#Day21Part3
By : Messy
Sahabat pejuang karya, setiap orang pasti menginginkan untuk melahirkan sebuah karya. Berkarya tidak harus selalu gemilang dan sempurna, memukau mata manusia dan terkenal dimana-mana. Sebab, jika ekspetasi tak sesuai dengan realita khawatir nanti kecewa.
Berkarya juga tidak harus pada even tertentu saja. Tak perlu juga mengharapkan apresiasi yang diberikan manusia. Sebab, jika harapan tak sesuai dengan fakta khawatir nanti terluka.
Karya adalah suatu hasil ide dari manusia yg diciptakan berupa barang atau gamabaran suatu benda. Kapanpun dan dimanapun kita bisa secara leluasa untuk berkarya. Jangan pernah lelah untuk menghasilkan karya yang berdaya guna.
Sungguh beruntung sahabat pejuang karya. Yang menjadikan karya sebagai sarana untuk menebar manfaat untuk sesama. Insya Allah akan berbuah surga jika dilakukan karena Allah Ta'ala. Lantas, karya istimewa apa yang sudah kita rancang dengan sempurna?
Bukan perkara yang mudah untuk menuangkan ide dalam sebuah karya. Banyak kendala yang siap berjaga. Maka perlu sahabat pejuang karya untuk selalu berusaha dalam menaklukkan kendala yang ada.
Siapapun bisa berkarya dengan memakai alat apa saja. Hasilnya adalah sebuah seni dan kreatifitas yang sempurna. Ada 4 tips untuk siapa saja yang ingin memulai untuk berkarya, antara lain:
1. Kreatifitas datang dari keterbatasan
Bagaimanapun apabila kita ingin berkarya namun peralatan yang ada terbatas, selalu ingat pada fakta yang satu ini. Apa yang ada disekitar kita itu penting. Bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Hal yang hebat sebetulnya datang dari beberapa keterbatasan yang dialami.
Keinginan untuk membuat sesuatu telah mengubah tingkat usaha dan tindakan seseorang. Keinginan yang kuat untuk membuat sebuah karya telah membuat seseorang menjadi lebih aktif. Dan keterbatasan pun bukan lagi menjadi masalah.
2. Membuat karya yang banyak
Tidak peduli bagus ataupun jelek. Yang paling penting kita harus bisa menyelesaikan sebuah karya. Selanjutnya beberapa karya lagi dan lagi. Apabila kita konsisten membuat karya setiap hari atau paling tidak seminggu sekali. Mungkin dalam beberapa bulan kita akan bangga dengan hasil karya kita sendiri. Bukan tidak mungkin pula.
3. Bersabar
Sebuah karya yang bagus membutuhkan banyak waktu untuk berkembang. Jadi kita tidak bisa langsung menghasilkan progres yang banyak. Aturannya apabila kita menghabiskan waktu kita untuk satu bidang selama 5 tahun. Maka kita akan terwujud untuk menjadi masternya bidang tersebut
Namun melakukannya dengan baik itu tidak mudah. 5 tahun adalah waktu yang lama sekali. Beberapa dari kita mungkin sudah menyerah dibulan ke 4 atau ke 6. Bahkan satu tahun itu masihlah kecil nilainya. Orang yang sukses adalah yang paling konsisten dan paling sabar menjalani usahanya.
4. Mulai saja dan jangan dengarkan omongan serta komentar orang lain
Apabila kita ingin menjadi fotografi yang handal. Dan kita hanya memiliki kamera smartphone saja, cobalah untuk membuat sebuah foto dengan kamera yang ada di smartphone tersebut.
Jangan dipikirkan apabila gambar kita nantinya jelek dimata orang lain. mungkin akan ada banyak komentar-komentar miring di luaran sana. Menganggapnya itu tidak terjadi adalah hal yang baik. Memikirkan konten buruk tidaklah ada gunanya. hal ini menutup kita untuk membuka karya dan membuat karya yang baru lagi.
Setiap kita Allah anugerahkan potensi yang berbeda-beda. Jangan paksa diri kita untuk menjadi orang lain. Kenali potensi kita secara mendasar hingga ke akarnya. Berdayakan potensi yang kita punya.
1. Kenali aktivitas favorit
Kita bisa mengenali potensi diri kita dari aktivitas yang sering dan hobi kita lakukan. Misalnya sejak kecil kita suka sekali membaca buku sejarah, maka kita bisa saja mencari bidang pekerjaan dan bidang ilmu yang berkaitan dengan sejarah.
2. Cari tahu kepandaian kita
Mencari tahu kepandaian apa yang kita miliki merupakan salah satu cara untuk bisa mengetahui potensi diri yang ada dalam diri sendiri.
3. Bertanya pada orang lain
Melihat potensi diri memang tidaklah mudah, dimana kita harus bisa menilai dengan baik siapa diri kitaa dan apa potensi yang ada dalam diri kita. Tetapi jika kita merasa kesulitan, cobalah minta bantuan kepada teman, keluarga atau orang terdekat yang sering bersama kita dan tahu akan diri kita secara seluruhnya.
Apapun potensi yang kita punya, pastikan menuai manfaat untuk semua manusia. Ciptakanlah sebuah karya yang luar biasa. Setiap kita istimewa, tapi kita mau istimewa dimata manusia atau istimewa dimata Allah?
Jika kita menginginkan istimewa dimata Allah, karya istimewa apa yang sudah kita persembahkan untuk Islam? Sudahkah kita mempersembahkan seluruh yang kita punya untuk Allah semata tanpa menyisakan apapun layaknya yang telah dilakukan oleh Abu Bakar.
Atau seperti yang dilakukan oleh Umar bin Khattab yang menyedekahkan sebagian hartanya di jalan dakwah. Sudahkah kita memberikan semua yang kita punya untuk Allah semata? Jika belum, karya istimewa apa yang sudah kita persembahkan untuk Islam?
Umar bin Khattab menjelaskan, “Suatu hari Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam memerintahkan kami untuk berinfak dan aku tunaikan perintahnya. Aku berkata, ‘Hari ini aku mendahului Abu Bakar Ash- Shiddiq.’ kemudian aku datang kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dengan membawa setengah hartaku sebagai sedekah. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda ‘Apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?’ Aku menjawab ‘Setengahnya.’ Kemudian Abu Bakr datang membawa seluruh hartanya sebagai sedekah. Rasulullah bertanya kepadanya ‘Apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?’ ia menjawab ‘Aku sisakan Allah Subhanahu wa ta’ala dan RasulNya.’ Kemudian aku berkata ‘Aku tidak mampu melampauimu selamanya” (HR. At-Tirmidzi)
Jika kita masih berpikir dua kali untuk mengorbankan apa yang kita punya untuk kepentingan Islam. Jika kita belum totalitas dalam dakwah. Pantaskah kita mendapatkan surga-Nya? Pantaskah kita digelari pejuang Islam?
Sungguh, apa yang kita harapkan tak sesuai dengan apa yang kita berikan untuk Allah dan Rasulullah. Dalam dakwah kita masih minimalis tapi mengharapkan surga-Nya. Apa yang sudah kita persembahkan untuk Islam? Sudahkah kita tunduk terhadap aturan Allah secara kaffah?
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. Al-Taubah: 111)
Bukittinggi, 21 Januari 2020
#kompaknulis
#opey2020bersamarevowriter