo, memaparkan ada 97 titik banjir yang ditemukan di Jawa Barat dan 63 titik di provinsi DKI Jakarta. Sisanya, sebut Agus ditemukan di Banten sebanyak 9 titik.
Kepala BNPB Doni Monardo juga mengatakan terkait data yang dikutip dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan ekstrem ini melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara sehingga menyebabkan banjir besar yang merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali.
"Hujan kali ini, bukan hujan biasa," ujar Doni dalam siaran tertulis BNPB, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, masih mengutip data BMKG, intensitas hujan yang terjadi ketika banjir besar tidak pernah seperti awal 2020 ini. Pada 1996, banjir disebabkan oleh curah hujan berintensitas 216 mm/hari. Pada 2002, oleh hujan berintensitas 168 mm/hari.
Sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan, sebagian jalan di Jakarta masih belum bisa dilalui oleh kendaraan hingga pagi ini. Ini lantaran jalan tersebut masih tergenang banjir. Beberapa SPBU juga tidak beroperasi, selain itu PT PLN juga memadamkan 124 gardu listrik di wilayah Kabupaten Lebak, Banten imbas banjir dan longsor di kawasan tersebut, Rabu (1/1/2020). Pemadam listrik juga dilakukan guna mengantisipasi terjadinya korsleting serta demi keamanan warga.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak ini mencatat ada 5 orang yang tewas karena banjir bandang. Dua korban di antaranya masih dalam pencarian.
"Korban jiwa pertama dari Kecamatan Lebak Gedong 5 orang meninggal, tiga dievakuasi, dua masih hilang," kata Kepala BPBD Lebak Kaprawi kepada wartawan di Rangkasbitung, Rabu (1/1/2020).
Pemerintah setempat dan warga mulai membangun posko-posko dan dapur darurat bagi para korban banjir. Karena hingga pagi ini selasa 2 Januari 2020 masih banyak rumah warga yang tergenang air dan juga banyak warga yang kehilangan rumahnya akibat terbawa arus banjir.
Banjir yang melanda di awal tahun ini merupakan banjir yang kesekian kalinya yang terjadi di berbagai daerah, hingga hari ini masalah banjir belum bisa terselesaikan pasalnya kebiasaan buruk warga yang membuang sampah sembarangan belum lagi semakin banyak pembangunan infrastruktur di mana-mana yang mengakibatkan hutan-hutan yang berfungsi untuk menyerap air banyak yang ditebangi.
Terlepas dari kondisi alam yang menyebabkan banjir, ada sisi yang paling penting untuk kita pahami dan muhasabah diri dari berbagai peristiwa yang terjadi di negri ini bukan hanya banjir tapi fenomena alam lainnya seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan berbagai musibah lainnya.
Pernahkah kita berfikir, bahwa ini adalah teguran dari Allah SWT karena kemaksiatan yang sudah begitu banyak dilakukan. Mulai dari aktivitas perayaan tahun baru yang tidak ada dalam ajaran Islam, belum lagi kemaksiatan yang di fasilitasi sehingga sex bebas semakin mudah, riba yang terus berkembang dalam bermuamalah belum lagi korupsi dan kedzoliman pemerintah kepada rakyatnya yang terus menerus tanpa bisa mengayomi dengan baik seperti janjinya yang disumpah dengan Al quran.
Belum lagi sistem sekulerisme yang menjadi akar permasalah dari semua problematika umat ini masih terus dipertahankan oleh orang-orang yang benci terhadap Islam. Padahal jika kita mengkaji lebih dalam bagaimana gambaran sistem pemerintahan Islam itu adil tidak buruk dan menakutkan seperti yang digembor-gemborkan oleh barat kafir. Mereka mengatakan bahwa Islam itu radikal, teroris dan sebutan extrim lainnya sehingga umat islam sendiri menjadi takut dan menggiring opini terkait islam phobia ke tengah-tengah umat.
Kini sudah saatnya pemimpin negeri ini, yang merupakan negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia, menata dan mengelola negara dengan sistem yang adil dan sempurna yaitu sistem Islam, yang berasal dari Allah SWT yang maha adil dan maha sempurna. Termasuk di dalamnya penanganan bencana alam yang sedang marak menerpa negeri kita ini. Hentikan kesombongan kalian, yang telah kalian lakukan: memfitnah ajaran Islam (Khilafah Islam), mengkriminalisasi ulama’, mencabut legalitas ormas yang memperjuangkannya, menuduh penyeru Khilafah dengan lebel yang negatif, dan membubarkan acara dakwah. Teladanilah sistem Islam (Khilafah Islam) di masa lalu dalam mengurus dan mengelola negara dengan adil dan memanusiakan manusia.
Sebagai salah satu bukti otentik keunggulan sistem Islam, Khilafah Islamiyah di masa lalu dalam menyiapkan segala-sesuatunya dalam menghadapi bencana. Pada masa kekhilafahan Turki Utsmani, Sultan Ahmed, mempunyai seorang arsitek yang fenomenal (bernama Sinan), yang menerapkan kebijakan untuk menangkal gempa, seluruh warga negara harus membangun gedung-gedung tahan gempa. Termasuk membangun masjid “Sultan Ahmed” dengan konstruksi beton bertulang yang sangat kokoh serta pola-pola lengkung berjenjang yang dapat membagi dan menyalurkan beban secara merata. Semua masjid yang dibangunnya juga diletakkan pada tanah yang menurut penelitian saat itu cukup stabil. Gempa bumi berkekuatan di atas 8 Skala Richter yang terjadi di kemudian hari, terbukti tak membuat dampak sedikitpun pada masjid itu, sekalipun banyak gedung modern di Istambul yang justru roboh.
Oleh karenanya kita sebagai umat Islam tidak boleh lelah untuk selalu mengingatkan penguasa di negeri ini untuk kembali kepada aturan Allah SWT, untuk menerapkan syariat Islam secara komprehensif dalam segala bidang. Sebagaimana peringatan Allah SWT, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (TQS. Al-A’raf : 96). Wahai Penguasa! Sadarlah dan perhatikanlah peringatan Allah SWT tersebut. Wallahu a’lam.