Oleh: Dwi
Tahun 2020 datang menyambut pemerintahan baru hasil pemilu yang terbaru. Kepala negara kita tetap pak Jokowi dan sebagian kabinetnya adalah muka lama. Pertanyaannya adakah yang bisa diharapkan dari rezim baru ini lima tahun ke depan? apakah Indonesia akan semakin baik? ataukah sebaliknya makin buruk? jika makin baik, apa indikasinya? jika makin buruk apa pula indikasinya apa pula akar masalahnya? yang lebih penting bagaimana solusinya menurut islam?
Kita tentu berharap dengan kabinet yang baru ini, masa depan kita ke depan menjadi lebih baik. Namun, harapan ini agaknya tidak mudah dipenuhi. Karena belum kerja apa-apa mereka sudah menimbulkan kegaduhan akibat pernyataan dan langkah-langkah yang kontroversial.
Di beberapa kementrian, utamanya di Kementrian Agama, tanpa latar belakang yang jelas tiba-tiba persoalan radikalisme dijadikan sebagai isu utama. Seolah-olah inilah persoalan yang mendesak harus segera diatasi. Ketika itu dijadikan isu, lalu diambil tindakan, maka siapa yang kira-kira bakal dihadapi atau bahkan bakal menjadi korban? tentu umat Islam, kalau begini keadaannya, bagaimana kita bisa berharap 5 tahun ke depan hidup kita makin terang? banyak pengamat mengatakan, Indonesia saat ini berada dalam kuasa Oligarki Politik.
Dominasi oligarki partai dan pengusaha dalam kekuasaan saat ini demikian kuatnya sehingga akibatnya ketika Presiden menyusun kabinet, dia tidak bisa lepas dari kepentingan mereka. Proses pelemahan KPK juga tidak lepas dari Oligarki Politik. Jadi ke depan yang terjadi sangat mungkin korupsi makin aman dilakukan karena dilindungi oleh Oligarki tadi.
Implikasi lanjutannya akan sangat jauh dan serius ketika kekuatan koruptif oligarki makin besar, negeri ini makin jauh dikendalikan oleh kuasa jahat. Regulasi dan kebijakan akan makin cenderung melayani oligarki itu dan menjauh dari keadilan dan keberpihakannya kepada kepentingan rakyat. Rakyat pasti akan semakin menderita.
Tampaknya radikalisme menjadi semacam program maskot kabinet sekarang ini. Terbukti setidaknya ada 4 atau bahkan 5 kementrian (Kemenag, Kemendagri, Kemenpolhukam, Kemen PAN/RB) di kesempatan pertama langsung bicara soal radikalisme.
Bagaimana bisa mengatakan bahwa kita saat ini tengah menghadapi apa yang mereka sebut darurat radikalisme? mestinya dikatakan bahwa saat ini tengah berada dalam darurat korupsi, darurat kemiskinan, darurat pornografi, pornoaksi dan LGBT serta darurat separatisme ini lebih faktual.
Saat ini islam (politik) sedang dalam proses kebangkitan. Fenomena aksi 411, 212 dan lainnya adalah tanda nyata kebangkitan itu, sehingga para pembenci islam berusaha menghambatnya, kalau tidak bisa dihentikan dengan cara mendiskreditkan islam melalui aneka julukan atau label-label seperti radikalisme, fundamentalisme, monsterisasi dengan menggambarkan seolah-olah semua orang atau kelompok Islam yang menolak sekularisme, liberalisme, kapitalisme termasuk komunisme dan dominasi asing dan aseng mereka dianggap membahayakan mengancam dan merusak negara sehingga umat islam juga umat selain Islam menjadi takut dan menjauh dari Islam.
Pencitraan negatif tentang syariah kaffah dan para pengembannya dengan julukan paham radikal, anti kebhinekaan, meresahkan masyarakat, memecah belah bangsa bahkan menghancurkan negara terus dibombardirkan. Dengan demikian citra syariah kaffah sebagai ajaran yang bakal memberikan solusi atau problematik yang ada, juga akan mewujudkan kebaikan bagi bangsa dan negara ini (Rahmatan lil aalamin) tenggelam berganti menjadi ketakutan dan permusuhan terhadapnya serta menumbuhkan islamphobia itulah yang mereka inginkan.
Yang sebenarnya saat ini kita menghadapi dua persoalan pokok yang sangat pelik, yakni pemimpin yang lemah dan sistem yang buruk Oligarki Politik yang ditopang oleh pemilik modal telah melahirkan pemimpin yang lemah maka berkuasalah oligarki politik itu .
Oligarki Politik itu sendiri timbul karena buruknya sistem-sistem sekular liberal telah membuka peluang para pemilik modal untuk mencengkram kekuatan politik yang ada melalui kuasa modalnya.
Dua persoalan pokok ini sangat membahayakan masa depan negeri ini. Beban kehidupan rakyat makin berat dengan naiknya berbagai tarif dan pengurangan subsidi ketidak adilan, hukum ekonomi dan politik makin menjadi-jadi.
Sikap umat islam dalam menapaki 5 tahun ke depan tidak bisa tidak harus menghadirkan pemimpin yang baik dan sistem yang baik, melalui kepemimpinan yang baik dan peraturan yang bersumber dari zat yang maha baik. Problematika yang dihadapi negeri ini akan bisa teratasi dengan baik tentu karena Allah Swt memang menetapkan islam dengan aturannya itu sebagai jalan atau cara untuk kita menyelesaikan berbagai persoalan itu dengan sebaik-baiknya.
Dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al A’raf ayat 96 yang artinya, "jika penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa, maka Allah akan membuka pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi ".
Jadi dengan pemimpin yang baik dan aturan yang baik InsyaAllah berkah akan didapat, saat itulah, gelap akan berlalu, kehidupan yang terang menjelang, InsyaAllah . Wallahu'alam bish shawab
Tags
Opini