Oleh : Melitasari
Pada tanggal 30 Maret 1432 Di kota Erdine terlahir seorang bayi Laki-laki yang diberi nama Muhamad II, ibunya bernama Huma Hatun dan ayahnya adalah Sultan Murad II yang menaruh perhatian besar padanya bahwa kelak anaknya akan menjadi seorang penakluk Konstantinopel sebagimana yang disabdakan oleh Rasulullahﷺ.
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata, Saat kami dengan menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka, Rasulullahﷺ menjawab, Kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel. (HR Ahmad).
Dalam sebuah kesempatan yang lain, Rasulullahﷺ bersabda, Konstantinopel benar-benar akan ditaklukkan. Sebaik-baik amir (khalifah) adalah amir (khalifah) yang memimpin penaklukkannya dan sebaik-baik tentara adalah tentara yang menaklukkannya.” (HR Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim).
Yakin akan ditaklukkannya Konstantinopel oleh seorang panglima terbaik maka sedari kecil Muhamad II bin Murad telah dididik untuk menjadi seorang ksatria yang tangguh, pandai berperang, hafal Al-Qur'an dan sejak kanak-kanan telah ditanamkan dalam dirinya bahwa dialah yang akan menjadi panglima terbaik itu.
Di usianya yang masih muda Muhammad II atau disebut juga Muhamad al-Fatih telah menguasai berbagai macam strategi perang, ilmu kemiliteran dunia, politik, dan tidak pernah meninggalkan sholat wajib, serta ibadah Nafilah lainnya. Di siang harinya ia terus memantaskan dan melayakan diri sebagai panglima yang diramalkan nabi tersebut, dan di malam harinya ia meminta kepada Allah agar berkenan menjadikannya panglima terbaik itu.
Bisyaroh Rasulullahﷺ tentang penaklukan konstantinopel memantik begitu besar ghirah para pemimpin kaum muslimin untuk merealisasikan kabar gembira tersebut, dari mulai masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan (668-669 M). Namun karena kuatnya pertahanan musuh, pasukan Islam yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah, belum mampu menaklukkan kota tersebut. Saat pengepungan ini, salah seorang Sahabat Nabi, Abu Ayyub Al Anshari wafat lalu Beliau dimakamkan di dekat dinding Konstantinopel sesuai wasiatnya.
Hal ini terus berlanjut hingga pada masa kerajaan-kerjaan kecil di Asia timur terutama kerajaan Saljuk yang dipimpin oleh Alip Arselan sampai ke generasi Daulah Turki Utsmaniyah pada pemerintahan, Bayazid I (795-803 H/ 1393-1401 M) dan Sultan Murad II (1422 M). Namun benteng konstantinopel masih begitu angkuh untuk ditaklukkan oleh kaum muslimin .
Hingga pada akhirnya kabar gembira Rasulullahﷺ tentang penaklukan kota Konstantinopel teralisir di tangan Muhamad al-Fatih pada 20 Jumadil Ula 857 H (29 Mei 1435). Dengan strategi perang yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Muhamad Al-fatih mempersiapkan sebaik-baik pasukan seperti yang disabdakan Rasulullah, selain memperkuat pelatihan pasukan dengan berbagai seni tempur Muhamad Al-fatih juga menanamkan nilai-nilai tauhid dan keislaman pada pasukannya sehingga mereka memiliki ruh jihad yang kuat.
Dengan keseriusan dan kesungguhan al-Fatih dan pasukannya serta atas izin Allah 72 kapal pagi hari telah berbaris di selat tanduk tepat di depan Benteng konstantinopel, membuat semua penduduknya ketakutan dan berkata bahwa saat itu "Konstantinopel is Over". Akhirnya pada 20 Jumadil Ula 857 H (29 Mei 1453) Konstantinopel ditaklukkan oleh pemimpin dan pasukan terbaik seperti yang dijanjikan Rasulullah .
Muhamad Al-fatih telah membuktikan bahwa Bisyarah Rasulullah ﷺ adalah benar, dari sejak Bisyarah tersebut dikatakan telah banyak dari kalangan kaum muslimin yang coba merealisasikan nya namun baru terealisasi pada 857 H oleh kepemimpinan Sultan Mehmed II. Selain Bisyarah tentang ditaklukkan nya konstantinopel maka akan ditaklukan juga kota temannya yaitu Roma dan ini bukanlah mimpi melainkan janji yang pasti terjadi.
Sebagaimana Muhamad Al-fatih yang dipersiapkan ayahnya Sultan Murad II untuk mewujudkan Bisyarah Rasulullah menaklukan Konstantinopel, beliau dididik, dibina dan ditanamkan nilai-nilai tauhid dan keislaman pada dirinya sejak kanak-kanak sehingga dia pantas dijuluki panglima terbaik seperti yang diramalkan Rasulullah,. Maka penting bagi kita berkaca bahwa seorang panglima terbaik tidak terlahir dengan sendirinya, ada peran orang tua dalam menghadirkan sosok tersebut.
Orang tua patut memberikan perhatian lebih pada anak-anaknya perihal ilmu agama, pengetahuan, sejarah dan memahamkan nilai-nilai ketakwaan dalam dirinya sejak kecil agar kelak mereka menjadi generasi-generasi terbaik yang dapat merealisasikan Bisyarah Rasulullah sebagai panglima/pasukan terbaik penakluk kota Roma. Kendatipun demikian seorang anak adalah cermin orang tuanya, jangan sampai mereka lupa diri generasi terbaik hanya terlahir dari pribadi yang baik pula. Maka penting untuk selalu berusaha menjadi lebih baik.
Selain kabar gembira Rasulullah ﷺ akan ditaklukannya kota Roma, juga adalah tentang akan tegaknya kembali Khilafah sesuai manhadz kenabian, sebagaimana ditaklukkan nya konstantinopel oleh pasukan terbaik, maka diperlukan pasukan terbaik pula untuk menaklukkan kota temannya Roma, dan sangat tidak mungkin pasukan itu terbentuk jika umat Islam masih tercerai berai, tersekat nasionalisme atas nama bangsa.
Umat Islam harus ada dibawah satu komando yaitu komando seorang Khalifah, dalam sebuah daulah Islam yaitu Khilafah. Dengan demikian umat Islam akan bersatu dalam satu kekuatan yang akan mengoyak kekuatan musuh, mengumpulkan pasukan-pasukan terbaik, yang serius dan bersungguh-sungguh untuk mewujudkan Bisyarah Rasulullah tentang penaklukan kota Roma.
Bukan tugas kita menentukan kapan semua itu terjadi, tugas kita hanyalah mepersiapkan diri dan generasi yang layak digelari pasukan terbaik yang akan membebaskan kota Roma, bukan tidak mungkin semua itu terjadi hanya dibarisan manakah kita akan berdiri? Sedangkan ada ataupun tidak ada nya kita dalam barisan ini Bisyarah Rasulullah pasti terjadi janji Allah adalah pasti, Allah hanya ingin melihat sejauhmana kita serius dalam mewujudkan nya WalLahu 'Alam Bishowab.